Kalau ada hal yang membuat Summer merutuk dalam hati...adalah saat-saat seperti ini. Saat tiba waktunya makan pagi dan menemukan Benigno Colonna duduk dengan santai dan menatap dengan penuh minat pada dirinya yang baru saja masuk ke ruang makan. Summer juga merutuk dalam hati karena Chase terlihat sama santainya dan tak terganggu saat dengan terang-terangan Nino melontarkan ucapan selamat pagi yang menurut pendengaran Summer...sarat kemesuman dari suara Nino yang terkesan dibuat-buat.
Chase tengah menekuri dengan serius koran paginya ketika Summer memulai sarapannya di bawah tatapan Nino. Bahkan saat Summer terpaksa mendongak dan beradu tatap dengan Nino...pria yang menurut Summer tengah sakit jiwa itu, dengan sengaja memberikan kecupan jauh yang membuat Summer merasa mual.
Summer melirik Chase yang masih sibuk dengan koran paginya. Sama sekali tidak terganggu dengan aktifitas Nino. Summer buru-buru menghabiskan makanannya.
"Hentikan apapun yang kau lakukan, Benigno. Kau membuat Summer tidak nyaman. Atau kau ingin aku melemparmu keluar dari rumahku? Aku tidak menjamin kau akan bisa mengelak dari Ayahmu."
Summer menoleh. Chase terdengar menghardik Nino dan Nino mendecih tak suka. Apapun itu, Nino segera membuang pandangannya ke luar.
"Aku selesai. Permisi." Benigno beranjak dan keluar dari ruang makan setelah melempar serbet makannya.
"Ekspresi macam apa itu. Kau menghardiknya tapi...apa itu...wajahmu itu kurang sangar!."
Chase melipat koran paginya dan meraih cangkir kopinya. Menyesapnya pelan. Tatapannya beralih pada Summer yang bahkan membiarkan sendok garpu di tangannya menggantung.
"Kau bisa menjaga dirimu, Summer Grace. Kau tahu di mana kau harus menendang kalau dia sampai macam-macam denganmu."
Summer menghembuskan napas kesal. Bagaimanapun juga dia ingin Chase bersikap melindunginya. Bukan membiarkan Nino bersikap seperti itu di hadapannya. Summer mendorong piring makannya. Mengabaikan tatapan Chase dan beranjak keluar dari ruang makan.
"Wanita dan rajukannya..." Chase bergumam lirih sambil menyesap lagi kopinya. Chase menoleh ke arah pintu ruang makan yang terbuka. Menatap Summer yang menaiki tangga dengan langkah pelan. Sekali lagi Chase menghela napas pelan. Dia beranjak dan melangkah menyusul Summer.
Summer nyatanya memilih berdiam diri di balkon. Menatap sejauh mata sanggup memandang, properti Chase di hadapannya. Berdeham pelan saat Chase melingkarkan tangannya di pinggangnya.
"Kau akan mengerti satu hal kelak. Dan kau akan tertawa sekaligus prihatin pada Nino. Terus terang. Aku tidak pernah bisa kasar padanya. Bukan karena dia sepupuku...Tapi kau akan mengerti nanti. Jangan bertanya. Nanti kau akan tahu."
Summer terdiam.
"Dia dan rambut panjangnya. Uuuh...sungguh membuat aku muak. Tidak bisakah dia pulang saja ke rumahnya sendiri?"
"Dia tertekan. Ayahnya terlalu keras padanya dan..Ibunya bahkan tidak bisa membelanya."
"Seumur itu? Tidak bisakah dia membela diri?"
"Kemampuan setiap orang berbeda, Summer. Ada darah Colonna mengalir dalam darahnya. Sama denganku. Tapi kemampuan kami lain. Kami lahir dengan berkat yang lain, walau kenyataannya kami satu keluarga."
Summer tercenung.
"Apa kau baru saja memuji dirimu sendiri?"
Chase tertawa pelan.
"Bisa jadi..."
"Kau dan bakat hebatmu itu. Apakah akan tetap bertahan saat bersamaku..." Summer menatap Chase lembut bersamaan dengan dia yang membalik badannya menghadap Chase. Segera saja terlihat raut waspada seorang Charles Colonna. Waspada pada tatapan Summer yang menggoda.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY SEXY BODYGUARD
RomanceSummer Grace dekat dengan pengawalnya, Chase Dagwood. Hubungan mereka profesional sebagai majikan dan pekerja. Namun pembawaan Summer yang luwes dan pandai bergaul pada akhirnya menempatkan interaksi mereka sebagai interaksi yang manis selayaknya ka...