Chapter 18

1.4K 166 2
                                    

Enam bulan kemudian..

Topik pov

Kemana nih angkot? Udah setengah jam gue nunggu dipinggir jalan tapi gak ada. Pada mogok kali ya. Chh kenapa mobil gue harus dipake bokap juga sih, kan gini jadinya. Apa gue ngesot aja kali ya.

Jam ditangan udah kesel liat gue yang terus mengeluh. Oh oke sekarang fix gue jalan kaki. Sebenernya bisa aja gue telpon Ficky buat nemenin gue ke pasar.  Sayangnya gue bukan tipe sahabat yang suka ganggu keromantisan dengan pacarnya. Ya terpaksa jalan sendiri, lagipula gue udah gak percaya sama jajat. Dia musuh dibalik selimut.

Tumben ya hari ini cuaca panas. Pasar pada penuh dengan kuli. Bikin mata fress. Ehhh eta terangsanglah... Eta terangsanglah... Ehh gue malah nyanyi.

Males juga sih, tapi apa daya ketua murid kelas nyuruh gue beli persiapan buat perpisahan lusa. Gak kerasa ya udah mau lulus lagi. Padahal kaya baru kemaren gue masuk SMA.

Enam bulan berlalu tanpa ada cerita yang berkesan. Ficky makin lengket dengan adit. Walaupun jajat dan danis berusaha mengusik mereka dengan mengirim sella. Mereka tak gentar. Gue salut sama mereka.

Terus cerita lo gimana? Gue ? Huhh tiga bulan yang lalu wahyu nembak gue. Nembak disini artinya mengungkapkan perasaan ya. Dia gue terima. Karna bagi gue ngelupain danis itu lebih baik.

Udah ya flashbacknya. Gue mau lanjutin belanja. Jarang kan cowo manis kaya gue belanja panas-panasan ke pasar. Gue sengaja ambil jalan pintas menuju pasar walaupun harus melewati hutan belantara yang serem kalo lagi malam.

Terlihat diujung jalan seperti ada gerombolan geng motor. Perasaan gue jadi gak enak.mau balik lagi tanggung udah deket. Mau lanjut takut diapa-apain. Lebih baik gue balik lagi.

Langkah seribu udah gue lakukan tapi kayaknya mereka tau gelagat gue yang ketakutan ini. Topik ngapain sih lo lewat jalan sini.

Ngenggg.... Ngenggg
"Mau kemana manis" ujar salah satu anggota geng motor yang kulihat sangat tampan. Oh my god masih aja kepikiran bilang gitu.

"Ficky, lo mau kemana hah? Ayo kita bersenang-senang" sambung lelaki gondrong disampingnya.

Ficky??? Kenapa mereka bilang gue Ficky. Jangan-jangan mereka berniat jahat sama ficky dan mereka salah tangkep.

"Heyy... Malah melamun.. Sudah ayo bawa dia ke hutan" suruh lelaki tampan itu ke teman-temannya.

Gue gak bisa bicara apa-apa. Saat mereka mau turun dari motor, gue langsung lari sekencang-kencangnya. Menjauh dari mereka. Dan tentunya mereka mengejar gue.

"Siapa yang mau nyelakain Ficky" ujar gue sambil tetap berlari. Cape tau.

"Sial mereka ngejar gue terus" pas gue tengok ke belakang kirain udah jauh. Eh masih kalah sama mereka ya iyalah soalnya pake motor.

Beberapa meter didepan gue, ada sosok yang gue kenal. Dan dia orang yang akan dicelakai oleh geng motor itu.

"Ficky" teriak gue. Langsung lari kearahnya.

"Topik, ngapain lo lari-lari, dikejar apaan sih" tanya Ficky. Belum gue jawab gue langsung tarik dia untuk ikut lari.

"Denger gue. Kita harus tetap lari. Cepet deh. Kita harus keluar dulu dari hutan ini. Nanti gue jelasin." ucap gue sambil ngos-ngosan dan Ficky walaupun terlihat bingung ia juga akhirnya ikut berlari.

Sialnya kami malah nyasar dihutan. Niatnya sih keluar dari jalan biar mereka gak ngejar.eh malah kesasar dihutan dan mereka masih ngejar kita.

Gue dan Ficky sembunyi di bawah pohon besar. Dan didepan ada jurang yang sangat curam. Pasti mereka tak akan menemui kita.

"Ada apa sih?" tanya Ficky ngos-ngosan.

"Mereka mau nyelakain gue, yang dikira mereka gue itu lo"

"Hah! Emang siapa mereka? Salah gue apa? Kenal juga nggak"

"Gue juga gak tau. Yang jelas kita harus lari dari mereka"

Srekkk...

"Saya tau kalian disini. Cepat keluar atau"

Dorrrr...
Bunyi tembakan meletus ke atas. Mereka beberapa meter dibelakang kami.

Terlihat Ficky sangat pucat kemudian ia mengeluarkan handponenya. Pasti dia mau telpon adit. Dan kenapa gue bodoh sih, kenapa dari tadi gue gak telpon wahyu. Akhirnya gue pun menghubungi wahyu.

Author pov

"Hallo, adit tolong aku sama Topik, kita dikejar-kejar geng motor. Dan kita kejebak dihutan. Mereka bawa pistol." ujar Ficky sedikit berbisik.

"Apa?? Sekarang kalian posisi dimana? Tenang... Kamu tenang aku segera kesana" balas adit kemudian menutup teleponnya dan menuju TKP.

Giliran Topik yang kini meminta pertolongan dari wahyu. Namun tak ada jawaban.

"Gimana?" tanya Ficky.

"Wahyu gak bisa dihubungi" balas Topik.

"Tenang aja adit menuju kesini ko"

Kringgg... Itu bukan suara hp Ficky ataupun Topik tapi suara dering hp salah satu anggota geng motor dibelakang mereka.

"Hallo, apa? Bos sudah ada disini. Dimana? Oh iya bos saya dibelakang bos" kata dia.

Ternyata orang yang akan mencelakai mereka juga ada dihutan siapa mereka?.

"Kemana dia?"

"Maaf bos mereka bersembunyi"

"Mereka?"

"Iya bos mereka berdua"

"Cepat temukan mereka dan singkirkan!"

Saat mereka berdiskusi. Ficky mencoba melihat dibalik pohon besar. Dia kaget dengan apa yang ia lihat. Dia kembali duduk bersembunyi.

"Siapa mereka" tanya Topik.

"Sella. Dan...." Ficky terhenti karena tak sanggup mengatakannya. Topik menatapnya penasaran.

"Dibelakangnya ada wahyu dan jajat" ujar Ficky membuat Topik diam.

"Wahyu??" gemetar Topik.
.
.
.
.
.
Yeee udah ah chapter ini sedikit aja, biar tegang-tegang gitu.

Wahyu tega banget ya begitu. Bukankah dia gk punya masalah sama Ficky, ko dia mau kerja sama bareng sella. Why?? Why??
Kalo jajat sih udah pasti jahat.

Ada yang nanya ke author, alfa kemana thor?

Oh alfa... Alfa kan ngelanjutin sekolah keluar negeri. Tapi tenang aja. Dia akan kembali ko.

Ada yang bilang juga ke author bahwa ceritanya udah ketebak. Ficky dgn adit. Topik dengan wahyu. Jajat dgn danis. Ohh itu salah besar. Kita liat aja kedepannya.

Love Story With BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang