12 •Basket•

17 0 0
                                    

[14:00]

Kana yang sudah siap dengan semua peralatannya yang tersusun rapih di ranselnya, ia menyusul Bia yang masih berada di kamarnya.

"Deee, ayuk berangkat." teriak Kana dari pintu kamar Bia.

"Iyaaa sabar A." nyaut Bia.

"A tunggu di bawah ya."

"Oke A." nyaut Bia.

Kana pun melangkahkan kaki nya untuk menuruni anak tangga.

Bia yang masih disibukkan dengan perlengkapannya meneliti kembali barang yang akan dia bawa.

Setelah siap semua, Bia membuka pintu kamarnya dan melangkahkan kaki nya untuk bergegas menghampiri Kana yang sudah menunggunya di bawah.

"Kuy, A." ajak Bia yang kini sudah berada di depan Kana.

Kana menatap Bia. "Berang-berang makan ketupat-"

"Berangkat wkwk." sambung Bia dengan tertawa.

Kana menggarukkan kepala bagian belakangnya. "Ah, dede mah gitu. Ngambil pantun A."

Bia hanya menjulurkan sebagian lidah nya.

"A, Papah sama Bunda kemana ? Kok gak keliatan." tanya Bia yang melihat setiap sudut ruangan.

"Biasa. Halan-halan." nyaut Kana dengan santainya.

Bia merengutkan wajahnya. "Tuhkan Bia sebel deh sama papah. Masa yang diajak pergi Bunda doang. Bia kan juga mau ikut A."

Kana membuka ranselnya. "Nih coklat. Dede rese kalo lagi ngambek." dengan menyodorkan coklat batangan.

"Maaciw Aa alay." dengan menyium pipi Kana.

Kana hanya membalas ucapan Bia dengan senyuman.

^^^

[14:30]

Kana dan Bia yang sudah berada di parkiran segera menyusul Isal yang lebih dulu berada di lapangan basket.

Mereka melangkahkan kakinya bersamaan menyusuri setiap lapangan basket yang kini sedang di gunakan oleh pemain basket lainnya.

Kana memberhentikan langkah kaki nya di salah satu lapangan yang sudah ia sewa sebelumnya dan diikuti oleh Bia.

Kana menghampiri Isal yang sedang duduk di pinggir lapangan. "Woy. Udah lama lo?" dengan menepuk pundak Isal.

"Enggak, gue kan rajin. Emangnya lo." nyaut Isal.

Bia masih berdiri di belakang Kana.

"Tim lawan udah ada yang dateng ?" tanya Kana dengan duduk di samping Isal.

Isal menggelengkan kepalanya dengan pandangan lurus kedepan.

"De, kamu ngapain masih berdiri. Duduk sini deket A." Titah Kana.

Bia pun mengikuti ucapannya Kana.

Isal yang mendengar ucapannya Kana menoleh ke arah Kana. "De ?" gumam Isal dengan melirik sebelah kiri Kana.

"Bia ? My future gue ?" teriak Isal karena pandangannya telah mendapati Bia.

Bia terkaget dengan teriakannya Isal dan melirikkan matanya. "Eh Kak Isal." nyaut Bia.

Isal mengubah posisi duduk nya menjadi di sebelah kiri Bia. "Kamu kok gak bilang aku kalo mau kesini ? Kan kalo tau aku bisa jemput kamu." dengan wajah sumringahnya.

Kana hanya mengernyitkan alisnya mengetahui sikap alay temennya.

"Kan ada A Kana, kak." nyaut Bia dengan entengnya.

ChoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang