Ruang makan di pagi hari. Dengan perasaan yang lain dari kemarin-kemarin. Perasaan Summer yang tak lagi jengkel. Juga Benigno yang tak lagi menatapnya dengan mesum.
Chase tetaplah sama. Duduk tenang sembari menekuri koran paginya. Summer mengulum senyum sambil mengunyah rotinya dengan bersemangat.
"Apakah kau tidak ingin pulang? Kurasa urusanmu banyak, Nino. Mulailah belajar mengurus properti Ayahmu. Nanti, kau juga yang akan mengurusnya bukan?"
"Kau mengusirku?"
Suara yang Nino terdengar sinis membuat Summer mendongak. Chase melipat koran paginya.
"Bukan begitu maksudku. Aku hanya bicara kenyataan bahwa, beban berat menunggumu. Properti Ayahmu jelas cukup banyak. Kalau kau tidak belajar dari sekarang, kapan lagi? Atau kau memilih menghampiri kebangkrutanmu?"
"Aku belum bisa bertemu Ayahku. Kau paling tahu itu."
"Atau kau pertimbangankan usulanku untuk ke dokter..."
"Tutup mulutmu, Chase!"
Summer menoleh sekali lagi pada Nino.
"Summer sudah tahu. Apa yang kau sembunyikan?"
"Kau juga bisa mempertimbangkan alternatif pijat atau semacamnya...."
"Kau juga...tutup mulutmu. Kau tamu di sini."
Nino menatap Summer sambil mengacungkan garpu di tangannya.
"Nino...dia Nyonya rumah di sini, Benigno. Jaga tatakramamu pada wanita. Kau sudah bersikap kurang ajar pada Summer. Kau seharusnya memperbaiki kesalahanmu."
Nino terlihat menghela napas keras.
"Aku minta maaf, okay? Tapi aku tidak suka kalian membicarakan hal itu. Aib."
"Mau tidak mau kita harus membicarakannya. Sampai kapan kau akan malu? Sampai diagnosa dokter menjadi nyata? Bahwa...kalau tidak segera ditangani, aibmu itu akan menjadi seumur hidup?"
Nino melirik Summer yang menatap dengan seksama ke arah Chase. Dan Nino kembali mendesah saat Summer terlihat mengangguk setuju.
"Katakan padaku skala prioritasmu. Sekarang berpikirlah. Beri tahu aku jawabanmu. Dan...Ayahmu...aku tak habis pikir dengan apa yang dilakukannya di belakangku. Kenapa dia masih saja tidak menerima aku sebagai pewaris Colonna?"
"Kau sangat mengerti pikiran kolot Ayahku. Oh, Chase...haruskah kita membicarakan ini di hadapan orang luar?"
Nino melirik Summer.
Chase mendesah kesal.
"Summer Grace bukan orang lain. Dia calon istriku. Dia anggota keluarga kita sekarang."
Nino mengetukkan sendok garpunya ke piring dan mendengus.
"Aku tidak kuasa menghalangi pergerakan Ayahku, Chase."
"Kau bahkan belum bicara pada Ayahmu."
"Karena aibku ini, Ayahku bahkan tak menganggapku laki-laki. Dia tak mau memberiku perintah layaknya aku pewarisnya."
"Maka berobatlah. Aku tidak mungkin bersabar terus-terusan pada sikap Ayahmu. Dia sudah mengusik pegawai perkebunan. Anak buahnya mengintimidasi dan meneror. Kau pikir berapa lama aku sanggup bersabar?"
"Kau hancurkan saja pria tua itu."
"Oh...cukup. Kau durhaka. Tuhan akan mengutukmu seumur hidup."
Summer mencebik marah.
"Aku tidak perduli."
Nino menatap Summer tajam.
"Baiklah. Kita akan mengantarmu menyelesaikan masalah aib itu. Sementara ini aku masih bisa menahan diriku untuk tidak berbuat kejam pada Ayahmu. Come on Nino...berusahalah."
KAMU SEDANG MEMBACA
MY SEXY BODYGUARD
RomanceSummer Grace dekat dengan pengawalnya, Chase Dagwood. Hubungan mereka profesional sebagai majikan dan pekerja. Namun pembawaan Summer yang luwes dan pandai bergaul pada akhirnya menempatkan interaksi mereka sebagai interaksi yang manis selayaknya ka...