19. Berjalannya Rencana Riko

53 0 0
                                    

"Dari lu gue belajar,bahwa cinta memang butuh perjuangan yang besar." - Nadine

"Krom,lu temennya vanno kan?" Tanya nadine sambil menoleh ke belakang.

"Iya. Kenapa emang? Naksir?" Tanya akrom balik.

"Ya lu kaya gak tau aja sih krom,dia mah udah naksir sama vanno dari kelas sepuluh kali." Ceplos vina.

"Anjirrr.....kenapa lu kasih tau sih na? Gue malu tau,lu mah ah,gak klop." Ucap nadine ngambek.

"Bilangin vanno ah nanti." Ledek akrom.

"Iiiihhhh....jangan ah,malu gue sama dia. Awas lu kalo-"

"Nadine allysa laurent!!! Fokus ke depan!!! Kalau kamu mau berkenalan, nanti saja ketika istirahat!!" Ucap bu resti galak.

"Iihhh.....ibu mah,saya tuh gak mau kenalan sama dia,yang ada tuh dia yang mau kenalan sama hilda." Ucap nadine mengerucutkan bibirnya.

"Cieee........ hildaaa......"

"Hei,sudah-sudah!! Sekarang kalian fokus ke papan tulis!! Ibu akan menerangkan pelajaran hari ini!!" Ucap bu resti panjang lebar.

***

"Eh lu pada tau gak? Masa si akrom jadi anak baru di kelas gue." Ucap vina memulai percakapannya ketika mereka telah berkumpul di kantin.

"Hah? Serius?" Tanya vani.

"Iya."

"Lah? Kok sama sih?" Ucap lila tiba-tiba.

"Sama gimana?" Tanya nadine.

"Si reza juga di kelas gue,jadi anak baru juga. Iihhh....kok bisa sama gini sih?" Ucap vani bingung.

"Apa jangan-jangan......,"

"Mereka ngerencanain jadi anak baru secara barengan?" Ucap mereka serempak.

"Bisa jadi."

"Tapi tuh faedahnya apaan coba jadi anak baru di kelas gue sama lu ya na?" Tanya vani.

"Ooohhhh....gue tau nih kayanya,alasan mereka jadi anak baru di kelas kita sama vina." Ucap nadine tersenyum penuh arti.

"Apaan nad? Kepo nih gue!!" Ucap vina tak sabar.

"Si akrom sebenernya pindah ke kelas kita tuh mau deketin hilda dan reza mau deketin lila. Bener gak tuh perkataan gue?"

"Lah iya ya,kok gue gak kepikiran sampe situ ya?" Ucap kedua kakak beradik tersebut. (*baca : vani & vina)

Saat mereka semua sedang mendiskusikan alasan reza dan akrom menjadi anak baru di kelasnya,tiba-tiba riko,rio dan chiko datang menghampiri meja mereka.

"Haii! Boleh gabung gak nih?" Ucap riko sambil tersenyum.

Belum sempat teman-temannya menjawab,nadine pun langsung menjawab 'boleh' kepada riko dan teman-temannya.

"Kok lu bolehin sih si kak riko duduk disini?" Ucap vina bisik-bisik.

"Duhhh vina.........masa ada cogan yang mau satu meja sama kita,terus kita nolak? Sayang atuh." Ucap nadine berbisik juga.

"Kalian mesen apaan?" Tanya vani kepada teman-temannya.

"Kaya yang biasa aja ni,nasi goreng sama lemon tea." Ucap mereka serempak.

"Yaudah."

Saat vani akan melangkahkan kakinya,rio pun segera menghentikannya.

"Udah,biar gue aja yang jalan ke sana,lu tunggu disini aja ya?" Ucap rio tersenyum.

Seakan terhipnotis dengan senyuman yang diberikan rio,vani pun akhirnya menuruti perkataannya dan duduk kembali di tempatnya.

"Itu si vani kenapa? Kok ngangguk-ngangguk aja pas di perintahin sama kak rio?" Tulis hilda kepada vina di personal chat.

"Gue curiga sama rio,tadi pagi kan dia sok ngebelain temannya tuh,gak mau ngalah banget dia sama vani,kenapa jadi baik gitu sama kita ya?" Balas vina.

"Nah kan na,si kak riko juga tuh kaya ada senyum tersembunyi gitu,jangan-jangan mereka berdua ngerencanain sesuatu lagi sama vani dan arsya." Balas hilda lagi.

"Heh!pada ngapain sih? Nunduk aja dari tadi. Oh gue tau,lagi pada PDKT ya?" Tanya nadine menyelidik.

"Eh,enggak kok. Ini,ibu gue WA." Ucap hilda berbohong.

"Orang gue lagi main game." Ucap vina sambil menujukkan aplikasi permainannya.

"Oh,kirain." Ucap nadine mengerti.

"Sya,lu kok daritadi diem aja? Kenapa?" Tanya riko.

Namun yang di tanya hanya melirik sekilas kepada riko.

"Sya,ditanya sama kak riko tuh,jawab kek!" Ucap nadine.

"Hm."

"Astaga,ini anak ya. Kalo gue jadi lu,gue jawab tuh omongannya kak riko." Ucap nadine menggeleng-gelengkan kepalanya heran dengan sikap arsya.

"Itu sih maunya lu!" Ucap vina sarkastik.

"Hehehe.....tau aja si ibu." Ucap nadine menyengir.

"Sama gue aja." Ucap chiko tiba-tiba.

"Hah?!!" Ucap mereka semua kaget dengan sikap chiko barusan.

"Dia sadar gak sih ngomong kaya gitu?" Ucap lila bisik-bisik.

"Kayanya sih gitu." Ucap mereka bisik-bisik juga.

"Kalian kenapa?" Tanya chiko bingung.

"Eh,enggak-enggak." Ucap mereka menggeleng cepat.

"Pesanan datanggggg......" Ucap rio tiba-tiba datang membawa pesanan mereka dan membuyarkan keheranan mereka kepada chiko.

"Eh,makanan udah datang?? Ah senangnya." Ucap nadine berbinar-binar.

"Sini gue suapin." Ucap riko tiba-tiba mengarahkan sendoknya kepada arsya.

"Gak! Gue bisa makan sendiri!" Ucap arsya ketus dan mengambil makanannya dari nampan yang dipegang rio.

"Ngambil makan tuh yang bener! Jangan seenaknya aja!" Ucap arfa tiba-tiba dan berteriak,sehingga menjadi pusat perhatian orang-orang yang ada di sana.

"BODO! Peduli banget lu sama gue? Suka?!" Balas arsya berteriak juga.

"Dih! Amit-amit gue suka sama lu,benci iya!"

"Lu!!" Tunjuk arsya.

"Apa?!!" Ucap arfa menantang.

"Kalo kedepannya lu jadi suka sama gue,apa imbalannya buat gue?!!" Ucap arsya sewot.

"Dih! Pede gila!! Siapa juga yang bakalan suka sama lu?!! No!!"

"Berani taruhan sama gue kalo lu gak bakalan suka sama gue?!" Ucap arsya sengak.

"Siapa takut! Kita buktiin aja siapa yang duluan suka! Lu atau gue?!!" Ucap arfa sinis.

Akhirnyaaaaaaa....... setelah kalian menunggu cerita ini lumayan lama,bisa di publish juga 😅. Maapkan gue ya,yang suka ngegantung-gantung cerita ini mulu,gak tau kenapa something nya lagi banyak banget hehehe....

Selamat membacaaa 😊

FASYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang