Kana mengernyitkan alisnya.
"Dengan ngeliat Bia aja, rasa haus gue udah ilang." lanjut Isal.
Bia tertawa kecil mendengar ucapan Isal.
Kana menarik kembali botol minum yang berada di tangan Isal dan memberikannya ke Kis. "Nih broh minum, abisin aja. Udah gaada yang haus."
Kis menerima botol tersebut dari Kana. "Thanks, Kan."
Isal menelan saliva nya. "Eh vampir gue haus !" celetuk Isal.
"Tadi katanya cuman ngeliat Bia rasa haus lu udah ilang." nyaut Kana.
"Hehe. Itu beda, kalo sama Bia haus kasih sayang. Bukan haus karena minum." ujar Isal dengan mengedipkan matanya sebelah kanan ke Bia.
Kana mengambil sepatu basket yang barusan ia lepas. "Ngomong ni sama sepatu gue. Siapa tau aja jodoh." dengan menyodorkan sepatunya ke wajah Isal.
"Vampir bazenggg !!!" gerutu Isal.
Tanpa sadar Kis dan Bia menertawakan percakapan Isal dan Kana.
Derttt !!! Derttt !!!
Ponsel milik Isal berbunyi yang menandakan notifikasi chat.
Isal yang melihat chat tersebut memasangkan wajah tak percaya. "Kan, Kana" dengan menepuk bahu Kana berkali-kali.
"Apaan sih ?" nyaut Kana.
"Kan, Kana. A-anu s-si Den-Deni i-itu." ujar Isal dengan terbata.
"Eh seblak. Lo kalo ngomong yang bener sih, yang jelas. Anu itu anu itu. Gue gak ngerti." gerutu Kana.
Isal menghelakan napasnya. "Deni kecelakaan vampir !" dengan lantangnya.
"APA ? Lo tau darimana ?" tanya Kana dengan bingung.
Begitupun dengan Kis dan Bia hanya bisa diam dan memasang wajah penuh tanda tanya.
"Udah gak penting. Ntar aja. Ini masalah nyawa. Gece kita nyamper Deni, Kan." ujar Isal dengan merapihkan semua barang bawaannya.
Kana dengan wajah panik nya. "Terus Bia gimana ? Dia pulang sama siapa ?." ujar Kana.
Kana berfikir sejenak lalu melirik Kis. "Kis, lo sibuk gak ?"
Kis menggelengkan kepalanya. "Kenapa Kan ?"
"Gue nitip Bia. Anterin dia pulang ya."
Bia melongo mendengarkan ucapan Kana. "Lah Aa mau kemana ?"
"Kan, ayuk buruan. Kita udah gak punya waktu lama lagi." ujar Isal yang kini sudah berdiri di depan Kana.
"Aa ada urusan, dek" nyaut Kana. "Kis gimana ? Bisa gak ?" dengan menatap Kis dan mengharapkan agar Kis bisa mengantar pulang Bia.
Kis terdiam
Dan akhirnya menganggukan kepalanya. "Iya, Kan. Bisa."
"Oke, thanks. Bi, kamu pulang bareng Kis ya." titah Kana. "Kamu hati-hati di jalan ya." lanjutnya dengan mencium kening Bia.
Bia hanya menggerutu dalam batinnya." Duh A, tega banget sih. Masa nyuruh Bia pulang bareng Kis. Ah kesel Bia sama Aa."
Kana beranjak dari duduknya dan melangkahkan kakinya ke Kis. "Gue percaya sama lo, jagain adek gue ya." dengan menepuk bahu Kis.
Kis menatap Kana dan menganggukan kepalanya lagi.
"Hati-hati ya A." celetuk Bia.
Kana yang menganggukan kepalanya dan terus berjalan menuju parkiran motor.
KAMU SEDANG MEMBACA
Choice
Fiksi Remaja"Jangan suruh gue buat milih. Karena gue gak pernah bisa buat milih. Apalagi harus milih diantara kalian yang punya kedudukan sama pentingnya. Bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan. Kalian semua udah ada porsi nya masing-masing di hati gue. Jadi...