"gila bener dah ni. Udah setengah sembilan, pak Joko gak nongol-nongol. Tau gini gue gak usah kebut kebutan ngerjain pr" kata Ratna kesal sambil memperhatikan jam ditangannya.
"Sun lo dengerin gue gak..." Kata Ratna dongkol melihat Sunny yang dari tadi menempelkan wajahnya dikaca, tak bergerak sedikitpun.
Jendela kelas Sunny yang langsung mengarah pada lapangan basket membuat gadis ini leluasa memerhatikan kelas seorang anak lelaki yang sedang dalam pelajaran olahraga. Sunny tersenyum senang saat melihat lelaki itu berhasil memasukkan bola ke ring, ikut tertawa geli saat melihat lelaki itu menjahili temannya, dan berteriak kecil saat lelaki itu terkena lemparan bola. Bahkan kelasnya yang lebih ribut dari pasar tak bisa mengganggu fokusnya pada lelaki itu.
"Lo suka kak Rein?" Tanya Ratna kemudian. Untuk pertama kalinya Sunny mendengarkan Ratna, ia mengalihkan pandangannya dari lapangan basket jadi menatap Ratna. Sunny tertawa terbahak-bahak diiringi tatapan bingung dari Ratna.
"Aku? Suka kak Rein? Hahah lucu na, ya gak mungkin lah" kata Sunny menghapus air mata diujung matanya karena terlalu semangat tertawa.
"Kenapa gak mungkin?" Tanya Ratna sekali lagi.
"Yaa enggak aja" kata Sunny berusaha mengelak.
"Bayarr!! Bayarr!!" Sunny dan Ratna langsung menoleh ke arah yang bersamaan, sang bendahara sedang menagih uang kas tepat dua bangku dari mereka.
"Lo bawa uang Sun?" Tanya Ratna panik
"Bawa. Tapi gue mau pake beli buku. Bilang enggak bawa aja deh"
"Gue juga" kata Ratna menimpali.
"Uang kas!" Kata Putri galak saat sampai di depan meja Ratna dan Sunny.
"Yah put, galak bener deh" kata Ratna cengengesan sambil menepuk pelan pundak Putri
"Put besok ya, dompet Sunny ketinggalan di meja belajar. Semua uangnya disana" kata Sunny dengan wajah memelas.
"Serius lo Sun? Gue kan nitip uang gue disana. Astaga ceroboh banget sih. Put gue besok juga.. uang gue di dompet Sunny" kata Ratna dengan wajah dibuat buat kesal pada Sunny.
Putri menatap mereka berdua bergantian lalu menghela napas panjang, "Iya udah besok ya. Harus ada." Kata Putri meninggalkan meja Ratna dan Sunny.
"Selamat" kata Ratna mengelus ngelus dada.
Sunny kembali mengalihkan pandangannya pada lapangan basket, berusaha mencari lokasi Rein berada dan menemukan lelaki itu sedang berdiri di pinggir lapangan basket.
Mata Sunny langsung melebar saat menyadari Rein tak sendirian berdiri disana, didepan Rein berdiri seorang gadis dengan rambut kuncir kuda dan dua temannya yang tampak seperti menyerahkan sesuatu pada Rein.
Sunny langsung menggebrak meja, mengeluarkan dompet dari tasnya.
"Sunny bawa dompet!! Putri ambil dompet Sunny, bawa aja uangnya. Bawa!" kata Sunny tiba-tiba berteriak, membuat seisi kelas melongo menatapnya. Tanpa basa basi gadis itu segera meninggalkan kelas, meninggalkan Ratna yang menelan ludah saat tatapan Putri dan seisi kelas langsung mengarah pada meja miliknya.
...
"Lapar!!!" Teriak Sunny keras keras sambil berjalan.
Seluruh penghuni lapangan basket menoleh ke asal suara, dari kejauhan tampak seorang gadis yang berjalan cepat dari arah gedung sekolah menuju ke lapangan basket.
"Sunny?" Tanya Aryo bingung saat melihat Sunny mendekat dan berjalan kearah Rein.
"lapar!" Teriak Sunny sekali lagi, kini tatapannya mengarah pada gadis di depan Rein.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hujan & Matahari
Ficção AdolescenteHujan turun semakin deras, Rein mengernyit dan menghentikan langkah kakinya. "kenapa gak mati sekarang aja? Apa bedanya sama mati besok?" Kata Rein pada dirinya sendiri. Rein menghela nafas panjang lalu berjongkok dirumput, menghela nafas panjang se...