Ada satu kesepakatan di rumah ini, yaitu, setiap 2 bulan sekali diminggu pertama mereka akan melakukan kerja bakti untuk membersihkan seluruh rumah itu bersama - sama.
Kalau biasanya hanya Fazka dan Mada yang membersihkan, ditambah Dante yang sesekali ikut membantu meski akhirnya hanya membuat kerugian pada Fazka, karena beberapa benda yang pecah karena tangan ajaib Dante.
Pagi itu, mereka semua bangun lebih pagi, dengan semangat 45 karena Fazka menjanjikan akan membeli pizza saat pekerjaan mereka selesai hari ini.
"Nah, Orion sama Narend, kalian bersihin sarang laba - laba sama kotoran yang ada di atas - atas ya. Sendy, lo beresin lantai 2, Julian, lo bagian halaman belakang sama Mada, Dante, lo beresin ruang tengah, gue beresin halaman depan." Fazka mulai membagi tugas.
"Siap laksanakan!" Narend yang paling bersemangat, kalian tahu kan alasannya?
"Dan Dante!" Fazka mengalihkan pandangannya pada Dante, "Jangan sampe gue dengar ada barang - barang yang pecah, atau- lo enggak dapat jatah pizza!" ancam Fazka.
"Iya - iya." Dante mengerucutkan bibirnya kesal, seolah apa yang disentuhnya akan hancur, walau memang begitu sih kenyataannya.
"Good! Let's start!" Fazka menepuk tangannya 3 kali, menandakan dimulainya kerja bakti itu.
***
Fazka berkutat dengan rumput - rumput liar di halaman depan rumahnya, halaman depan memang tidak terlalu banyak yang perlu di bereskan, hanya beberapa rumput liar yang harus dicabuti, dan daun - daun dari pohon mangga di pekarangan rumah itu yang harus Fazka sapu. Satu hal yang Fazka suka dari membersihkan halaman depan adalah, dia bisa memberikan perhatian extra pada bunga mawar yang di tanamnya di halaman depan. Fazka sengaja menanam bunga berduri itu, bunga mawar adalah bunga kesukaan almarhum ibunya, karena itu, Fazka secara khusus menanam dan merawatnya, bahkan tidak memperbolehkan siapapun merawat bunga itu selain dirinya.
"Nah, udah beres, yang lain udah pada selesai belum ya." Fazka menepuk - nepuk tangannya yang sedikit kotor karena mencabuti rumput, kemudian meletakan kembali peralatannya ke pojokan, kemudian masuk ke dalam, melihat pekerjaan teman - temannya yang lain.
Fazka lebih dulu melihat Julian dan Mada di halaman belakang, Mada sibuk mencabuti rumput liar, sesekali menguap dan kembali mencabuti rumput tanpa minat, sementara Julian,
temannya yang satu itu sedang memotong rumput menggunakan gunting rumput, terlihat sangat fokus sekali, senyum tersungging di wajah Fazka, dia tidak perlu khawatir dengan Julian, karena Julian tidak mungkin membuat masalah, menurut Fazka, Julian itu sikapnya berbeda dari teman - temannya yang lain, dia itu selalu terlihat baik dan tidak merepotkan, tidak seperti Orion dan Narend yang senang bertengkar dan membuatnya pusing jika salah satu dari mereka sudah-"BERANI LO YA!!!"
Berteriak
Fazka langsung berlari menghampiri asal suara itu, dari lantai atas.
"Ada apaan si-"
Secara otomatis, Fazka melongo melihat apa yang terjadi di depannya.
Orion dan Narend, sedang bergulat dengan tongkat panjang yang mereka gunakan untuk membersihkan sarang laba - laba.
Bayangkan, betapa Fazka tidak habis pikir, bagaimana bisa dua orang laki - laki yang satu berusia 24 tahun sementara yang satu lagi 23 tahun melakukan hal yang sangat tidak intelek dan tidak mencerminkan umur keduanya sama sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Path : Sibling ✔
Fanfiction[ Lokal Fiction Series ] OUR PATH SERIES #1 Mada itu Timur Narend itu Barat Keduanya sangat berbeda, tapi mereka diikat dengan satu tali persaudaraan. ©2017 by LadyInMoonlight