12 - pacar?

894 135 7
                                    

Canggung itu saat bocengan sama cowok ganteng pujaannya anak kampus. Iya seperti sekarang. Beruntung kita keluarnya dari hutan bukan dari area kampus. Gue ga bisa bayangin kalau di bocengin depan anak-anak kampus yang haus ketampanan cowok.

"Pegangan dek."

Hmm. Aroma permodusan ini mah kalo kata kak Hyungsik.

"Udah, gue pegang tas lo aja kak."

Kak Chanyeol malah cekikikan. "Nyesal ntar syukurin lo." Ledeknya.

Gue geplak helm yang dia pakek. "Gue mah biasa aja kali di bocengin cogan."

"Ah masa?" Goda kak Chanyeol.

Iyalah. Gue udah kebal kali di modusin sama duo curutnya kak Suho. Di tambah temen komplek gue yang otaknya debuan. Tampang mereka bisa membuat anak gadis hamil online berjamaah, kata anak jaman sekarang.

"Sebahagia kakak deh mau gimana jawabannya."

"Seriusan?" Tanya kak Chanyeol.

"Kuy lah pacaran." Sambungnya.

He?
Itu mulut apa corong minyak? Ngomong gak di saring lagi.

"Tobat kak tobat, ngalusnya salah tempat." Balas gue santai.

Hello?
Ingatkan muka gue masih bengap gini. Kayak pereman ketahuan nyopet. Mata kanan gue masih biru, pipi masih bengkak. Yakali kak Chanyeol waras ngajakin pacaran.

Gak mungkin lah.

Apalagi dia lagi ketawa kesenangan sekarang.

Cogan kalau bercanda bawaannya perasaan. Untuk hati gue lagi di simpan di lemari kamar jadi gak ternodai modusan ala-ala Chanyeol sang pujangga cinta.

"Kenal aja baru 40 hari. Lo sinting kak, mubazir wajah cakep lo, kalau macarin cewek lebam kayak gue." Oceh gue.

Gue orangnya realistis.
Sadar diri.
Gak delusi tinggi.
Gak kayak orang kebanyakan kini. Penuh harap dan delusi.

"Omongan lo horor dek, bawa-bawa 40 hari. Ihh.." Kak Chanyeol ngangkat pundaknya berkali-kali.

"Jodoh siapa yang tau sih dek, mana tau aja kan pacarannya sama orang lain. Nikahnya sama kakak. Asekkk. Hahaha."

Tuh kan, dia kesenangan lagi abis ngalusin anak gadis orang.

"Kak. Kakak jadi pedagang gula halus cocok deh. Kerjaannya ngalus mulu." Ceplos gue.

"Gue ngalusnya sama yang orang yang akrab atau nyaman aja sih dek. Emangnya gue apaan kalau ngalus ke semua umat di bumi." Kak Chanyeol bela diri.

Tintin!!!

Kita berdua noleh ke arah mobil yang stop di samping kita. Namanya jalan raya apalagi di lampu merah, gak ada yang bisa milihkan mau stop di samping siapa?

Kesialan di pagi hari karena bertemu makhluk seperti ini.

"Cieee pacarannn. Tapi kok tampang lo beler gitu sih. Malu-maluin gue aja deh."

Boleh kah gue sumpal dengan kaos kaki basah gue semalem? Dosa apa gue punya sepupu usilnya minta ampun.

"Gue santet lo, item!!!!"

"Payah lo, rasis mulu sama gue." Kata dia sok sedih.

"Takdir yang hakiki untuk seorang kim jongin berkulit sedikit gelap dari gue. Syukurin aja lo masih punya kulit. Sok bilang rasis lo kurap." Oceh gue.

Kak Chanyeol diam aja gak ngrespon.

"Ini juga sok cool banget, biasanya gak bisa diem juga." Oceh gue ke Kak Chanyeol.

"Ini senior di kampus gue tapi seangkatan sama gue kalo di UKM." Jelas gue ke Kai.

Dia manggut-manggut. Tapi gue yakin banget dia gak ngerti. Palingan besok-besok dia nanya lagi kalau ketemu. Kim Jongin hanya mengingat hal-hal yang berarti baginya. Misalnya, mantannya Krystal.

.
.
.

.
.

.
.
.

"Makasih kak. Mau mampir atau?" Tanya gue basa-basi.

"Gue langsung aja deh. Rumah lo rame. Hehe. Byee.. sampe ketemu di kampus, kalau ketemu ya." Katanya, terus langsung ngegas motornya lagi.

Gue cuma ketawa doang nge-iyain omonganya.

Padahal itu cuma motornya kak Minho sama kak Hyungsik aja yang selalu numpang parkir. Jam segini palingan lagi lari pagi, mustahil juga mereka dirumah kalau pagi di hari minggu.

"Ehh.. anak gadis papa sudah pulang."

Gue nyegir beler gitu. Terus ngedekatin papa yang lagi nyantai di teras depan.

 Terus ngedekatin papa yang lagi nyantai di teras depan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Papa gak kerja hari ini?" Tanya gue penasaran.

Papa itu kerjanya gak nentu. Apalagi kalau sudah di kejar deadline pasti jarang ketemu.

"Ini mau berangkat. Mau ikut?" Ajaknya.

"Enggak deh pa, lagi kangen kasur. Semalem begadang jadinya kurang tidur. Hehe."

Papa ngacak rambut gue. Gue gak marah kok, kan emang lagi berantakan.

"Yaudah, tidur sana. Nanti papa bawakan ice cream strawberry."

Mata gue reflek melebar.

"Beneran ya pa?"

Papa ngangguk, terus ngelambai tangannya sampai masuk ke mobil.

"Tadi itu siapa? Pacar?" Tanya papa penuh selidik.

.
.. .

Tbc

Silently • PCY • ON GOINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang