chapter 11

1.5K 179 1
                                    

Adit pov

Gua bisa lihat ekspresi ficky tadi siang. Wajahnya langsung sedih bercampur marah. Sepahit itukah kehidupannya sehingga membuat dia terjatuh ke dunia pelangi. Mungkin itu adalah salah satu alasannya. Berbeda dengan gua. Gua mulai suka cowo ya karna dia itu. Sosoknya membuat gua sadar yang layak dicintai itu bukan hanya cewe tapi juga cowo seperti ficky.
Buktinya sekarang gua lagi pegang hp, dilayar masih gua liatin foto ficky. Gua yakin sekarang. Perasaan gua adalah cinta. Alah lebay

tok tok tok....
Sontak langsung gua tutup tuh hp, takut ada yang tahu. Bisa berabe gua. Diambang pintu terlihat ada wahyu disana.
"Biasa aja kali, kaget gituh. Lagi nonton bokep lo ya?" Ucapnya bikin gua ngeri.
"Nggak lah, gua kaget aja" balas santai.
"Gua mau tanya sama lo, ficky itu pacar lo ya, gua liat begitu" kata wahyu setelah merebahkan badannya dikasur gua. Gua ngeliat wahyu yang ternyata merem.
"Nggak" jawab singkat gua.
"Tapi lo suka kan?" Tanya wahyu
Mata gua langsung melotot sesuai intruksi otak dan hati kalau tidak ada yang boleh tau isi hati gua.
"Nggak, masa gua suka cowo" gua terus balas santai.
"Hssstt" wahyu mendengus.
Tampak wahyu tersenyum, apa maksudnya dia? Ngeledek gua?.
"Lo gak perlu bohong dit, tatapan kalian berdua tadi menunjukkan kalau kalian saling suka. Gua bukan peramal sih, tapi gua akan ada dibarisan paling depan jika lo bener-bener serius sam dia.pegang janji gua" ucap wahyu yang membuat gua terus berpikir bahkan otak gua mau pecah.
"Kita lihat aja nanti" balas gua singkat.

Author

malam ini hujan tiba-tiba turun dengan derasnya. Ada sosok yang terlihat murung didekat jendela. Ia sendiri. Memang sendirian dirumah itu semenjak orang tuanya resmi bercerai, dia terlihat seperti yatim piatu. Alunan musik terdengar disana.

Malam ini hujan turun lagi
Bersama kenangan yang mungkin luka dihati
Luka yang seharusnya dapat terobati

T

uttt.. tiba-tiba suara musik berhenti, ada panggilan masuk disana.
"Hallo" suara ficky terdengar berat karena ia sudah menangis.

"Kamu nangis nak?" Tanya suara lebih berat seperti lelaki dewasa terdengar disana. Dia ayahnya ficky.

"Nggak yah, ada apa telepon?" Balas ficky berbohong.

"Kamu sakit? Suaramu serak nak." Kata ayah

"Sinyal mungkin jelek yah, ayah sehat kan?" Tanya ficky mengalihkan perhatian dengan mengganti topik pertanyaan ayah yang terus menyudutkan ficky.

"Sehat. Ayah disini baik-baik aja. Justru ayah khawatir sama kamu. Maafin ayah nak" terdengar suara ayah yang serak seperti menangis.
Ficky yang mendengar suara isakan diseberang tambah meringis kesakitan.

Flashback on

Saat itu ayahnya pulang kerja dia tampak kelelahan seharian bekerja. Akupun membuatkan kopi untuknya. Tapi waktu itu ibu belum pulang walau jam sudah menunjukkan pukul 11 malam. Saat ayah akan keluar, ternyata ibu ada diluar dalam keadaan mabuk. Dia diantarkan lelaki muda.

"Makasih ya sayang, hahaha tadi enak banget, kamu top deh" kata ibu sempoyongan karna mabuk.
Terlihat tangan ayah mengepal sangat keras tapi ia tahan sampai lelaki itu pergi.
Setelah mereka berciuman didepan mata ayah sendiri, lelaki itu pergi.

"Siapa dia mah" tanyanya

"Pelanggan" jawab ibu masih dalam keadaan mabuk. Ayah langsung menamparnya.

"Sadar mah, kamu udah punya keluarga. Anak kita udah besar. Kelakuan kamu seperti jalang mah" bentak ayah marah.
Ibu melihat ayah dengan tatapan marah juga sambil memegang pipinya yang merah.

Love Story With BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang