PROLOG

5.9K 460 22
                                    

Ini adalah cerita pertama Bangbiizol. Awal mula sebagai seorang penulis yang mungkin terlihat sedikit alay dan menyebalkan.

Cerita ini sebelumnya sempat di-unpublish dan telah melalui proses revisi. Kini, cerita ini di-publish kembali. Labil? Mungkin iya, begitulah aku.

Mengapa cerita ini tarik ulur? Karena semua tokohnya menggunakan nama-nama teman-teman nyata di sekitarku.

Bangbiizol ganteng. Titik!

Genre: romance, tapi lebih ke romance halu, ya!

Konten: ada elemen dewasa, yaoi, LGBT, dan sejenisnya. Kalau tidak suka, harap meninggalkan lapak Bangbiizol.

Harap maklum. Bangbiizol bukan penulis handal, jadi karya sederhana ini mungkin memiliki kekurangan. Kalau tidak bisa dimaklumi, siap-siap saja dijitak pakai nuklir!

Jadi, ayo baca cerita ini!

---

Semua orang memiliki cinta. Tuhan memberikan rasa itu agar kita bisa saling memahami dan memiliki.

Cinta memberi kebahagiaan bagi mereka yang merasakannya. Cinta tak pernah salah dalam menemukan pemiliknya; hanya pemiliknya yang terkadang keliru.

Pernahkah kalian mencintai seseorang yang, dari awal, sudah kalian yakini tidak akan pernah menjadi milik kalian? Aku adalah salah satu dari mereka yang merasakannya. Cintaku tertuju pada seseorang yang sangat spesial.

Dia adalah Adit.

Cinta memang tak pernah salah. Namun, pemilik cinta itulah yang sering kali keliru. Entah bagaimana, kesalahan itu justru menguatkan cintaku dan tak mengubah sedikit pun perasaanku.

Kisah ini adalah tentang diriku dan kekasihku. Sebuah cinta yang penuh perjuangan dan pengorbanan.

---

Di sudut meja dekat jendela, tampak seorang pria berusia 28 tahun duduk menikmati kopi, menghadap pemandangan Kota Bandung yang menenangkan. Kemeja putih dan dasi hitam membuatnya tampak gagah dan tampan. Di mejanya, terdapat beberapa dokumen penting—perusahaan yang ia bangun tujuh tahun lalu. Sepertinya ia sedang menunggu seseorang.

“Hey, sudah lama menunggu ya?” suara seorang wanita membuyarkan lamunan pria muda yang merupakan CEO perusahaan ternama di Bandung.

“Mmm, tidak. Ayo, duduklah.”

“Bagaimana harimu? Apa kau masih bersedih?” tanyanya.

“Tidak, tidak sama sekali.”

“Aku harap begitu. Jadi, apa yang akan kau lakukan setelah ini?” wanita itu bertanya lagi.

“Pergi,” jawab CEO itu dengan tegas.

Wanita di depannya menepuk bahu pria itu. Meski baru saja mengenalnya karena insiden kecelakaan beberapa waktu lalu, ia tahu bagaimana perasaan lelaki di hadapannya. Namun, ia pun tak yakin harus berbuat apa.

“Mari kita pergi bersama! Berlibur akan membantu menghilangkan sejenak masalah yang ada,” usulnya. Pria itu hanya mengangguk, menyetujui ajakan tersebut. Mungkin benar, ia memang butuh waktu untuk berlibur.

Namun, satu fakta yang perlu kalian ketahui: sejauh apa pun ia pergi, ia takkan pernah bisa melupakan satu nama. Setidaknya, ia sudah berusaha.

---

Catatan Penulis : Cerita ini sebenarnya adalah fantasi pribadiku. Temanku pernah memintaku untuk membuat cerita yang agak menyimpang dari kisah aslinya. Jadi, meskipun kisah ini mungkin fiktif, aku yakin di dunia nyata, pasti ada yang merasakan hal yang sama seperti dalam cerita ini.

Jangan lupa tinggalkan jejak vote, ya!

Love Story With BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang