Part 12

265 8 0
                                    

( Mentari Penyemangat )

Pagi itu Galuh sedang duduk santai melihat pemandangan lalu lintas dari jendela sembari menunggu mentari terbit.Nabilah pagi itu masih tertidur pulas, begitu juga Melody. Namun Melody sudah terlihat sudah mau bangun, lalu ia pun membuka mata.

Dia langsung menoleh ke ranjang adiknya itu namun betapa kagetnya dia ketika dia tidak menemui adiknya di ranjang tempat ia dirawat.

“Dek..”. sesekali dia memanggil adiknya.

“Ssstttt jangan keras-keras kak”. Balas Galuh sembari mendekati kakaknya.

“Dek.. Kamu udah…”. Ucap Melody terputus.

Galuh hanya mengangguk sembari melempar senyum.

“Yaudah kalo gitu kakak keluar dulu beli sarapan ya, kamu jangan keluyuran”. Melody pun pergi keluar, sementara Galuh masih di kamar rawat menunggu Nabilah terbangun dari tidurnya.

Galuh pun kembali melihat-lihat keluar jendela. Sembari sesekali ia memikirkan sesuatu.

“Hahhh, kenapa tadi malam gue bisa tidur nyenyak ya?”. Gumam Galuh.

“Haduh, apa jangan-jangan……Wah habis diapain tadi malam nih gue sama Naomi sama Sendy juga?”

“Pasti nih tadi malam ada aja yang mereka lakuin ke gue?”Galuh terus bergumam sembari bertanya-tanya dalam hati.Nabilah mulai berubah posisi tidur, lalu ia pun mulai ngigo.

“Galuh….”. Ucapnya tanpa ia sadari.Galuh pun mulai mendekati Nabilah, sembari membelai rambutnya.

“Kasihan, belum tahu kalo aku udah sembuh”. Gumam Galuh.Nabilah pun mulai membuka mata perlahan demi perlahan.

Dan betapa terkejutnya ia menemui pacarnya itu yang terlihat tengah berdiri tegar tak dalam keadaan lemas lagi.“Tidur mulu dari tadi”. Sindir Galuh.

“Galuh…”. Nabilah mulai bangun dan mendekati Galuh.

“Kamu beneran udah sadar?”. Tanya Nabilah sembari berdiri di depan Galuh.

“Iya lah, abis kamu sih tidur mulu”. Balas Galuh.

“Tadi malam Kak Kinal pulang ambil uang buat bayar biaya rawat, terus Kak Melo keluar cari sarapan, tadi malam juga Faqih, Sendy, Naomi, sama Jeje kesini. Tapi pas itu kamu ma…..”. Ucap Galuh terputus.

Nabilah tak mampu menahan rasa bahagianya melihat Galuh, pacarnya itu sudah sadar. Dia pun langsung memeluk Galuh erat-erat dan tak mampu membendung air mata kebahagiaannya itu.

“Galuh…… Aku seneng kamu udah sadar, aku seneng kamu udah pulih kayak semula lagi, aku janji bakal jagain kamu. Aku mohon kamu jangan bertindak nekat lagi..”. Ucap Nabilah terisak tangis.

Galuh pun hanya bisa tersenyum sembari membelai lembut rambut Nabilah.“Udah dong, kamu jangan nangis lagi. Kan aku udah sembuh”. Balas Galuh.

“Tapi janji jangan berbuat nekat lagi kayak kemarin”. Ucap Nabilah Manja.

“Iya iya aku janji”. Galuh pun melepaskan pelukannya.

--SKIP—

Di jalan yang begitu ramai di tengah pusat kota, Dani sedang sedang berjalan bersama Anan dan Ve. Semenjak insiden yang menimpa Sendy, Ve seperti memang benar-benar punah sikap sombongnya itu. Tak jarang ia berkumpul bersama temannya.

“Ehh iya lupa, gue mau beli headset… Tunggu gue ya”. Ujar Dani sembari berlari menuju counter.

“Eh tunggu… Aku ikut…”. Ve pun ikut mengejar Dani.

“Kenapa gue ditinggalin sendirian? Bodo amat ah, mending ikut aja lah”. Anan pun mengikuti mereka berdua.Saat Dani berjalan menuju counter, tanpa sengaja dia menabrak seseorang yang ada didepannya.

“Aww…”. Teriak gadis yang ia tabrak itu.

“Ehh maaf”. Seru Dani.Saat ia hendak membantu gadis itu merapikan bukunya, tanpa sengaja tangan mereka memegang sebuah buku yang sama.

“Ehh..”. Mereka pun saling bertatapan dan saling melempar senyum.Dani pun merapikan buku gadis itu.

“Maaf ya tadi aku gak sengaja nabrak kamu”. Ujar Dani.

“Iya, gak apa-apa. Aku juga minta maaf tadi jalan gak lihat-lihat”. Balas gadis itu.Gadis itu pun berdiri.Tak lama kemudian Ve dan Anan pun datang menghampiri mereka berdua.

“Lagi ngapain lu?”. Tanya Anan.

“Tau nih anak, keluyuran mulu”. Ujar Ve.

“Tadi gue gak senga..”. Ucap Dani terputus.

“Udah ngomongnya ntar aja..”. Anan pun menyeret kerah leher belakang Dani.

Mereka bertiga pun pergi meninggalkan gadis itu dan mulai menjauh.Sementara gadis itu hanya tersenyum bahagia melihat tingkah konyol Anan dan Dani.Mereka bertiga masih berkeliling pasar pusat kota, mereka bingung harus kemana lagi. Dan akhirnya mereka pun duduk di bawah lampu jalan setelah 1 jam berjalan tanpa tujuan.

“Kita mau kemana sih sebenarnya?”. Tanya Dani.

“Gak tau juga sih, cuman gue seneng aja keliling pusat kota”. Balas Anan.

“Gila, jadi kita cuman muter sini doing gitu?”. Geram Dani.

“Mungkin”Ve pun pergi berjalan hendak menuju ke sebuah toko buku yang ada di seberang jalan.Ia ingat saat terakhir kali masuk sekolah sebelum liburan, Galuh sering membawa novel tiap kali keluar kelas.Ve bermaksud memberi Galuh hadiah berupa buku novel, karena menurutnya juga percuma bila dia hanya bersenang-senang shopping dan hanya membuang waktu.Tanpa ia sadari, seseorang yang ia kenal begitu dekat juga ada disiti, di toko buku. Dia menepuk pudak Ve dari belakang lalu menyapa.

“Hai…”Ve pun menoleh ke belakang.

“David…”.“Kamu ngapain Vid? Kok sampe kesini juga?”

“Beli buku lah, kamu?”. Balas David.

“Aku beli novel, tapi buat Galuh”. Ujar Ve.Setelah mendapatkan novel incarannya, Ve pun meninggalkanDavid dan langsung membayar pada kasir lalu pergi.Ve terus berjalan menuju jalan yang tanpa ia sadari itu merupakan jalan dimana preman sering mangkal.Preman-preman yang ada di warung sekeliling tempatnya melintas mulai meririk dengan tatapan jahat.

“Boleh juga tuh cewek …”

“Embat Dir…. Ngapain takut”.“Kampret lo, siapa yang takut?”Dua orang preman mulai mendekati Ve.

“Hai cantik”. Ucap seseorang preman sembari membelai Ve.

“Ihh apaan sih”. Ucap Ve meronta pergi namun dicegah.

“Mau kemana cantik?”. Sambung preman satunya lagi sembari memegang tangan Ve.

“Lepasin…. Tolong…..”. Teriak Ve memaksa melepaskan diri.

“Mau teriak sama siapa? Gak ada yang mau bantu kamu disini, mending sama abang aja yuk neng”. Preman itu pun menggelendeng Ve.

*Bruakkk*

David tiba-tiba menendang seorang preman itu dari belakang hingga tak sadarkan diri.Preman satunya lagi tak mampu menghindar dari terjangan David sehingga tersapu bantaian yang di lepaskan dari kuda-kuda.Namun preman lain tak tinggal diam, mereka juga ikut menghajar David. Anan dan Dani yang melihat David kewalahan langsung turun tangan membantunya.Namun apa daya, mereka bertiga kalah jumlah, alhasil Anan dan Dani terpukul mundur dan tersisa David yang masih mati-matian melawan.

*Bruakkkk……..*

Sebuah tendangan seketika melontarkan banyak preman disitu, sontak orang itu langsung dihajar para preman.Namun laki-laki itu mampu mengatasinya sendirian hingga semua preman tadi berlari keteteran.Kemudian lelaki itu menoleh ke arah David.

“Muhan….”. Ucap David halus.Muhan yang memakai jaket berkudung itu langsung memalingkan wajah kemudian pergi tanpa menghiraukan David.David hanya menatapnya dan berpikir bahwa pasti Muhan masih marah padanya.

“Muhan… Lo masih marah?”.

To be Continued.....
Author:Galuh Candra Pradipta

Cinta Dan PengorbananTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang