Dengan keadaan yang sepertinya begitu memaksa, Galuh mulai menggenggamkan tangan dan mencoba menyampaikanisi hati nuraninya.
“Golongan darah aku O, biar aku saja yang donorin darah. Ayo cepet temuin dokter sebelum terjadi apa-apa”. Ucap Galuh dengan tegasnya.
“Galuh…”. Ve pun mendongakkan kepalanya.Seketika semua teman disekelilingnyamelihat ke arah Galuh.
“Galuh… Apa yang kamu pikirkan sebenarnya sih?”. Gumam Nabilah.
“Ayo kita cari dokter”. Tukas Galuh sembari menuju ruang dokter.
Galuh, Ve dan Ezra pergi ke ruang dokter untuk membicarakan masalah transplantasi darah itu.
“Permisi dokter, saya mau bicara sebentar”. Ucap Galuh.
“Mari silahkan duduk”
.“Ada apa mas?”.
“Dok, saya mau mendonorkan darah saya untuk kakaknya Ve. Golongan darah saya O, saya dengar golongan darah kakaknya Ve juga O”. Tutur Galuh.
“Ya benar, baiklah jika anda bersedia maka proses transplantasi darah akan segera kami lakukan”.Galuh pun mengikuti dokter menuju ruang IGD dimana tempat Sendy di rawat.
Nabilah dan Sisil juga ikut masuk ke dalam ruangan.
“Ya Tuhan, semoga aja prosesnya lancar”. Ucap Ve lirih sambilmenggenggam kedua tangannya.
“Kita berdoa aja Ve, semoga nggak kejadian apa-apa”. Sahut Era.
Ve pun tak mampu membendung air mata dan menangis memeluk Ezra erat-erat.Saat bersamaan, Yupi datang bersama Anan dan Muhan. Mereka bermaksud ikut menjenguk Ve sekalian Yupi menjemput Ezra.Sontak Yupi pun melehat mereka berdua disaat berpelukan, hal itulah yang menjadikan Yupi kaget.
“Ezra…”. Yupi mengintip dari samping tembok.
“Ternyata ini yang kamu berikan sama aku buat hari ulang tahunku”. Yupi pun pergi meninggalkan tempat itu.
Anan dan Muhan yang menyusul dari belakang pun dilewatinyatanpa Yupi berkata apapun.
“Eh Yupi, mau kemana?”. Teriak Anan.
“Apa bener ya dia marah gara-gara tadi?”. Gumam Muhan.
*Flashback*
Sebelum mereka bertiga sampai ke rumah sakit, mereka sempat berhenti sejenak di taman. Karena waktu itu mobilnya Anan mengalami masalah.
“Aduhhh… gimana nih, mana lupa gak bawa kunci baut”. Gumam Anan.
“Ayo dong, gimana nih Anan”. Gerutu Yupi.
“Santai aja Yup, kita kan bisa naik taksi”. Sahut Muhan.
“Hummbb…”. Yupi menggembungkan pipi dan melipat kedua tangannya.
*Haaacchuu..*Yupi mulai bersin.
“Kamu sakit Yup?”. Tanya Muhan.
“Iya, aku agak batuk”. Jawab Yupi.Dia melihat sesuatu yang sepertinya menurutnya sangat menyenangkan baginya.
“Arumanis…..”. Teriaknya sembari menunjuk lurus ke depan.
“Temen-temen, aku beliin…. Kalian kan belum ngado hadiah ultahku”
“Katanya batuk, jangan makan gula”. Sahut Anan.
“Nan, taksi noh”. Ucap Muhan sembari menghentikan laju taksi.
“Ayo cepetan naik, kasihan Ve tuh butuh bantuan”. Anan pun menggelendeng tangan Yupi masuk ke taksi.
*Flashback off*
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Dan Pengorbanan
FanfictionCinta? Mungkin bagi setiap orang cinta adalah sebuah alasan untuk saling mengasihi, Dan setiap orang yang kita cintai atau pun yang mencintai kita tak hanya mengharapkan sebuah kata kata cinta yang keluar dari mulut. Namun memerlukan sebuah bukti. P...