"...... aku sangat tidak suka wijen, aku lupa bilang tadi."
"kau ini, membuat orang khawatir saja"
"maaf maaf"
"lalu? bagaimana? mau ganti makanan saja?"
"tidak, selera makanku hilang"
"hmmm, yasudah ayo kita pergi saja"
"hmm, ya ayo" kataku . Kemudian setelah membayar kami pergi
"kau mau makan apa?" tanya Harry
"tidak ah, aku sudah kehilangan selera makanku" jawabku
"kau gila? kau belum makan!" protes Harry
"sudah santai saja" jawabku enteng
"eh iya, kau masih kuliah kan? kau kuliah dimana?" tanya Harry
"oxford" jawabku singkat
"emmm" katanya
kemudian ia mengajakku ke sebuah pameran lukisan, kerajinan, patung, dan masih banyak lagi. Tak lupa aku memotret benda benda yg menurutku bagus.
Tiba tiba aku merasa ada gempa bumi, inikan London, mana ada gempa bumi? batinku, aku kembali mendapati kesadaranku saat Harry memegang pundakku
"kau baik baik saja?" tanya Harry
"hmm ya"
"Harry, kita pulang saja ya? aku lelah" kataku
"ya ya, ayo" kataku
kemudian kami menuju mobil dan kembali ke rumah .
kemudian aku langsng merebahkan tubuh ku di sofa
"kemana mereka? Sudah tengah malm belum juga kembali?" gerutu Harry sambil duduk di sampingku
"sudahlah, kau ini. Namanya irang pacaran, pasti lupa waktu, seakan akan dunia milik berdua" jawabku sambil berjalan ke arah grand piano hitam milikku
"kau mau apa?" tanya Harry sambil memerhatikan aku
"main" jawabku. Kemudian mucul lah alunan musik piano yg sangat indah. Setelah bermain
"Hebatt!!! kau sangat hebat!! Indah sekali" puji Harry
"memang piano mengeluarkan alunan musik yg indah" jawabku sambil bangkit dan kembali ke sofa, sebelumnya aku mengambil gitar ku dulu
"mau main lagu apa?" tanya Harry
"bagaimana jika little thing?" usulku
"tapi kau yg menyanyi" tambahku.
Aku mulai bermain dan Harry yg bernyanyi.
"kau bisa main alat musik apa?" tanyaku sambil menaruh gitar di samping sofa
"bukan alat musik, tapi aku bisa bermain kazoo" jawab Harry
"hahaha ...." tawa kami bersama sama