Aku tak tau harus mulai dari mana, hari ini tanganku dengan beraninya menampar jajat. Bagaimana tidakn aku disebut jalang pasti semua orang juga akan merasakan marah. Aku masih berjalan menyusuri perumahan yang sebagian lampunya sudah padam. Mungkin orang-orang sudah tidur.untunglah sepi jadi tidak ada orang lain yang melihat cowo seperti aku menangis di sini.
"Ficky? Ngapain disini? Ko nangis?" Tiba-tiba seseorang mengagetkanku sudah ada didepanku. Bagaimana aku tidak sadar ada orang yang sedang memperhatikanku.
"Danis. Nggak aku gak nangis" balasku
"Bohong. Gak nangis tapi pipi basah gitu"
"Tadi kelilipan serangga"
"Mampir dulu yu kerumah" ajak danis sambil menunjuk ke arah rumah mewah diseberang jalan.
"Ngga, ah aku cape. Lain kali aja ya. Aku pulang dulu."
"Oh. Aku anterin ya?"
"Udah gak usah. Udah deket ko"
"Beneran" tanya danis meyakinkan.
"Mmm" aku pun menganggukan kepala.
"Ya sudah hati-hati" ujar danis.
Akupun pergi. Sekarang aku sedang tidak mood berbicara dengan orang-orang. Masalah ku terlalu sulit dicerna.
Satu minggu berlalu.
Sudah satu minggu aku tak sekolah.aku bukan menghindar dari masalah. Tapi memang keadaanku sejak malam itu langsung drop. Apalagi hubungan persahabatan aku jajat dan topik tak ada titik terang untuk berbaikan. Keadaanku sedikit lebih baik setelah satu minggu beristirahat. Tugas sekolahpun sudah menumpuk tapi tetap saja buku-buku itu sekarang jadi hiasan meja saja, karena sekarang aku sedang kurang semangat."Ehh..lo udah sembuh?" Tanya danis
Akupun menghela nafas merilekan rasa lelah setelah tadi jalan kaki menuju sekolah
"Iya nih, jenuh dirumah terus" akupun meletakkan tas dimeja. Aku lihat tas jajat dan topik ada dibangku paling belakang. Aku rasa mereka sangat benci. Aku tak peduli, itu hak mereka.
"Ke kantin yu!" Ajak danis
"Boleh tuh, traktir ya" balasku.
"Iya deh" jawabnya.
Dikantin penuh dengan para siswa. Pagi seperti ini wajar bila siswa kelaparan dan makan ditempat yang menu sarapannya murah tapi enak. Aku dan danis duduk dimeja dekat lapak bu tati yang jualan minuman. Kami pun memesan makanan.
Mataku berkeliling mencari jajat dan topik tapi tidak ketemu. Yang kutemukan hanya adit dan teman-temannya. Tak sengaja kami saling tatap dengan segera aku memalingkan wajah dan langsung mengajak danis ngobrol.
"Nis..lo kalo udah lulus mau kerja atau kuliah? Tanyaku basa-basi
"Baru aja masuk SMA masa udah mikirin kerja atau kuliah"
"Kan 3 tahun gak kerasa"
"Lo ngeliatin siapa sih. Adit ya" tanya danis menyadari tingkah mata genit ku yang dari tadi nyuri pandang ke arah adit.
"Ehh..nggak ko. Ngapain juga liatin dia. Gak penting"
"Jajat dan topik gak maen sama lo, kalian ada masalah ya?"
"Dikit" jawab singkatku.
"Jujur aja kali, gue juga tau ko. Lo suka kan sama adit" tanya danis berbisik takut kedengeran penghuni kantin.
"Enak aja. Nggak lah" jawabku
"Baguslah..berarti saingan gue gak ada. Soalnya alfa kan sudah pindah sekolah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Story With Boyfriend
General FictionAnda tau takdir itu apa? Aku juga belum tau jelas apa itu takdir. Entah akan berujung indah atau sebaliknya. Namaku Ficky fahrizal, salah satu siswa yang terjebak akan sebuah cinta yang salah. Kenapa salah? Aku menyukai seorang pria. Namun bukan itu...