Pagi masih berkabut saat Summer menguap lagi dan lagi. Jeep yang di kemudikan Chase melaju cukup kencang menyusuri jalan perbukitan yang berliku. Semakin menjauh dari rumah Tudor Antonio Colonna.
Chase menoleh pada Summer yang terlihat merapatkan sweater yang di pakainya. Tangan besarnya terulur menepuk kecil pipi Summer yang memerah. Hembusan napas gadis itu bahkan menguarkan uap. Pagi yang cukup dingin. Namun matahari mulai bersinar di kejauhan. Semakin bersinar dan menghangat saat Chase menambah laju kecepatan mobilnya.
Mobil beberapa kali berbelok dan naik turun perbukitan. Setelah hampir tiga puluh menit akhirnya mobil melambat. Chase berbelok memasuki sebuah gapura besar tinggi menjulang. Summer mengerjap. Jeep melaju pelan di atas jalan berbatu yang di kanan kirinya adalah pohon jeruk yang sudah menguning dan siap panen.
Summer mengerjap. Menatap kagum pada deretan pohon jeruk yang berbuah sangat lebat di tiap pokoknya.
Chase tertawa pelan saat melihat Summer bahkan kehilangan suaranya. Terlihat mengagumi tempat yang juga menjadi tempat favoritnya semenjak kecil. Bahkan dari sekian banyak memori masa kecil dan remajanya, berlarian di antara pohon jeruk saat panen seperti sekarang adalah yang paling membekas di hatinya.
Jeep sedikit terguncang dan akhirnya berhenti. Summer mengedarkan pandangannya. Sebuah rumah pertanian yang sangat besar jelas-jelas menjadi titik utama di antara begitu luasnya padang pohon jeruk dan lemon yang siap panen.
Chase mengangkat Summer dari mobil. Menepuk pipi gadis itu pelan, membuat gadis itu menggumamkan sebuah kata yang entah mengapa mirip sekali dengan desahan.
"Sudah sampai, gadis kota." Chase berujar membuat Summer yang terpaku sedikit terkejut.
Summer mencebik. Well...dia memang gadis kota yang setiap harinya melihat tembok beton bangunan bertingkat dan melewatkan bahwa ada tempat seindah ini di belahan bumi Amerika.
Jadi...wajar kalau dia terpukau. Apalagi dia menyukai jeruk. Dan lemon. Dan bau rumput basah karena embun. Dan Chase...entah mengapa Summer merasa Chase dan tempat ini adalah kombinasi yang sempurna dan memabukkan.Chase baru hendak meraih tangan Summer ketika gadis itu justru berlari menyusur jalanan berbatu di hadapannya. Berputar satu lingkaran penuh sambil merentangkan tangannya.
Chase mengernyit dalam.
Dia baru sadar. Dia berpacaran dengan gadis remaja yang bahkan terlihat sedang berjalan sambil sesekali melompat kegirangan. Dan dia merasa dia aneh!
Chase melangkah mengikuti Summer. Riuh suara orang terdengar dari belakang bangunan membuat Chase tersenyum.
Summer melongok ke arah belakang rumah dan mendapati begitu banyak orang berkumpul. Mereka tertawa dan mengelilingi...Paman Tukang Kebun. Maksudnya, Tuan Antonio Colonna.
"Hai, Nak. Kau sudah tiba?"
Teriakan Antonio membuat Summer mematung. Serempak semua mata memandangnya. Hening. Lalu mulai riuh dengan bisik - bisik. Orang - orang menatap Summer dengan...entahlah. Summer tak mengerti.
"Ayo duduklah dulu. Kita akan mulai panennya sebentar lagi. Di mana Charles?"
Summer menggeleng. Dia merasa Chase berjalan di belakangnya. Tapi sekarang dia tidak menemukan pria itu di manapun.
"Biarkan. Dia akan kembali. Duduklah."
Eva, Ibu Chase mendorong bahu Summer untuk duduk di salah satu kursi yang sudah tertata rapi.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY SEXY BODYGUARD
RomanceSummer Grace dekat dengan pengawalnya, Chase Dagwood. Hubungan mereka profesional sebagai majikan dan pekerja. Namun pembawaan Summer yang luwes dan pandai bergaul pada akhirnya menempatkan interaksi mereka sebagai interaksi yang manis selayaknya ka...