Chapter 01

4.8K 346 12
                                    

Hidup tak selalu buruk. Namun, kadang tak seindah yang diharapkan.

---

FICKY POV

Pagi ini cuaca begitu cerah. Ada awan, matahari, pohon yang berbaris rapi, burung yang terbang berlarian mengejar manisan tebu, dan angin yang menyibakkan seragam sekolah ketatku. Walaupun tubuhku kurus, katanya itu justru membuatku terlihat lebih manis.

Tapi sepertinya keceriaan pagi ini belum mampu mengubah suasana hatiku. Perutku malah terasa mulas, seperti siap "berkonser ria." Entah kenapa, cuaca sejuk memang selalu cocok untuk mengundang rasa ingin buang air.

Dari kejauhan, terlihat mobil-mobil berjejer di dekat gerbang sekolah. Siswa-siswa baru turun dari mobil ditemani orang tua mereka. Hari ini adalah hari pertama kami masuk SMA. Awalnya aku berpikir, setelah SMP akan ada Sekolah Menengah Kedua, Ketiga, dan seterusnya. Eh, malah jadi nyanyi. Garing ya? Padahal aku lucu loh.

Anak-anak yang tampak manja di seberang sana membuatku bergidik. Ada yang betisnya sudah berbulu dan kumisnya lebat seperti sapu ijuk, tapi masih diantar orang tua. Mungkin karena mereka kaya. Aku sendiri tak terlalu peduli dengan orang-orang di sekitarku.

Brukkk

Tiba-tiba, sebuah sepeda menyenggolku hingga aku hampir terjatuh. Tentu saja aku langsung berdiri dan marah, bukan pada sepedanya, tetapi pada pria yang mengendarainya.

“Hey! Bisa kan kalau pakai sepeda jangan terlalu ke pinggir?! Sakit tahu!” seruku.

“Hmm… Ini bukan salahku atau sepedaku. Tapi celana kamu saja yang terlalu ketat sampai jalan saja susah,” jawabnya dengan santai, tanpa rasa bersalah.

“Salah sendiri, masih ngeyel pula! Awas kalau ketemu lagi, aku sumpahin kamu bakalan—”

“Suka sama aku, eh!” lanjutku dalam hati.

“Bakalan apa? Cupu banget, sih!” balasnya sambil kembali mengayuh sepedanya.

Saat dia mulai menjauh, tiba-tiba dia berhenti. Aku heran, tapi terus berjalan. Hingga aku melewatinya.

“Hei, cupu!” panggilnya, membuatku refleks menoleh.

“Kalo kita sekelas, kita jadi teman ya!” ucapnya, lalu melanjutkan kayuhannya menuju gerbang sekolah.

“Apa dia gila?” gerutuku. “Kalau semua siswa di sekolah ini seperti dia, mending aku pindah ke planet Yupiter.” Aku hanya bisa mengeluh dalam hati.

"Kalau aku sekelas sama dia, hmm… sepertinya hari-hariku akan berubah total," pikirku.

---

Aku telusuri tiap ruang kelas, mencari namaku di papan yang menampilkan daftar siswa baru.

Akhirnya, aku menemukan namaku di kelas IPS 2. Di situ juga terpampang nama dua teman SMP-ku, Jajat Apriyanto dan Topik Agusciyan.

“Mereka di sini!” seruku senang. Melihat mereka, aku yakin tidak akan kesepian. Tapi di mana mereka sekarang? Apa aku kepagian?

Tettt… Tettt…

Bel berbunyi nyaring. Semua siswa diminta masuk ke kelas.

Aku duduk di bangku paling depan, sementara Jajat dan Topik tepat di belakangku. Aku duduk dengan seorang teman baru bernama Detar. Firasatku bilang, dia mungkin seperti aku. Ya, kami yang "berbeda" memang punya radar khusus, loh.

Setelah semua siswa masuk, aku melihat sekeliling. Mengapa hanya cowok semua? Apakah penglihatanku yang sudah homo 100% membuat semua orang tampak seperti cowok?!

Tiba-tiba, seorang guru masuk.

“Selamat datang siswa-siswaku yang ganteng-ganteng! Perkenalkan, saya Pak Bandi, wali kelas kalian. Untuk informasi, kelas IPS 1 dan 2 ini diisi semua cowok. Sementara, kelas IPS 3 dan 4 semua perempuan. Jadi, diharapkan tidak ada yang berbuat macam-macam,” katanya dengan lantang.

“Mungkin aja,” gumamku dalam hati.

“Baiklah, untuk memulai kegiatan, kita akan berkenalan dulu. Silakan dimulai dari sebelah kanan,” ujar Pak Bandi, sambil menatapku.

Aku pun berdiri.

“Perkenalkan, nama saya Ficky Fahrizal. Panggil saja Ficky. Tinggal di rumah. Kalau mau tahu, main saja ke sana,” ujarku.

“Selanjutnya,” kata Pak Bandi.

Perkenalan pun berlanjut, hingga tiba giliran seseorang yang kukenal dari kejadian tadi pagi.

“Hmm, perkenalkan, saya Adittya. Biasa dipanggil Adit sama teman, dan ‘sayang’ sama pacar. Saya tinggal di rumah. Bagi yang belum punya pacar, yuk mampir ke sana, karena saya masih single,” jelasnya dengan percaya diri.

Oh, namanya Adit... batinku.

---

TBC

▶ Jangan lupa tekan bintang di bawah untuk vote. Tinggalkan komentar kalian juga!

▶ Tidak menerima kritik dan saran. Kenapa? Gak tahu! Bercanda kok, silakan beri masukan kalau mau.

▶ Ini cerita pemula, ya! Awalnya, mencari ide saja susah, jadi kalau cuma 500 kata, maklumi.

▶ Kalau ada typo atau kalimat kurang tepat, mohon maaf. Bangbiizol juga manusia.

Bangbiizol ganteng. Titik!

Love Story With BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang