♡31

1.5K 260 61
                                    

"Pelan-pelan turunnya."




"Kita mau kemana sih?"





Sumpah ini daritadi di sepanjang jalan mata aku ditutup pake kain sama Danik. Katanya dia mau ngasih kejutan.





"Hati-hati jalannya di depan ada tangga."





Otomatis aku ngeratin pegangan tangan Danik dan melangkah ke tangga.





"Tangganya agak banyak sih, kamu mau aku gendong apa gimana?"





"Kita dimana sih???"





"Ntar aja diatas bukanya biar kaget. Jangan ngintip ya!"





Elaaaaah. Curiga sih dia bakal ngasih kado pernikahan. Gara-gara mikir mulu, jempol kaki aku jadi nyium tangga.





"Aduhhh pelan-pelan, sayang." Mas Danik ngelus-ngelus kaki aku yang kepentok.





"Huhu sakit."




Gak berapa lama kemudian aku ngerasa Danik ngegendong tubuhku. Ya kan jadi baper keinget malam pertama.





HAHAHA MALAM PERTAMANYA RAHASIA YA.





Gak berapa lama kemudian Danik nurunin tubuh aku dan ngebuka kain penutup mata.





Kita lagi diatas bukit, aku ga tau ini dimana pokoknya bukitnya hijau dan cantik. Di sebelah kami ada toko bunga kecil. Aku belum sempet ngeliat ini dimana dan dia udah narik lenganku supaya cepet masuk ke toko bunga itu.





"Pilih mana yang kamu suka."





Ngomong-ngomong, selama ini mas Danik belum pernah ngasih aku bunga. Dan gak lucu kan ini kalo dia mau ngasih bunga tapi aku yang milih sendiri?





Btw, aku juga ga terlalu ngerti bunga sih jadi ini aku bingung mau milih yang mana.





"Han, kalau ini?"





"Han, kalau ini?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




"Bagus Mas. Mas pilih sendiri?"




"Engga. Dipilihin mba-mbanya hehe."




HEUUUUU.




"Ya udah yang ini aja ya?" Tanyanya sekali lagi.




Aku ngangguk. Mas Danik langsung bayar bunganya ke kasir. Setelah itu kami keluar.




DEJA VU✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang