22. Jadian?

239 27 0
                                    

"Halo?"

Yura menahan napasnya, "halo?" Panggil Sehun dari seberang telepon.

"Nyambung kok ini durasi teleponnya jalan," ucap Sehun. Yura menahan tawanya, Sehun masih selucu dulu saat SMP.

"Gue tau ya lo disana denger gue ngoceh sendiri," kata Sehun tidak terima.

"Yee kok lo ngegas cumi," balas Yura, bodoh yura lo bodoh ngapain kebawa suasana pakai cumi-cumian lagi, batin Yura sambil mukul bibirnya kesal.

"Cieee masih inget masa dulu,"

"Anjir," umpat Yura mendengar ucapan Sehun.

"Yu, gue serius yang tadi," katanya tiba-tiba, hening Yura lagi-lagi bungkam, "gue udah cerita juga kok ke bang Suho sama Jongin," sambung Sehun yang membuat Yura melotot.

Sehun bego! Gue bakalan jadi bahan ledekan nanti kalau ketemu mereka berdua, kesal Yura.

"Gue berani bilang gini juga mereka berdua support gue," tambah Sehun lagi.

"Lo gak usah deket yang kuping lebar itu lagi deh, gue ga suka liatnya," rajuk Sehun.

"Emang kenapa?" Tanya Yura.

"Gue gak suka,"  balas Sehun.

"Emang lo siapa?" Ucap Yura polos.

"Gilaaaaaa, nyesss banget tau hati gue," protes Sehun, "kalo lo nerima gue, mau sama gue, gue pacar lo Kim Yura," kata Sehun nyolot.

"Kok lo gak ada manis manisnya gitu ya, niat kaga sih!" Kesal Yura.

"Lo nyebelin cumi," balas Sehun.

"Kalau gue nyebelin, yaudah, gue sama yang kuping lebar aja," kata Yura dengan Santai.

"Eh enak aja!" Potong Sehun cepat, "gue punya lo mulai detik ini," ucap Sehun lembut, Yura tersenyum penuh arti mendengar perkataan Sehun.










****







Setiap sore Sehun selalu berkunjung ke rumah Yura, ntah ada atau tidak ada penghuninya dia selalu datang setiap hari. Seperti tidak punya kesibukan lain Sehun selalu menunggu Yura pulang kuliah di teras rumah.

"Kok baru pulang?" Tanyanya saat Yura memasuki pekarangan rumah.

"Iya abis dari sekre tadi, ada urusan sebentar," jawab Yura alakadarnya, gadis itu seperti balik ke masa lalu, hal seperti ini yang dia bayangkan dulu saat pertama kali berteman dengan Oh Sehun.

"Ga ada kegiatan lain? Kesini mulu," Yura akhirnya mengatakan rasa penasarannya.

"Ada sih, tapi aku tinggalkan, pengen ketemu kamu," cengir Sehun di akhir ucapannya.

Yura tertawa geli, "ya gak gitu juga, mau di ledekin orang bucin, hm?" Ledek Yura.

"Bucin apaan yang?"

Yura semakin ketawa ngakak, "ga tau bucin?" Sehun menggeleng,  "ini yang kayak kamu ini udah termasuk ciri-ciri orang bucin tau," ejek Yura.

Wajah bingung Sehun terlihat konyol, "bucin mah, budak cinta, sehunnn," jelas Yura.

"Ga selamanya pacaran itu harus ketemu setiap hari, saling kabarin tiap detik," Sehun mencerna ucapan pacarnya.

"Kamu punya kehidupan juga, gak bisa gini, aktivitas kamu terganggu kalau begini terus,"  tambah Yura,  hampir selama tiga bulan Sehun melakukan hal ini dan membuat Yura khawatir.

"Emang temen kamu ga nanya apa, kalau selalu ga hadir atau ga bisa setiap sore," Sehun menggeleng menjawab pertanyaan Yura.

"Kan ada jongin," katanya, "lagian mereka juga tau kok kalau aku kesini," sambung Sehun.

"Jadi maunya kamu, aku di cap sebagai cewe yang ngebatasin aktivitas sehari hari kamu, gitu?" Tanya Yura.

Sehun menggeleng lagi, "kok mikirnya gitu," Yura nyengir, "soalnya aku sering dengar orang ngomong hal yang itu dibelakang orang yang di omongin," jawabnya jujur.

"Aku gak mau salah satu dari kita di omongin orang di belakang," tambah Yura lagi.

"Mau dipanggil Bucin, hm?" Goda Yura.

Sehun tersenyum.



Tbc

Silently • PCY • ON GOINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang