An Unfulfilled Heart3

1.9K 236 20
                                    

Hai readers,..
jangan lupa follow my Akun Yah
like dan pasti coment cerita ini..


3

Sebuah mobil mewah berhenti tepat di depan sebuah rumah minimalis mewah berlantai dua. Sean pemilik mobil tersebut- menarik tuas rem dan melepas Rayban hitam yang dikenakannya. Laki-laki itu menarik napas panjang dan melepaskan sabuk pengamannya. Matanya melirik ke arah gadis di sebelahnya.

Kenapa harus dia? Kenapa dia seolah bertingkah bahwa kemarin tidak terjadi apa-apa? Kenapa? Tapi apa yang sebenarnya Sean harapkan dari kejadian kemarin.

Sadar diperhatikan Sean, Crystal pun melepas sabuk pengamannya dengan cepat, hal itu karena ia tak ingin berlama-lama dengan Sean- Crystal memutuskan untuk keluar terlebih dahulu.

Sepanjang perjalanan, gadis yang kini telah berubah status- menjadi seorang istri dari pria bernama Sean Williams itu hanya bisa diam. Entah apa yang sebenarnya yang ia pikirkan dalam otak kecilnya. Selain itu, ponselnya sejak tadi selalu bergetar tak ada hentinya.

Entah siapa yang menghubunginya di jam pagi seperti ini.

"Sayang, Crystal." Panggil seseorang dengan suara lembutnya.

Hingga telinganya mendengar seseorang memanggil namanya dengan lembut, aku pun sedikit mendongakkan kepalaku kearah suara tersebut. Dan benar saja, disana berdiri Eomma Sean- mama mertuanya. Dengan senyuman yang mengembang di wajah cantiknya.

Ternyata benar, ada Eomma yang sudah menunggu mereka. Syukurlah, ia sedikit lebih lega.

Sembari mendorong koper hitam besar miliknya, Crystal menyapukan pandangannya ke segala arah rumah. Indah, sangat indah- pikirnya.

Pagar hitam yang dirambati mawar, kolam ikan lengkap dengan air terjun mini. Rumput hijau yang pendek dan lembut. Rumah minimalis khas korea. Hmm, aroma menenangkan menguar dari kelopak Mawar dan Lily yang ditanam di sekeliling pagar dan kolam. Gadis itu yakin akan betah berdiam diri di rumahnya. Tidak masalah baginya untuk tinggal satu rumah dengan Sean- suaminya. Toh, nantinya pria itu akan kembali sibuk dengan pekerjaannya, sama sepertinya- mungkin. Tapi, mengambil cuti pilihan yang cukup bagus sepertinya.

Crystal berjalan menuju kumpulan bunga-bunga cantik yang sedang bermekaran. Wanita paruh baya itu tersenyum, lalu berjalan menghampiri menantunya.

"Kau suka bunga, sayang?" Tanya Eomma tersenyum.

Crystal mengangguk sambil memejamkan matanya, menikmati aroma bunga mawar itu. "Mereka semua cantik, Eomma." Ujarnya jujur.

Sedangkan disana, Sean tengah berdiri tak jauh dari keduanya. Kedua matanya menatap dua wanita yang tengah asyik mengobrol.

"Lalu menurutmu bunga apa yang cocok untukku?" tanya eomma mertuanya antusias.

Crystal menolehkan wajahnya kearah wanita paruh baya itu, yang terlihat masih cantic dan segar. Sejenak, Crystal berpikir bunga apa yang cocok untuk mertuanya itu.

Sungguh, menurutnya dalam usianya yang sudah menginjak separuh abad, dia masih terlihat cantik.

Jika dipikir lagi, kedua iris hitamnya mirip dengan Sean- atau mungkin sebaliknya- Iris hitam Sean itu dari Eommanya. Rambut hitamnya yang disanggul tampak begitu terawat. Kerutan wajah pun hampir tidak terlihat. Ditambah dengan Giwang mutiara yang dikenakannya pun tampak membuatnya sangat berkelas.

Ia tersenyum, "Kupikir Bunga Calla, akan cocok dengan Eomma. Bunga Calla, memiliki arti Kecantikan yang indah. Dan itu sangat cocok untuk kecantikan wajah Eomma,, yang tak habis oleh waktu" Ujar Crystal tersenyum manis. "Mungkin, jika Eomma menjadi seorang Aktris pasti Appa akan cemburu, karena akan banya pria yang mendekatimu." Ujarnya tertawa.

An unfulfilled heartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang