6 •Rapat OSIS•

19 1 0
                                    

[14:00]

Bel tanda pulang sekolah berbunyi.

Semua siswa siswi menata buku pelajaran dan mulai memasukannya ke dalam tas.

Begitu pun dengan Bia, gadis itu sangat sibuk dengan keberadaan buku-buku di sekelilingnya.

"Gue bawa buku banyak amat yak, kayanya ngeliat yang lain pada simple deh." gumam Bia dengan memasukkan bukunya yang berceceran di meja nya ke dalam tas.

"Bi, Jangan lupa rapat OSIS ya jam setengah 3." ucap Laras, temen sekelas Bia yang tergabung dalam ikatan OSIS bersama Bia mencoba untuk mengingatkan Bia.

Bia menoleh ke arah Laras. "Hah ? Rapat ? Serius ?" ujar Bia dengan wajah tak percaya.

"Iya lah serius. Ye kali gue bohong." nyaut Laras. "Emang lu gak liat line grup OSIS kita ?" lanjutnya.

Bia menggelengkan kepalanya."Dari semalem ampe sekarang gue belom ngecek hp, Ras." dengan nada melasnya.

"Yaudah gue duluan ya, Bi."

"I-iya, Ras. Thanks ya, udah ngingetin gue. Untung aja lo ngingetin. Coba kalo enggak, gak bakal ikut rapat gue." ujar Bia dengan nada paniknya.

"Selow sih, Bi." dengan menepuk bahu Bia dan melangkahkan kakinya menuju luar kelas.

Tata dan Rina yang bergantian masuk ke kelas dan menghampiri Bia.

"Lo kenapa, Bi ? Kesambet Rina ?" ledek Tata dengan melihat wajah panik milik Bia dan melihat tangannya Bia tergesa-gesa merapihkan semua bukunya.

Bia tidak menghiraukan perkataan Tata dan masih saja sibuk merapihkan bukunya.

"Apa Ta ? Kesambet gue ? Lo pikir gue setan." dengan melipatkan kedua tangannya.

"Kan emang lo setan, Rin wkwk." ujar Tata.

Bia yang sudah selesai merapihkan bukunya, kini beranjak dari tempat duduknya dan menggendong ransel nya. "Gue duluan ya, kalian pulangnya hati-hati ya." dengan melangkahkan kakinya.

"Lo buru-buru amat sih. Jepang masih jauh kali, Bi." celetuk Rina.

"Gue mau rapat OSIS. Lo tau sendiri Ketos nya gimana ? Dia paling gak suka ada yang telat." dengan menghentikan langkahnya dan membalikan badannya 180 derajat.

Rina melangkahkan kakinya mengejar Bia. "Ketos ? Maksud lo kak Kis ?" dengan nada penasaran.

"Iya kak Kis lah. Ketos kan cuman ada satu. Dan satu-satu nya Ketos teraneh juga." nyaut Bia dengan mengernyitkan alisnya.

"OMG !!!  DUH AKHIRNYA DOA GUE DI IJABAH SAMA ALLAH." teriak Rina.

Bia dan Tata menutup telinga nya.

"Gausah teriak berapa sih neng ? Gue gak budeg juga kali." gerutu Bia.

Tata melangkahkan kaki nya menyusul Rina. "Lo lagi gak sakit kan ?" dengan meletakkan tangannya di dahi Rina.

"Kesambet lo kali, Ta." celetuk Bia.

"Eh, enak aja Lo. Gue ini bidadari surga nya kak Kana ya" ujar Tata.

Rina masih terdiam seperti sedang memikirkan sesuatu. Tapi entah lah, hanya dia dan Allah yang tau.

Bia mengernyitkan alisnya. "Bodo ya, Ta. Talking to the wall." dengan melangkahkan kaki nya kembali.

Rina yang sudah tersadar dari lamunannya. "Nanti gue sama Tata nyusul lo ya. Lo selesai rapat jam berapa, Bi ?" dengan sedikit teriak.

Bia yang tetap melangkahkan kaki nya kedepan dan menolehkan kembali badannya ke arah Tata dan Rina.

ChoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang