Sarapan yang hening . Summer menekuri roti panggang di hadapannya. Berusaha menelan mentah-mentah rasa tidak nyamannya akan tatapan Benigno Colonna yang terlihat menjijikkan. Di tambah lagi, seumur hidup Summer tidak pernah terlalu suka pada pria yang memanjangkan rambutnya. Dan itu termasuk pada Nino, sepupu Chase.
Summer menggigit roti panggang nya dan terdengar desahan dari seberang meja. Jelas sekali pria bernama Benigno ini sedang membayangkan sesuatu yang sama menjijikkannya dengan tatapan matanya yang mesum. Summer merutuk, kenapa Chase harus pergi saat pagi buta dan melewatkan sarapan mereka. Summer benar-benar tidak ingin berada dalam satu ruangan dengan Nino seandainya tidak mengingat sebuah etika kesopanan.
Summer mendorong piringnya. Sudah tidak bernafsu lagi menghabiskan sarapannya.
"Aku permisi."
Summer beranjak. Melangkah ke arah pintu ruang makan yang otomatis harus melewati Nino. Dan benar saja. Nino tengah menatapnya sambil tersenyum mesum. Tangan Nino bahkan terulur mengelus lengan Summer membuat Summer tersentak dan mundur selangkah.
"Apa maksudmu?"
"Kau gadis yang sudah dewasa. Kau pasti mengerti aku tertarik padamu. Satu atau dua malam sudah cukup untukku."
"Jaga ucapanmu!" Summer memicing. Jelas sekali dia merasa terhina dan marah.
Nino hanya tertawa pelan. Sangat menjijikkan di telinga Summer.
"Kau akan berakhir di ranjangku, Nona manis."
"Dalam mimpimu."
"Oh...kau tahu, aku sudah memimpikanmu..."
"Baiklah...tutup mulutmu."
Summer melangkah keluar dari ruang makan dengan napas memburu karena kesal. Dia memilih masuk ke kamar Chase dan menyambar ponselnya. Beberapa saat Summer terdiam. Lalu merengut kesal karena ponsel Chase tidak aktif.
"Baiklah."
Summer menyambar tasnya dan berjalan cepat keluar dari kamar Chase menuju ruang tamu lalu keluar rumah. Di teras, beberapa pengawal yang sedang duduk-duduk sambil menikmati secangkir kopi sontak berdiri.
"Di mana , Chase...maksudku...Charles?"
"Tuan sedang ada urusan di pusat kota, Nona." Seorang pengawal menjawab cepat.
"Bisa kau antar aku menemuinya?"
"Tapi..."
"Baiklah. Aku pergi sendiri."
Summer menuruni tangga dan masuk ke sebuah mobil yang sudah bersiap di halaman rumah.
"Nona..." Pengawal yang tadi menjawab pertanyaan Summer masuk ke dalam mobil dan sudah siaga di bangku depan. Memerintahkan supir untuk menjalankan mobil.
Mobil keluar dari halaman di susul mobil kedua yang berisi beberapa pengawal. Summer menghela napas kesal. Ini lebih parah dari keluarga Leandro. Keluarganya juga menggunakan jasa pengawal, namun mereka hanya memakai mereka di saat penting dan genting. Selebihnya...mereka hanya akan berjaga-jaga saja.
Mobil memasuki dalam kota beberapa saat kemudian. Melaju sedikit pelan dan memasuki sebuah rumah bergaya eropa yang sangat besar. Summer turun dengan cepat karena meyakini, Chase, apapun yang dilakukannya sekarang, dia berada di rumah ini karena pengawal membawanya kemari.
Para pengawal bergerak cepat begitu Summer membuka pintu. Mengikuti Summer yang melangkah cepat. Sampai di ruang tamu, seorang pengawal menghalangi langkah Summer.
"Baiklah. Aku akan menunggu." Summer menghempaskan tubuhnya ke sofa ruang tamu. Kakinya bergerak-gerak mengusir gelisah. Dia lalu mengaduk isi tasnya dan menemukan ikat rambut. Summer mengikat rambutnya asal. Lalu memutuskan untuk membuka ponselnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY SEXY BODYGUARD
RomanceSummer Grace dekat dengan pengawalnya, Chase Dagwood. Hubungan mereka profesional sebagai majikan dan pekerja. Namun pembawaan Summer yang luwes dan pandai bergaul pada akhirnya menempatkan interaksi mereka sebagai interaksi yang manis selayaknya ka...