"Siapa ?" ucap Tata dan Rina bersamaan dengan menatap wajah Bia.
"Kak Kis." jawab Bia dengan mengedikkan kedua bahunya.
"Kak Kis ketua osis itu ?." tanya Tata dengan wajah bingung.
"Iya. Satu-satu nya yang punya nama Kis kan dia doang di sekolah kita." jelas Bia.
Tata mengagukan kepala nya. "Iya juga sih."
Rina kaget dengan jawabannya Bia. "what ? Ketos ? Kak Kis ?"
"Iyaaaaa Rinaaaaa." ucap Bia dengan melebarkan mulutnya. "Ini sih masih tebakan gue ya." lanjutnya.
"Eh tapi kaya nya bener deh tebakan lo, Bi. Setelah gue pikir lebih dalam dengan menggunakan rumus Al jabar dan ciri-ciri yang tadi Rina jelasin 99% itu sama banget kaya Kak Kis."
"Kalo tebakan gue bener lo mau ngasih gue apa, Rin ?" ledek Bia.
"Apa aja. Terserah lo mau minta apa ?." dengan memancarkan wajah bahagia. "Tapi ada syaratnya." lanjutnya.
"Weh kamvret. Lo masa sampai sekarang gatau Ketos kita sih. Kemana aja lo selama ini ? Tidur ?." ledek Tata ke Rina.
"Hehee. Iya tidur terus mimpi ketemu Ketos." jawab enteng Rina.
"Syarat nya apa Rin ?" tanya Bia dengan heran.
"Bantuin gue deket sama dia yaaa. Plissss." mohon Rina.
"Hah ? Deketin ?" Bia memasangkan wajah kagetnya. "Kenapa gak lo aja, Ta ?" lanjutnya dengan melirik ke arah Tata.
Tata menggelengkan kepalanya. "Gak ah. Gue mau berusaha deketin kak Kana aja hihihi."
"Lo kan ikut Osis, Bi. Jadi gampang lah buat ngobrol sama kak Kis." tambah Tata.
Rina mangagukan kepala nya."Iya bener tuh kata Tata, Bi. Please, ayolah bantuin gue. Lo kan sahabat gue, Bi."
"I-iya tapi kan belom tentu tebakan gue itu bener, Rin."
"Bodoamat mau itu bener apa enggak. Lo tetep harus bantuin gue." ucap Rina dengan mencubit kedua pipi nya Bia.
"Eh Rin, udah mau maghrib nih. Balik kuy. Gue mau ngerjain PR tau." ajak Tata.
"Oh iya ya, gue hampir lupa." ucap Rina dengan menepok dahi nya.
"PR geografi bukan ?" tanya Bia.
Tata mengagukan kepalanya."Iyaaa, Bi."
"Itu mah gue udah. Tadi sambil nunggu kak Kana jemput gue ngerjain itu PR di ruang Osis." jelas Bia.
"Liat dong hihi" celetuk Tata dan Rina
"Udah ketebak. Dasar sahabat teralig." ucap Bia dengan melangkahkan kaki nya ke meja belajar dan mengambil buku geografi.
"Hahaa. Budaya ini tuh harus di lestarikan. Biar cucu kita tau kalo sekolah itu Indah." nyaut Rina dengan terkekeh.
"Bodo yaaa Rin, talking to the wall." celetuk Bia dengan melemparkan Buku nya ke arah Rina.
"Yaudah kita cabut ya, Bi. Cinderella gak boleh pulang telat." ucap Tata sambil merapihkan baju nya di depan cermin.
"Iya emang udah dapet contekan PR langsung cabut yaaa. Gpp kok Ta, Bia quad. Udah biasa di tinggalin gitu aja." dengan nada alay nya.
"Apa sih, Bi. Otak lo geser yaa." celetuk Rina.
Bia merengutkan wajahnya. "Udah sana pulang. Bosen gue ngeliat muka lo pada." usir Bia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Choice
Teen Fiction"Jangan suruh gue buat milih. Karena gue gak pernah bisa buat milih. Apalagi harus milih diantara kalian yang punya kedudukan sama pentingnya. Bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan. Kalian semua udah ada porsi nya masing-masing di hati gue. Jadi...