Part 4

430 14 0
                                    

Tanpa terasa 5 hari pun berlalu, saat itulah penerimaan raport tiba.

Semua murid didampingi orang tuanya untuk mengambil raport, Muhan bersama ibunya, Anan bersama Ayahnya, David bersama kakek, paman, bahkan ayah dan ibunya, Ezra bersama Kakaknya, Naomi bersama ibunya, Ayana bersama Ayahnya, Yupi bersama ibunya, Nabilah juga bersama ibunya mewakili orang tua Galuh.
Murid yang lain pun juga bersama ortunya, terkecali Ve yang terlihat diam merenung disaat semua murid sedang didampingi orang tuanya.
Semenjak ayahnya meninggal, Ve sudah seperti anak ayam yang terpisah dari induknya.
Seakan-akan ibunya tidak memperhatikan dia sama sekali, hanya uang saku dan merapikan pakaian yang sering ibunya lakukan padanya.
Urusan dengan perkantoran seakan-akan membuat Ve jauh dari ibunya, sedangkan dia sibuk sebagai pelajar dan syuting tiap malam.

"Ayo Nak, buat kami bangga". Tutur kakeknya David.

"Anak papa sama mama harus pinter". Sahut Galuh sembari berjalan melintas.

David pun hanya tersenyum sembari menahan malu, seakan-akan dia merasa seperti anak TK.

"Apa kabar tante?". Sembari Galuh cium tangan.

"Eh.. Galuh. Tante sehat kok, Melody mana kok gak kesini?". Balas ibunya Nabilah.

"Kakak lagi kerja, nungguin butik". Balas Galuh sembari duduk di samping Nabilah.

"Ooo gitu, eh katanya besok kalian mau liburan ke Bali ya?". Tanya ibunya Nabilah.

"Iya tante, tapi tante ijinin Nabilah ikutan kan?". Tanya Galuh.

"Ya tante ijinin lah, kan perginya sama kamu pacarnya Nabilah calon menantu tante". Balasnya.

"Asikk... Ntar mama aku beliin property bagus deh pokoknya.

Aku udah liat-liat di majalah ada bagus-bagus loh...". Sahut Nabilah sembari bersandar di pundak Galuh.

"Iya-iya, yang penting kamu di Bali sama Galuh seneng mama juga ikut seneng kok". Tutur ibunya Nabilah.

Melihat semua murid asik bercanda juga orang tua mereka yang ada juga yang bernostalgia, Ve hanya diam duduk dengan tatapan putus asa seakan rindu kasih saying orang tua.

"Ve, orang tua kamu mana?". Tanya Galuh seolah-olah tak mempedulikan kesombongan Ve yang dulu dilontarkan padanya.

"Ng... nggak.... Mereka nggak kesini..". Balas Ve dengan agak gugup.

"Kok kamu gugup gitu jawabnya?". Tanya Galuh membuat Ve semakin bingung harus menjawab apa.

"Nggak aku gak kenapa-napa kok, bukan urusan kamu juga kan?". Balas Ve.

"Iya udah deh kalo gitu, tapi kalo butuh apa-apa bilang ama temen-temen ya". Balas Galuh sembari pergi meninggalkannya.

"Eh tunggu..". Sahut Ve namun Galuh terlanjur sudah jauh hingga dia tidak dengar.

"Aduh Ve.... Kenapa sih kamu cuekin dia, padahal kan kamu bisa minta bantuan sama dia buat ambilin raport". Pikir Ve.

"Gak apa-apa lah, aku juga bisa ngurusin semuanya sendiri". Dia pun mengabaikan Galuh dan percaya akan dirinya bisa melakukan semuanya sendiri.

Jam 10 pagi.
Wali kelas XI Ipa 1 pun masuk, semua orang tua murid juga sudah duduk di kursi masing-masing.Semua murid menunggu diluar, terlihat David agak cemas sebab hamper sekeluarganya datang ke sekolah, Ezra duduk di depan kelas bersama Yupi, Faqih, Muhan, Anan seperti biasa mangkal di kantin.
Sementara Galuh bersama Nabilah sedang asyik berduaan di bawah pohon.Sementara itu Dani yang sedang duduk di depan taman sekolah sepertinya tengah bimbang karena setelah tes dia beberapa hari melihat Ayana. Memang waktu classmeeting Ayana sering tidak masuk dan beredar rumor dia akan pindah sekolah.

Cinta Dan PengorbananTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang