The Sound of Heart: Inception

284 27 22
                                    

Title            : The Sound of Heart: Inception
Author        : Aurelia
Genre         :  Fanfiction, Hurt, Angst, Romance
Main Cast  : Nam Woo Hyun (INFINITE), Park Cho Rong (APINK)
Length       : Oneshot
Rating        : PG+15

***
Happy Reading
***

Rumah sakit Universitas Seoul, Seoul
Pukul 15.21 KST

Aroma obat-obatan menguar tertiup hembusan angin yang keluar dari pendingin ruangan. Menusuk indra pembau siapa saja yang berada di sana. Membuat aroma hujan yang menyegarkan, sirna seketika.

Langit sore mulai menguarkan semburat jingganya. Berpadu satu bersama goresan pelangi yang menyuguhkan keindahan tiada tara.

Woo Hyun, laki-laki muda bersurai hitam, kini tengah duduk di atas kursi roda. Memandang suguhan pesona alam tanpa minat.

Wajahnya pasi. Netranya memerah. Tubuhnya kurus. Ada bekas jejak airmata di kedua pipi tirusnya.

"Kau sudah bangun, Woo Hyun-ah?!"

Pintu kamar rawat Woo Hyun terbuka, menampilkan sosok cantik di sana.

Gadis itu masuk ke dalam. Tanpa menunggu aba-aba dari Woo Hyun. Jubah putihnya bergoyang ditiup angin pendingin ruangan.

"Mwohae?!" Tanyanta lembut. Menyentuh bahu laki-laki itu pelan, lalu mengusapnya.

"Pergilah, Cho-ya. Aku sedang ingin sendiri," ujar Woo Hyun dingin. Masih belum mau mengalihkan pandangannya dari pemandangan di luar sana.

Tangan gadis itu mulai bergetar. Seperti terhantam benda berat. Perasaannya sakit dan sesak. "Wae? Wae ireohke?" Gadis itu mulai menangis. Namun Woo Hyun masih bungkam.

"Ireohke hajima, jebal."

"Nakarago!" Netra Woo Hyun semakin memerah. Menahan amarah yang bergejolak di dalam hatinya. "Tinggalkan aku! Aku sudah tidak ada artinya lagi! Aku sudah hancur! Jangan menungguku, karena aku tidak akan pernah kembali!" amuknya.

"W-- Woo Hyun-ah." Hanya itu kata yang berhasil lolos dari bibir tipis Cho Rong. Ia sungguh tidak bisa lagi menahan rasa sesak di dalam dadanya. Ia butuh menghirup oksigen sebanyak-banyaknya. Mengisi alveolus-nya yang kekeringan gas O2.

Brak

Pintu kamar itu tertutup keras. Membuat suara bising menggema di dalam ruangan. Menggetarkan hati Woo Hyun. Lalu diam-diam, laki-laki cacat itu menangis.

"Mianhae, Cho-ya."

***

Mirae Training Center, Myeong-dong, Seoul
2 Hari yang lalu, Pukul 15.21 KST

Langit masih cerah sore itu. Menguarkan semburat jingga yang sungguh indah. Angin berhembus pelan. Ini awal musim semi.

H-1 menuju pertandingan besar. Sebuah sejarah bagi tim kesebelasan Korea Selatan untuk ikut unjuk gigi di ajang World Cup 2019.

Final sudah di depan mata.

Laki-laki berambut hitam dengan tubuh proporsional tengah sibuk melatih otot-otot tubuhnya dan staminanya. Berlari kecil di atas mesin treadmill.

Peluh sudah membasahi wajahnya. Namun laki-laki itu masih belum mau berhenti, sedang rekan se-tim nya yang lain sudah beristirahat beberapa menit yang lalu.

"Geumanhae, Woo Hyun-ah. Jangan terlalu memaksakan tubuhmu untuk berlatih." Laki-laki bertubuh sedikit berisi namun seksi dengan alis tebalnya, datang mendekati Woo Hyun.

The Sound of HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang