Dua orang sahabat sedang berhadapan, satu perguruan dan teman dari kecil.Angin mulai meniup daerah sekitar atap yang datar di rumah sakit tersebut, terpijak dua orang laki-laki tengah dinaungi rasa ambisius satu sama lain. Langit biru, awan putih dan terik matahari menjadi saksi.Atap rumah sakit, tirai-tirai di gantungan, tatapan mata yang tajam satu sama lain. Keduanya saling memasang kuda-kuda.
*Flashback*
Dahulu saat Muhan dan David masih menjadi murid baru di perguruan silat beruang putih, mereka saling akur dan saling berjuang bersama saat kesulitan.Masalah-demi masalah selalu datang disaat mereka berangkat berlatih, namun mereka selalu tak gentar, kompak dan optimis.
“David, Muhan cepat kalian kesini”. Panggil Pak Joko,guru mereka.Mereka berdua pun memenuhi panggilan guru mereka.
“Ada apa guru?”. Tanya David.
“Sebentar lagi aku akan berhenti mengajar, dari kalian berdua siapa yang sanngup gantikan posisiku suatu saat”. Tutur Pak Joko.Mereka pun terdiam sejenak sembari berfikir siapa yang sebenarnya pantas menjadi penerus dari mereka sendiri.
“Aku harus mau, aku bisa. Tapi apakah aku memang bisa”. Gumam Muhan dalam hati sembari menggenggam tangan.
“Ayo katakan, cepat katakan. Kenapa….!!! Kenapa aku tidak sanggup…..”
“Apa aku tidak berani…….”. Muhan terus Bimbang atas apa yang harus ia lakukan.David hanya menatapnya saja, menurutnya Muhan sedang sedih karena Pak Joko akan segera pension.
“Aku saja”. Ujar david.Muhan dan anak perguruan silat lainnya pun menatapnya dengan penuh kaget.
“Hehe, tenang saja teman-teman. Kita akan menjadi senior bersama”. Ucap David cengengesan.
“Bagaimana Muhan, kita akan meneruskan perjuangan Guru Jo….”
“Jangan menghiburku, kau pikir jika kau berani mengambil pilihan menjadi ketua. Apakah guru akan langsung menyetujuimu? Aku adalah anak keluarga polisi, aku seharusnya lebih layak menerimanya”. Muhan memotong omongan David karena merasa iri dengan keberaniannya mengungkapkan pendapat.
“Muhan…”. Ucap David dengan nada lesu dan menatapnya luluh.Pak Joko pun mulai mendiam dan berpikir sejenak lalu bergumam dalam hati.
“David, memang dia tidak terpandang. Tapi dia memiliki jiwa kepemimpinan yang tangguh”
“Sementara, Muhan. Keturunan keluarga polisi, tapi dia tak seperti ayahnya. Dia terlalu emosional dan fanatic”Dengan menutup mata sejenak, Pak Joko pun mengambil keputusan.
“David, aku akan lepas jabatan sebagai guru hari ini. Dan mulaibesok, kau yang akan memegang nama perguruan Beruang Putih. Jagalah perguruan…”. Tutur Pak Joko sembari berdiri.
“Baik guru..”.David pun menundukkan kepala tanda hormat.
*Flashback off*
“Dengan semua yang terjadi dulu, saat lu dapat kepercayaan penuh dari guru. Gue gak terima, gue lebih layak”. Teriak Muhan.
“Jadi lu masih dendam sama gue?”. Tanya David.
“Dasar tak berguna, seharusnya lu gak usah nanya”. Cetus Muhan semakin bersiap bertarung.
“Gue lebih hebat daripada lo, lo gak pantes jadi guru…”. Teriak muhan sembari berlari ingin menghajar David.
*Duakk.. Buakkk… Daggg… Buakkk.....Dug…Buaakkk…”
.Pertarungan pun terjadi, pukul saling pukul dan tackle pun keluar dari mereka berdua.
*Buak….*
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Dan Pengorbanan
FanfictionCinta? Mungkin bagi setiap orang cinta adalah sebuah alasan untuk saling mengasihi, Dan setiap orang yang kita cintai atau pun yang mencintai kita tak hanya mengharapkan sebuah kata kata cinta yang keluar dari mulut. Namun memerlukan sebuah bukti. P...