Sunny Van Delton

1.1K 77 5
                                    

Sunny membetulkan tali sepatunya lalu menatap dirinya dikaca, gadis yang baru saja menginjak bangku SMA kelas 10 ini berencana pergi ke toko buku dan membeli perlengkapan untuk mulai sekolah besok. Keluarganya baru pindah dari Surabaya ke Jakarta karena ayahnya pindah lokasi kerja. Meski baru seminggu di Jakarta, tetapi Sunny sudah memiliki teman.

"Om, Sunny nya ada?" Tanya Ratna ketika memasuki rumah Sunny. Gadis berambut panjang dan bermata sipit ini adalah teman pertama Sunny saat ia tiba rumah barunya. Ratna dan orangtuanya membantu Sunny dan papanya untuk memasukkan barang barang ke dalam rumah barunya saat tiba di Jakarta. Dan ternyata mereka akan menjadi teman satu sekolah.

"Ada di dalam. Masuk aja" kata ayah Sunny tersenyum ramah pada Ratna.

Sunny merupakan anak tunggal yang dibesarkan seorang diri oleh ayahnya. Ibu dan ayah Sunny bercerai saat umur Sunny 2 tahun. Dan hak asuh jatuh kepada ayah Sunny. Ayah Sunny yang merupakan keturunan Belanda langsung membawa putri sematawayangnya untuk tinggal di Belanda. Dan kembali ke Indonesia ketika Sunny masuk sekolah dasar.

Sunny tau alasan ayah dan ibunya bercerai. Ibunya mencintai lelaki lain. karena itu ia sangat membenci ibunya. Baginya, ibunya telah tiada. Ayahnya ada segalanya bagi Sunny, Sunny tak pernah membiarkan ayahnya merasa sendirian, dan saat ayah mulai membicarakan tentang bagaimana cara ibu tersenyum atau tertawa, dan betapa ayah Sunny mencintai ibunya. Sunny akan langsung mengalihkan pembicaraan, karena Sunny benci mendengar betapa hebatnya ibu dimata ayah.

"Masuk na" kata Sunny pelan saat mendengar percakapan ayahnya dan Ratna.

"Anjir Sun, cantik bener" kata Ratna melihat temannya yang sedang memoles lipbalm didepan kaca.

"Ah engga biasa aja"  kata Sunny tertawa.

"Gue maksudnya, tu di kaca" kata Ratna tertawa.

"Ih gila" kata Sunny tertawa.

"Sun, sepupu gue ikut"

"Iya bagus dong, semakin rame semakin seru

"Gak ada serunya. Ni orang nyebelin banget"

"Ratna jangan ngomong gitu" kata Sunny tertawa.

"Duh, liat sendiri ajadeh sun"

"Yuk berangkat, udah siap nih" kata Sunny mengambil tasnya diatas meja lalu menggandeng Ratna keluar kamar.

"Pah, Sunny berangkat ya" kata Sunny memeluk ayahnya lalu segera berlari keluar

"Hati-hati jangan pulang malam" jawab ayah Sunny setengah berteriak.

"Om pergi dulu" kata Ratna sopan

"Iya na, titip Sunny ya. Kalo nakal, jual aja" kata ayah Sunny tertawa.

"Siap om" jawab Ratna terkekeh.
                              ...
"Ih bagus banget gila, ini kan lipstick keluaran terbaru. Duh pengen" kata Sophie mencoba sebuah lipstick saat mereka sampai di mall.

"Duh ngapain sih pi, yuk ke toko buku. Kasian Sunny, tadi kan janjinya ke toko buku" kata Ratna berusaha menyadarkan sepupunya.

"Santai aja kali. Toko bukunya juga gak bakalan pindah" kata Sophie melirik ke arah Sunny.

"Ah gapapa kok, kalau Sophie masih mau liat-liat lipstick dulu." Kata Sunny yang tersadar bahwa tatapan Sophie tadi mengarah padanya.

"Tuh, Sunnynya aja gapapa. Kok lo yang ribet na" kata Sophie tertawa kecil.

"Terserah deh, gue tungguin. Tapi lu juga cepetan" kata Ratna mengalah.

"Iya ah bawel. Emang lu mau nyari buku apa Sun?" Tanya Sophie sambil melihat Sunny dari atas kebawah.

"Cuma buku buat sekolah besok kok, gak buru-buru"

"Oh, gak terlalu penting" kata Sophie sambil mencoba salah satu lipstick.

"Lo yang gak penting!" Kata Ratna kesal

"Kok lo nyolot sih?!" Tanya Sophie ikut terpancing emosi.

"Udah udah jangan berantem. Malu diliatin orang" kata Sunny berusaha melerai keduanya. Ratna dan Sophie saling tatap denga gusar, seperti menandakan bahwa perang ini baru dimulai.

Sejak hari itu, Sunny tau bahwa Sophie dan Ratna jika ada ditempat yang sama. Maka perang dunia ke-3 bisa muncul kapan saja.

Hujan & MatahariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang