♡14

1.5K 323 68
                                        

Bagian ini Diambil dari Sudut Pandang Daniel




Satu hal yang masih sama di diri Hana, dia masih suka memberontak.




Apa yang seharusnya gak boleh dia lakukan, akan dia lakukan. Termasuk minum alkohol saat ini.




Aku menyuruhnya untuk berhenti karena mukanya sudah terlihat sangat merah. Dia gak terlalu kuat minum alkohol. Bukannya berhenti, dia malah menaikkan gelasnya seakan-akan sedang melakukan cheers denganku dari sana.




Tentu saja ia meneguknya lagi.




"Jadi Pak, saya berniat ingin tahu lebih jauh. Saya bisa minta kontakㅡ"





"Lain kali saja," potongku cepat.




Malam ini sudah berapa kali aku mendengar kalimat yang berujung minta kontak dan rata-rata yang menanyakan adalah wanita.



Oh, bukankah sudah jelas kalau aku tidak tertarik dengan wanita lain?




Kakiku tergerak menuju Hana yang sudah mabuk. Tangannya udah ga kuat numpu kepalanya sehingga kepalanya tergeletak begitu saja di atas meja.




Aku membuka jasku dan menutup tubuh Hanaㅡmenutupi bagian depan tubuhnyaㅡkarena gaunnya malam ini terlihat agak terbuka. Dan damn, dari dulu aku gak suka kalau Hana terlalu mengumbar tubuhnya di depan orang lain. Tapi itu pilihan gaunnya jadi lebih baik aku tidak usah banyak protes.




Aku membuka heelsnya dan memapah ia berjalan menuju mobil. Tentu saja aku harus memulangkannya sebelum dia berbuat yang aneh-aneh atau bahkan muntah di tengah ballroom.





Tapi sialnya, kembaran Hana malah membawa kunci rumah mereka ke kantor dan si Hoshi itu tidak akan pulang malam ini.





Salah satu cara sesuai norma sosial adalah membawa Hana ke rumah Yoojin. Tapi sekarang sudah lewat tengah malam dan Hana mabuk.





Yoojin bisa menggamparku kalau aku nyuruh dia bangun cuma gara-gara aku nitipin Hana.




Aku melihat diantara tidurnya yang pulasㅡdan sesekali dia mengigau.




"Aku janji aku ga bakal ngapa-ngapain kamu."




















Aku meletakkan tubuh Hana di atas kasur. Lalu aku mengambil cleanser, toner, hingga handuk basah untuk menghapus make upnya.




Hana menggaruk-garuk tubuhnya.




Sial, pasti rasanya tak nyaman tidur dengan gaun itu.




Tapi gak mungkin kan aku yang menggantikan bajunya????




Hana malah menyibak gaunnya, menggaruk-garuk bagian tubuhnya di sudut gaun yang ia kenakan. Wajahnya kesal seperti ingin merobek gaun itu.



Aku menggaruk tengkukku.



"Oke, aku janji ga bakal apa-apain kamu."




Dan akhirnya aku mengganti gaunnya dengan baju tidurku.




Sial. Semoga aku gak mimpi yang aneh-aneh malam ini.




Aku melipat kembali gaunnya dan meletakkan di nakas sebelah tempat tidur. Hana mengerang sedikit sehingga atensiku cepat dicurinya.




Wajahnya gak banyak berubah. Rambutnya dipotong lebih pendek, tapi tidak terlalu pendek. Wajahnya masih memerah efek alkohol sialan tadi.




Tanganku perlahan menggeser anak rambutnya dan membelai pipinya yang masih memanas.




Aku ingin melihatnya setiap hari, bahkan setiap saat.




Tak terasa senyum tersimpul tipis di wajahku.




"Mas?"




Dia mengigau?




"Mas Daniel ...."




Baiklah, dia memang mengigau. Tapi suara yang keluar dari mulutnya terdengar sangat parau.




"Jangan tinggalin aku ya? Janji ya ... jangan tinggalin aku ... kaya Kak Jonghyun maupun seseorang yang diem-diem ninggalin aku kemarin."




"Iya."




"Janji ya ...." lirihnya.





"Iya, aku janji gak bakal ninggalin kamu lagi."




Malah aku gak pernah sedikit pun terpikir buat ninggalin kamu lagi, Hana.




Perlahan wajahku tergerak mendekati wajahnya, merasakan napasnya yang menampar wajahku. Aku ingin menyentuh bibir itu lagi. Sangat ingin sampai-sampai aku akan gila kalau menahannya.




"Tapi aku janji gak bakal ngapa-ngapain kamu."




Dan berakhir satu kecupan di puncak kepalanya.



"Aku sayang banget sama kamu, Han." Dan kuharap bisa mengulang ucapan itu ketika ia sadar.












Hmm menurut kalian ending deja vu gimana kira-kira?

Minta opini dung mana tau kalian jago jadi cenayang(?) Wkwkwkwk

DEJA VU✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang