Chapter 23

36 0 0
                                    

...... Kami mengobrol bersama. Tiba tiba aku ada telefon, aku menggunakan earphone agar lebih mudah.

"Halo? ibu? ada apa?"

"Dinda, kau harus mengontrol keadaan diSpanyol"

"tunggu, memangnya kenapa?"

"ibu dan ayah mendapat kabar bahwa ada tamu penting yang akan datang ke perusahaan, sedangkan ibu belum bisa meninggalkan Swiss, ayahmu sedang ke New York. Kami tidak bisa meninggalkan pekerjaan"

"apa yang harus kulakukan? aku saja belum mengerti, aku masih kuliah"

"ibu akan mengirimkan presentasi yang akan kau persentasikan nantinya, tentu kau pandai bukan dalam hal itu? maksud ibu, setidaknya kau bisa?"

"hmm, baiklah. Ingat, ibu dan ayah jangan terlalu lelah, aku tak mau kalian sakit."

"tentu sayang, jika sudah disana kabari ibu ya?"

"baik bu" jawabku mengakhiri telefon.

kemudian aku terdiam, aku sedang sibuk dengan fikiranku.

"kau kenapa?" tanya Harry

"tidak, tidak apa apa" untung tadi aku menggunakan bahasa indonesia, jadi ia tidak mengerti, ibuku yang mengajari aku.

"kau yakin?" tanyanya lagu

"ehm" jawabku

kemudian kami telah sampai. Di suatu tempat makan yang, yang view nya sangat luat biasa! apalagi jika malam hari? yaampun, dari mana ia tau tempat tempat seperti ini di kesibukannya yang luar biasa itu?

"kau tahu? Viewnya sangat keren" ungkapku

"tentu saja, ini berada sedikit diatas, lihatlah pemandangan ini, aku sangat suka" jawab Harry

"Harry bagaimana jika..."

"kau tak perlu khawatir, tempat ini kusewa sampai kita selesai" katanya

kemudian kami duduk di sofa yang bersebrangan, suasananya juga sangat sepi kataku dalam hati

kemudian Harry mengambil posisi duduk di sebelahku, dan ia menggenggam tangan ku

"pelayan disini hanya naik jika ada pesanan yang perlu diantar, dan jika ada yang ingin memesan, jadi..." katanya seraya mendekatkan wajahnya ke wajah ku, aku hanya memejamkan mataku, kemudian membalas ciumannya,

"i like your smell" bisik Harry perlahan, kemudian kembali kepada bibirku. kemudian, aku menyudahi ciuman ini dengan menjauhkan wajahku dari wajahnya.

"aku sangat senang melakukan itu, menciummu" katanya sambil tertawa

"benarkah?" kataku sambil tertawa juga

"aku ingin menelefon Firda dulu" kataku,

"oke" jawabnya, tanpa melepasakan tanganku

"bagaimana bisa aku menelefon jika tangaku kau genggam sekuat itu?" tanyaku

"gunakan yang sebelahnya" kata Harry tak peduli

aku kemudian menggunakan tangan sebelah kiri

"Halo? Firda kau dimana?"

"disuatu tempat yang luar biasa, kau tahu? aku sangat bahagia"

"haruskah kau menceritakannya padaku? sudahlah lupakan"

"kau tahu?! Zayn memintaku menjadi kekasihnya, aku sangat senang!"

"benarkah? aku juga senang mendengarnya...."

"kau tahu? setelah menembakku dia menciumku, aku sangat bahagia!"

"luat biasa, sangat romantis"

"yasudah sudah dulu ya, aku mau makan dulu. Bye"

"Bye" jawabku sambi memutuskan sambungan

"dimana mereka?"

"aku tak tahu, Firda tidak memberitahunya" kataku kemudian menyiapkan kameraku untuk memotret

"sekali kali berfoto lah bersamaku" kata Harry. Aku segera menariknya mendekat dan memotret kami berdua

"tampangmu sangat lucu" kataku sambil melihat hasil tadi

"aku kan kaget" bantahnya sambil mencubit pipiku

"aduh sakit Harry!" keluhku kesal, tanpa di sangka sangka ia mencium pipiku.

Kemudian pelayan datang membawa makanan kami

Kamipun mulai makan, saat makan aku sangat mual, begitu merasakan apa yang ada di makanan ku, aku segera bangun dan ke toilet, aku memuntahkan semua yg ada di perutku. Harry terlihat bingung, saat aku kembali ia menanyakan

"kamu kenapa? baik baik saja kan?" tanyanya sambil merangkul bahuku

"aku ......."

                        to be continued ......

Love Story (Zarry)Where stories live. Discover now