5. AyT-Kehidupan yang baru

113 9 2
                                    

Dua tahun berlalu semenjak hari itu. Kini aku tinggal bersama Riki di rumah yang baru setengah tahun ini aku beli dari hasil jerih payahku.

Alhamdulillah banyak hal yang sudah aku capai disini. Selain memiliki rumah aku juga kini membuka sebuah kedai kopi yang aku namai Coffee Wish.

Sekarang, adikku sedang melanjutkan kuliahnya di Sekolah Tinggi Agama Islam. Makanya dia tinggal bersamaku dan bukannya di pesantren. Riki juga selalu menyempatkan diri untuk mengantar dan menjemputku dari pesantren karena aku mengajar Bahasa Inggris disana. Bahkan ditengah kesibukannya dia juga sesekali membantuku di Cafe. Aku bangga sekali padanya.

Bunda dan Rangga. Mereka pun selalu berkunjung kesini. Dan akhir pekan ini rencananya Bunda akan pindah kesini.

Aku bersyukur akhirnya aku, Bunda dan Riki bisa kembali bersama.

Drrtt drrrtt

Satu pesan masuk membuyarkan lamunanku. Kurogoh ponsel di tasku.

Saat melihat nama pengirimnya aku hanya memutar mata bosan.

Siapa lagi kalau bukan Rangga. Dia tak pernah sekalipun absen mengirimiku pesan. Bahkan kunjungannya kerumahku lebih intens daripada Bunda.

Tak mau ambil pusing lagi mengingat tingkah aneh Rangga, akupun membuka pesan darinya.

From : Rangga

Honey, besok aku mau kerumah. Kamu masak yang enak ya! Suamimu ini akan pulang.

Aneh kan? Itulah Rangga. Aku memijit pangkal hidungku. Ini kunjungan ketiganya di bulan ini.

Apa Rangga tidak punya kesibukan? Jarak dari Jakarta ke Tasik itu bukanlah jarak yang bisa ditempuh selang satu atau dua jam.

Rangga memang gila. Aku akui itu.

Dan lagi, aku sebenarnya risih dengan panggilan Rangga padaku. Dia selalu memanggilku ‘Honey, Dear, Babe, Love’ dan sebagainya.

Selama yang aku tau, Rangga tak pernah memanggil teman wanitanya yang lain atau bahkan calon tunangannya dengan sebutan seperti itu.

Bukannya apa, aku hanya tak ingin yang lain salah paham. Terutama calon tunangan Rangga.

Ya. Rangga saat ini sedang menjalin kasih dengan seorang gadis cantik bernama Dini Ayu Lestari. Dan satu bulan lagi Rangga akan bertunangan dengan gadis yang usianya terpaut 3 tahun lebih tua darinya.

Sejauh ini, Rangga tak pernah cerita padaku soal hubungan asmaranya. Tapi 4 hari yang lalu, Rangga bilang bahwa dia akan bertunangan. Dia hanya menyebutkan nama calon tunangannya dan mengirimkan otonya padaku.

Aku kaget? Tentu saja aku kaget. Aku juga penasaran kenapa dia memberitahuku tiba-tiba.

Padahal selama ini, dia bahkan tak pernah cerita kalau dia memiliki kekasih. Tapi aku bisa apa. Aku tak mau menuntut penjelasan darinya. Toh kalau Rangga sudah siap untuk bercerita ia akan melakukannya tanpa diminta.

To : Rangga

Jam berapa? Sendiri? Oh ya, Bunda jangan diajakin! Kasian kemarin baru aja dari sini.

From : Rangga

Aku subuh keknya dari sini. Nggak, aku berdua. Siap honey, aku gak bakalan ajakin Bunda kali ini.
Oh ya kamu masak yang enak ya!

Aku mengernyit heran. Berdua? Kalau nggak sama Bunda sama siapa dia kesini? Sama Tante Ratih lagi? Atau sama Om Bagas? Atau sama adiknya?

To : Rangga

Asa Yang TertinggalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang