kita dan ibu

625 55 2
                                    

Rein mendongakan kepalanya ketika suasana terasa sepi, sunny duduk disampingnya dengan kepala yang menunduk, Rein memperhatikan gadis itu lalu tersenyum simpul. Menggeser badannya agar lebih dekat dengan Sunny lalu mendorong pelan kepala gadis itu kearah pundaknya.

Kepala Sunny terjatuh pelan di pundak Rein, rambut yang menutupi wajahnya kembali ke tempat semula, membiarkan wajah gadis itu terlihat. Rein menatap Sunny yang tertidur lalu menoleh kedepan dan menghela nafas panjang.

"Pergi lo cowo cabull, tolong!!!!!" Teriak Sunny tiba tiba bangun, melompat dan menyerang ke semua arah membuat Rein kaget.

"Sun tenang. Aduh gila ni cewe, bisa digebuk masa gue" kata Rein berusaha menenangkan Sunny.

"Eh.."  Sunny tersadar pada apa yang barusan ia lakukan 'aduh mati malu' kata Sunny dalam hati sambil menutup wajahnya lalu membetulkan posisi berdirinya.

"Bisa bisanya ketiduran"

"Sunny gak tidur"

"Oya? Itu lap dulu ilernya" kata Rein menunjuk bagian bawah bibir kanan Sunny. Dengan cepat Sunny langsung mengelap bibirnya.

"Gak ketiduran. Ini juga bukan iler." Kata Sunny masih berusaha  mempertahankan harga dirinya. Rein tertawa terbahak bahak, kepolosan gadis di depannya membuat Rein tak bisa menahan tawa.

Sunny menatap Rein lalu tersenyum 'ada ya, cowo yang bisa ketawa semanis ini' kata Sunny dalam hati.

Rein menghapus air matanya yang keluar karena tertawa keras lalu kembali memasang ekspresi serius.

"Sun, gue mau pulang" kata Rein berdiri.

"Pulang?"

"Iya pulang"

"Tapi kan jam sekolahnya belum selesai"

"Masa iya? Di jam gue udah selesai" kata Rein santai.

"Kalo gitu, di jam Sunny juga udah selesai. Ayo pulang " kata Sunny mengikuti Rein, Rein tersenyum simpul tanpa menoleh ke arah Sunny.

"Gue lompatin gerbang belakang lo" kata Rein memperingati Sunny.

"Sorry kak. Sunny atlet lompat tali, jadi jago lompat" kata Sunny meyakinkan Rein yang hanya melanjutkan jalannya.

"Yakin bisa?" Tanya Rein menggoda.

"Bisalahh"

"Aduh tinggi ternyata ya pagarnya hehe" kata Sunny tertawa kecil saat mereka sampai di depan gerbang belakang. Rein tertawa kecil, melompati pagar itu dengan santai, lalu menoleh ke arah dalam.

"Sun butuh bantuan gak?" Tanya Rein setengah berteriak.

"Enggak kak enggak" jawab Sunny. Sunny menggaruk garuk kepalanya, berpikir apa yang harus ia lakukan. Mengangkat kaki kanannya lalu menurunkannya lagi, mengangkat kaki kirinya lalu menurunkannya lagi.

Rein membelakangi pagar lalu menatap ke arah jalan, mencoba melihat kekanan kekiri untuk memastikan tak ada yang melihat mereka.

"Ah kaget gue sial!!!" Teriak Rein saat ia menoleh ke belakang dan menemukan Sunny sudah berdiri menatapnya polos.

"Yuk pulang" kata Sunny segera berjalan.

"Kok ? Kok bisa?" Tanya Rein penasaran.

"Pagarnya kebuka kak. Tinggal digeser" kata Sunny berbicara polos, Rein menatap pagar yang masih terbuka lalu mengangguk polos seperti anak kecil yang habis kena tipu.

"Tas" kata Sunny menepuk jidatnya mengingat tas yang masih tertinggal di sekolah.

"Udah besok aja. Gue sering kok pulang gak bawa tas" kata Rein terkekeh. Sunny mengangguk polos lalu segera berjalan.  Mereka berjalan ke arah warung mbo Eni untuk mengambil motor Rein.

Hujan & MatahariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang