'Dengan rasa sakit, aku mengerti apa artinya kesabaran.'
-Azhira Silla Testasora
------- ~ -------
Memakai seragam sekolah dilengkapi dengan sebuah dasi dan balutan almet bewarna merah marun. Memberi sedikit polesan lips dan bedak di wajahnya. Tak lupa beberapa semprotan parfume kesukaannya.
Ia telah berada di meja makan bergabung dengan keluarga kecilnya.
"Makan dulu cil." suruh ani yang melihat anak gadisnya meminum dengan tergesa-gesa."Ga sempat lagi ma." sela cila.
"Kalo gitu mama bikinin bekal ya."
"Boleh ma."
Setelah mendapatkan bekal yang disiapkan ani, cila langsung pamit mencium kedua orang tuanya.
"Buku udah, kamera udah, topi udah, bekal udah. Siap." gumam cila sembari melihat isi tasnya.
"Pergi dulu ma, pa assalamu'alaikum." pamit cila.
"Wa'alaikumsalam." sahut kedua orangtuanya bebarengan.
Cila memakai sepatu dengan terburu-buru. Disaat dia keluar.
"Bagas." cila terkejut melihat bagas di depan rumahnya.
"Naik buru" ajak bagas.
"Bo-boleh deh." cila duduk di bangku penumpang.
"Kok lo jemput gue." lanjut cila. Mereka dalam perjalanan menuju sekolah.
"Gue masih malu kalo jalan sendiri, mangkanya gue jemput elo."
"Ohh." cila mengangguk sambil memeriksa kameranya.
"Kok lo bawa kamera?" tanya bagas.
"Kan nanti upacara memperingati hari guru. Nah gue bagian dokumentasi." ujar cila.
"Ohh." gantian bagas yang mengangguk sambil memerhatikan jalan.
Setelah 15 menit berlalu. keheningan terpecah karena melihat macetnya jalan.
"Yahh. " rutuk cila.
"Gila, panjang banget. Ini macet apaan?" tanya bagas.
"Sekolah kita lah."
"Sepanjang ini?"
"Iyalah. Dari arah kita mau masuk. Belum lagi arah sana. Belum lagi mobil-mobil yang mau ke kantor."
"Jadi lo tiap hari begini? "
Cila mengangguk. Namun dia tidak pernah kena macet karena dia lebih memilih angkot daripada bawa kendaraan sendiri.
"Kalau gitu gue keluar jalan aja deh."
Sela cila."Eh gausah." celetuk bagas.
"Kenapa? "
"kalo gitu sama aja gue sendirian."
"Aduhh maaf banget gas, tapi gue harus kumpul dulu sama anak osis."
"Oh yaudah."
"Maaf ya."
"Hm." kesal bagas.
Dengan terpaksa cila turun dari mobil dan berjalan sendiri menuju sekolah. Jika harus memilih, cila pasti lebih memilih jalan beriringan bagas. Namun karena keadaan yang memaksa, dia harus merelakan itu.
"Cila kamera udah siap?" tanya bela sang sekretasis osis.
"Udah kok kak." sahut cila.
"Oke karena semua sudah siap. Mari kita sama-sama berdoa supaya diperlancar acara kita. Berdoa menurut agama dan kepercayaan masing-masing. Berdoa mulai." ucap sang ketos.
KAMU SEDANG MEMBACA
i Hope U Can
Teen Fiction" ... Aku harap kamu bisa," cila menghela nafas menahan desakan airmata yang selalu memaksa ingin keluar. " Maaf karena aku tidak bisa berjanji untuk selalu bersamamu ... " - Ini bukan kisah badboy, badgirl, ataupun cowo cuek jadi care seperti kisa...