An Unfulfilled Heart6

1.7K 238 21
                                    

Hai readers,..
jangan lupa follow my Akun Yah
like dan pasti coment cerita ini..

DOK! DOK!DOK!

Wanita yang tengah berdiam diri itu terkejut, saat pintu apartemennya di gedor dengan keras. Dengan rasa cemas ia beranjak dari sofa dan melihat jam diatas televisi. Pukul setengah sebelas malam. Malam-malam begini, siapa yang bertamu di apartemennya.

Apakah Sean? Mana mungkin! Ayolah Sul, dia sudah menikah! Istrinya adalah Crystal! Dengan lesu, dia memutar gagang pintu apartemennya. Di hadapannya ada sepasang boots hitam yang sangat dikenalinya. Pemuda yang yang dulu kekasihnya. Lalu ia mendongakkan wajahnya, menatap orang dihadapannya dan benar saja dia Sean. "Se-an?" Ujarnya terkejut.

"Malam ini, aku menginap di apartemenmu." Kata Sean cepat menerobos masuk, tanpa meminta izin dari sang pemilik apartemen.

"Kita sudah putus! pergi-"

"Diam!" Bentak Sean memotong ucapan kekasihnya.

Dengan cepat Sean masuk ke sebuah kamar di sebelah kanan kamar mandi. Perlu kalian tahu, apartemen yang ditinggali Sulli adalah pemberian Sean, apartemen ini berada dikawasan elite. Memiliki dua kamar. Satu kamar dipakai untuk kekasihnya sendiri, sedangkan yang sebelah kanan dibiarkan kosong begitu saja dan kadang ia tempati jika ia tak sengaja menginap. Karena sejujurnya, meskipun hubungan mereka terbilang cukup lama. Tetapi, Sean tak sama sekali menyentuh kekasihnya bahkan untuk berciuman itu hanya kecupan biasa.

Melihat itu, Sulli hanya diam dan kembali menutup pintu apartemennya dan beranjak kembali duduk diam di sofa. Dia tidak berniat berbicara apapun. Dia tahu, jika Sean marah, malah akan menimbulkan kejadian yang tidak diinginkan. Lagipula, dia tidak bisa memungkiri jika sebagian hatinya merasa senang karena malam ini Sean bisa kembali menginap di apartemennya. Ia memang jahat dan egois, tapi biarlah untuk kali ini saja. Ia ingin bersikap egois untuk kebahagiaannya.

🍁🍁🍁🍁🍁

Sedangkan disebuah rumah minimalis, seorang gadis tengah menggigil kedinginan. Wajahnya yang pucat semakin pucat kala angin malam menerobos masuk dengan bebasnya lewat pintu rumah yang terbuka lebar. Peluh bercampur champagne membuat terusan putih yang dikenakannya lusuh. Aroma alkohol memenuhi hidungnya, membuatnya pusing. Rambut panjangnya terasa lengket dan kusut. Crystal memejamkan matanya.

Yah, gadis itu adalah Crystal- Istri dari Sean Williams.

Gadis itu tengah menahan rasa sakit yang mendera di pelipisnya. Bahu mungil itu berguncang. Bibir pucatnya menghembuskan nafas patah-patah dan sesekali terbatuk. Hatinya meyakinkan jika Sean bukanlah manusia, melainkan monster jahat. Rasa benci sekaligus sedih meledak-ledak dalam hati gadis mungil itu. Matanya menyiratkan ekspresi yang tidak tergambarkan.

Tiba-tiba saja, entah kebetulan dari mana. Telepon rumahnya berdering. Dengan menahan rasa sakit diseluruh tubuhnya, Crystal mencoba bangkit meski itu terasa tidak memungkinkan. Dengan tertatih ia menyeret langkahnya yang berat, mengambil gagang telepon rumah. Mengabari siapa saja yang mampu menolongnya.

"Hallo.." UJar seseorang tersebut.

"Tolong aku," ujarnya lirih

An unfulfilled heartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang