9. AyT-Cerita Masa lalu

106 9 2
                                    

Hari pertunangan Rangga pun tiba. Acaranya begitu meriah, mengingat Rangga dan Kak Dini dari golongan berada. Jadi tak heran bila acaranya akan semeriah ini.

Para tamu undangan yang datang pun terlihat begitu berkelas.

Aku menapaki langkahku beriringan dengan Riki. Sesekali kami menyapa orang yang kami kenal.

“Kak, kita kesana ya. Itu ada Dion. Aku mau nyapa dia. Udah lama aku gak ketemu dia kak” ajak Riki.

Aku menggeleng. “Kakak disini aja dek” jawabku.

“Yaudah. Kakak gak apa-apa kan aku tinggal disini sendirian?” tanya Riki memastikan.

Aku mengangguk. Rikipun berlalu dari hadapanku.

Aku terduduk di salah satu kursi yang ada di pojok ruangan ini.

Bisa kulihat jelas orang-orang yang sibuk dengan kegiatan mereka. Ada yang tertawa menumpahkan kerinduan mereka pada orang yang tengan berbicara bersama mereka.

Ada yang asyik menikmati hidangan yang tersedia dan masih banyak lagi.

Sementara aku. Aku hanya duduk disini.

Aku merasa sendirian ditengah keramaian ini.

Tiba-tiba kepalaku ditepuk.

“Aku cariin ternyata kamu malah mojok disini. Sendirian lagi. Gak takut kesambet?” tanya Kak Nathan seraya duduk dikursi kosong.

Aku tersenyum menaggapinya. Akhir-akhir ini cara bicara Kak Nathan berubah. Menjadi semakin sopan.

Berbeda sekali dengan saat pertama kali kami bertemu.

Tak lama dari itu Kak Ethan menghampiri kami sambil menggandeng wanita cantik bersamanya.

“Yo Nad. Kamu mau aja mojok disini bareng orang gila kayak dia” canda Kak Ethan.

Aku terkekeh geli. Sedangkan Kak Nathan melotot tak terima. Kak Ethan dan wanita itupun duduk di kursi yang tersisa.

Di ruangan ini memang kursinya dilengkapi meja bundar.

Di ruangan ini memang kursinya dilengkapi meja bundar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Oh ya Nad. Kenalin. Ini istri aku. Ayu Widya Astuti. Dan Mah, ini Nadia. Gebetannya Nathan yang sering papah ceritain itu” ujar Kak Ethan memperkenalkan kami.

Aku mengulurkan tanganku kearah Kak Ayu.

“Nadia Azzahra. Adik kelasnya Kak Ethan sama Kak Nathan dulu. Salam kenal ya Kak” ujarku memperkenalkan diri.

Kak Ayu meraih uluran tanganku.

“Ayu aja gak apa-apa ko. Lagian kita seumuran” pintanya.

Obrolan kami berlangsung. Sesekali aku tertawa mendengar pertengkaran Kak Nathan dan Kak Ethan. Mereka jadi terlihat seperti Rangga.

***

Acara pertukaran cincin pun berlangsung lancar tanpa hambatan.

Asa Yang TertinggalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang