"Yakin gak perlu papa anter ke dalam?" Tanya ayah Sunny melihat putrinya yang sudah melepas sabuk pengaman untuk keluar dari mobil.
"Yakin pahh" kata Sunny mencium pipi ayahnya.
"Uang saku yang papa taro dimeja udah diambil? Kenapa gak berangkat sama ratna ajasih? Ini kan hari pertama. Kamu belum tau kelasmu. Papa jadi khawatir"
"Udah kok. Papa tenang aja, Sunny udah SMA. Kalau soal kelas, nanti kan bisa nanya nanya" kata Sunny berusaha menenangkan ayahnya.
"Kalau ada apa apa langsung kabarin papa ya"
"Iya papaku sayang. hati hati dijalan ya" kata Sunny membuka pintu mobil, lalu segera keluar dan berjalan masuk ke gerbang sekolah.
Sunny berjalan dengan diiringi tatapan anak anak yang baru datang dan bertanya tanya siapakah Sunny. Saat berjalan di lorong sekolah, tatapan Sunny tertuju pada seorang lelaki yang duduk di bangku lorong dan sibuk pada telpon genggamnya.
"Permisi kak, tau kelas 10 ipa 2 gak?"
Rein mengangkat kepalanya dan melihat seorang gadis yang baru pertama kali ia lihat disekolah, Rein memiringkan kepalanya sebentar seolah berpikir.
"Anak baru? Diujung sana lo naik ke tangga lalu belok kanan, nah ipa 2 paling ujung" kata Rein menunjuk kearah ujung lorong.
"Minggir, minggir awas" Aryo berteriak dan membuat Rein menoleh ke arah dimana Aryo dan Bima sedang main kejar kejaran dengan semangat dan karena lorong sekolah mereka yang sempit, sebelum mereka menabrak Sunny, Rein segera menarik tangan Sunny cepat cepat dan kini rein tampak seperti memeluk Sunny.
Sunny terdiam selama beberapa saat lalu tersadar bahwa kepala Rein menempel didadanya karena posisi Rein yang duduk dan Sunny yang berdiri, lalu refleks Sunny mendorong kepala Rein dengan keras sehingga tidak hanya kepalanya tetapi seluruh badan Rein terdorong kebelakang dan jatuh dari kursi.
Kontan saja seluruh lorong ricuh dengan gelak tawa melihat posisi Rein yang seluruh badan dibawah hanya kaki yang tetap diatas. Sunny menutup mulutnya dengan kedua tangan lalu segera kabur karena takut terkena masalah.
Arka yang mendengar bahwa Rein dibawa ke ruang kesehatan segera berlari kencang dan mendapati sahabatnya sedang diobati oleh guru di ruang kesehatan.
"Nah buu, ini suaminya Rein udah dateng" kata Aryo menahan tawa melihat wajah Arka yang merah padam.
"Selamat pak, anaknya laki laki" kata Bima menimpali lalu diikuti gelak tawa Aryo dan guru ruang kesehatan.
"Lo kenapa Rein? Ampe hidung sama jidat di plester gitu? Siapa yang berani mukulin lo? Bilang sama gue sekarang! Gue bikin mampus" kata Arka emosi tanpa memedulikan Aryo dan Bima yang cekikikan.
"Ubin" kata Rein datar.
"Ubin mati lo sekarang!" Teriak Arka sambil berlari ke pintu lalu terdiam.
Arka menoleh ke arah rein dengan wajah bingung. "Ubin?"
...
Semua murid di kelas 10 ipa 2 secara bersamaan menoleh kepintu ketika melihat wajah baru yang tak mereka kenali masuk kedalam kelas.Ratna segera menghampiri Sunny dan mengantarnya ketempat duduk disamping tempat duduknya sendiri.
"Naa, siapa nih?" Tanya Bagas yang segera menghampiri meja Ratna.
"Anak baru, nanti juga kenalan. Sana sana" kata Ratna mendorong Bagas menjauh.
"Salam kenal ya, gue Bagas" kata Bagas tersenyum manis lalu menjabat tangan Sunny.
"Sunny" kata Sunny membalas senyum itu dengan ramah lalu mengalihkan padangan ke arah Ratna.
"Udah dong gas. Entar aja kenalannya. Gua mau ajak Sunny ke kantin" kata Ratna tak sabaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hujan & Matahari
Подростковая литератураHujan turun semakin deras, Rein mengernyit dan menghentikan langkah kakinya. "kenapa gak mati sekarang aja? Apa bedanya sama mati besok?" Kata Rein pada dirinya sendiri. Rein menghela nafas panjang lalu berjongkok dirumput, menghela nafas panjang se...