Hai readers,..
jangan lupa follow my Akun Yah
like dan pasti coment cerita ini..Broken Marrried
Resepsi pernikahan dan sederet acara lainnya sudah selesai. Kini tinggal acara makan malam bersama pejabat negara dan Crystal lebih memilih untuk beristirahat ketimbang harus berkumpul dengan orang-orang tua.
Terkadang cara berpikir orang kaya itu menurutnya aneh; makan malam, menghambur-hamburkan uang. Apa mereka tidak sadar diluar sana banyak yang lebih membutuhkan?
"Crys, mau kuantar menuju kamarmu?" tawar Mark tiba-tiba.
Crysatl tersenyum pada pria didepannya, pria itu adalah Mark sepupunya yang tinggal di Canada, dia cukup tampan bagiku dan yang terpenting dia selalu peka dan peduli padaku.
"Tidak perlu, Oppa. Lebih baik kau beristirahat saja," Tolak Crystal halus. "ya sudah, aku akan istirahat. Kau juga Oppa." Sambung Crystal yang dibalas anggukan kepala sepupunya.
Setelah meminta izin pada Ayahnya dan menyuruh seorang pelayan untuk mengantarkan makanan ke ruang privasi lantai lima, Crystal bergegas menuju lift.
Gadis itu cukup kerepotan saat berjalan-akibat gaunnya yang panjang dan bertumpuk-tumpuk. Saat di koridor hotel, tiba-tiba para wartawan langsung menghadangnya dengan mengajukan ribuan macam pertanyaan yang cukup mengejutkan Crystal.
"Nyonya Crystal, bagaimana tanggapan anda dengan kabar yang beredar bahwa Tuan Sean telah memiliki seorang kekasih?" Tanya salah satu wartawan padanya.
Deg
Apa katanya?
"Tuan Sean dikabarkan telah menjalin hubungan dengan seorang gadis dari keluarga biasa!" Sambung wartawan lainnya.
Jadi... laki-laki itu sudah punya kekasih? Pantas dia enggan hanya untuk menatapku.Pikir Crystal terpaku ditempat.
"Lalu apa yang akan Anda lakukan? Oh, mari para pemirsa kita lihat tanggapan dari Nyonya Crystal Kim !"
Tubuh Crystal yang mungil hampir tenggelam dalam kerumunan wartawan. Ia benar-benar merutuk dalam hati. Ia merasa begitu frustasi. Sudah gaun yang dikenakannya sesak di bagian dada kini pasokan oksigennya semakin berkurang―semakin banyak orang memadati koridor hotel. Lalu kemana pria itu ? Astaga aku bisa gila.
Namun beruntungnya karena Mark-sepupunya yang kebetulan mendengar suara bising dikoridor langsung berlari menertibkan para wartawan yang tidak henti-henti memotret.
"Aisshh, Kubilang juga apa!" Ujar nya dengan terus menghalau perkumpulan wartawan.
"Gomawo, Oppa!" dan membiarkan Crystal lari menerobos kerumunan wartawan dan masuk ke dalam lift.
Ia hanya menghembuskan nafas dan menekan tombol angka sembilan. Penat, lelah, haus dan lapar bercampur jadi satu. Gadis cantik itu menatap cincin yang berkilauan di jarinya sambil melepas tudung dan sarung tangan. Termenung, entah apa yang dipikirkannya.
TING!
Crystal tersentak mendengar denting bel―pintu lift terbuka. Ruangan bertuliskan 'private room' berpintu merah tepat di depannya. Crystal segera keluar dari lift menuju ke kamar yang telah di sediakan untuk dirinya.
Memikirkan betapa empuknya ranjang hotel sekelas Marriott Executive Souel membuat Crystal makin tidak sabar untuk segera masuk ke ruangan. Tidur dengan nyaman; hal itu sudah terbayang jelas di benaknya.
Crystal meraih pegangan pintu, namun saat ia membukanya, samar-samar ia mendengar suara seseorang sedang tertawa.
I-ni Suara Sean..
KAMU SEDANG MEMBACA
An unfulfilled heart
RomanceNyatanya pernikahan ini bukan hanya kedok dari perjodohan belaka, tetapi semua ini terselimuti oleh harta, tahtakuas dan kedengkian pria-pria tua itu saja. Lagi, kepahitan pun harus Crystal telan mentah-mentah. Saat pria yang belum genap 24 jam men...