"Sebenarnya yang ada dihadapan ku ini kamu atau ini hanya ilusi ku saja?" - Nadine
Vanno tak sengaja melewati kelas XI ips 4,ia lalu melihat nadine yang sedang memainkan hp nya sambil menggerutu. Vanno pun tertawa kecil melihat nadine yang begitu kesal,entah apa yang ia kesalkan.
Vinno yang mengikuti vanno pun langsung meneriakinya, "acieee.... abang vanno ketawa gara-gara calon kakak ipar,cie cie..."
Sadar diteriaki begitu,vanno pun merubah mimik mukanya menjadi datar kembali. Semua orang yang ada di kelas itu pun langsung menoleh ke arah pintu dan meneriaki kata 'cie' kepada nadine dan vanno.
Vanno pun segera pergi dari sana,vinno pun segera mengikuti abangnya tersebut,berniat meledeknya lagi.
"Nad,itu beneran si vanno,ngapain dah dia didepan kelas lu? Mau ngapel?"
"Hah? Vanno ngepel?" Ucap vani gagal fokus.
"Iihh bukan ni,dia mau ngapelin si nadine."
Nadine masih saja terdiam,sama halnya dengan arsya tadi,dia bingung vanno ngapain di depan kelasnya,padahal kan biasanya dia lagi ngumpul sama arfa dkk. Apa dia lagi bosen,jadi ke kelasnya? Tapi buat apa ke kelasnya? Di kelasnya kan gak ada temen-temennya vanno. Nyamperin dia? Mustahil rasanya.
Ah sudahlah. Berdebat dengan hati tak ada habisnya.
"Dorrr!!!"
Tiba-tiba hilda mengagetkan nadine yang daritadi hanya diam saja.
"Ish.. apaan sih da,lu mah ngagetin gue aja,dag dig dug nih jadinya." Seru nadine sambil mengecurutkan bibirnya.
"Abisan sih diem aja,mikirin si vanno ya? Duileh... jangan dipikirin mulu ah,nanti malah semakin besar perasaan lu sama dia."
"Semakin sering ketemu,semakin besar juga rasa cinta gue sama vanno da,setiap gue bilang benci vanno,semakin besar juga rasa cinta gue sama dia,logika gue selalu kalah sama hati da kalo udah bahasannya vanno,terus gue harus gimana da? Takdir selalu pengen gue sama dia deket mulu."
"Sekarang-sekarang ini jangan refleks bilang suka atau apa pun sama dia dulu nad,lu harus bisa kontrol rasa suka lu di depan dia,Oke?"
"Iya da,thanks ya da. Seenggaknya gue udah agak legaan bisa curhat sama lu."
"Kita kan best friend forever."
Lalu mereka pun berpelukan. Arsya,vina,lila dan vani yang melihatnya pun langsung berjalan menuju nadine dan hilda,lalu mereka bersama-sama berpelukan.
Nadine yang dipeluk oleh sahabat-sahabatnya itu pun menangis. Ia menangis terharu. Ternyata masih banyak orang yang sayang padanya,dan ia tak kan pernah menyia-nyiakan sahabat sebaik mereka semua.
***
"Abis darimana lu fa? Muterin lapangan tenis? Hahaha..."
"Jalan."
"Jalan? Ah iya gue baru inget,tadi si hilda sama temen-temennya mau jalan-jalan abis pulang sekolah,pada mau ikut gak?"
"Ayo dah jalan,lumayan kan refreshing pulang sekolah,penat kepala gue denger ocehan vani sama vinno."
"Hah? Apaan krom? Jalan sama temen-temennya hilda? Widihh.... ada ayang beb gue tuh hihihi..." ucap vinno tiba-tiba.
"Siapa dah? Vani?"
"Hooh. Jawaban anda benar dan anda berhak mendapatkan 1 milyar." Ucap vinno sambil bertepuk tangan.
"Lu kata acara kuis apa?!"
"Eh tapi belom di konfirmasi sih sama temen-temennya hilda,boleh apa enggaknya."
"Yaudah nanti kita follow-follow mereka aja."
"Boleh tuh,mumpung ada doi."
"Iyain biar bahagia."
***
"Kita jadi gak nih perginya?" Ucap vina.
"Ayo dah. Tapi kemana?"
"Mall citra indah aja yuk."
"Nah,ayo-ayo."
"Eh,tapi tadi kan si akrom mau ikut kita juga,boleh gak?"
"Boleh-boleh aja sih asal gak rusuh aja,apalagi si vinno tuh." Ucap vani.
"Tapi kita kesananya naik apaan? Kan tadi kita dianter nyokap bokap kita."
"Yaudah bareng kita-kita aja." Seru akrom sambil menghampiri mereka.
"Kita-kita boleh ikut jalan sama kalian kan?" Ucap vinno sambil menaik turunkan alisnya.
"Iya-iya,tapi jangan rusuh,TERUTAMA LU VIN!!" Ucap vani sarkastik.
"Iya-iya siap nyonya alexo tercinta 😚."
"Najis nyonya alexo,mending nyonya martinez dah." Ucap vani jijik.
"Ini pada ya debat mulu,kapan jalannya ini kalo kalian debat mulu? Pusing gue dengernya lu berdua debat mulu." Ucap lila sambil geleng-geleng kepala.
"Yaudah dah ayo sekarang aja." Ucap deva.
KAMU SEDANG MEMBACA
FASYA
Teen Fiction"Cinta? Menurut gue cinta itu sebuah misteri yang kita gak tau kapan ia hadir dan kapan ia pergi,ia selalu ada tanpa adanya persetujuan dari si pemilik hati." - Arsya Putri Meigantara "Benci? Kata orang benci itu itu beda tipis sama cinta,tapi yang...