Drrrtt..drrrtt.. Getaran handphone membuat Sasa terbangun, dia segera mengambil handphonenya dan melihat siapa yang mengirimkannya pesan
"siapa sih ganggu orang tidur aja" ucap Sasa sambil mengucek matanya
From: Fian
Gue tunggu lo jam 09.30 di depan perumahan lo"oh Fian, jam 09.30 oke" gumam Sasa
Sasa kembali menyimpan handphonenya, dia tidak berniat untuk membalas pesan dari Fian. Sasa melihat ke arah jamnya yang berada di nakas, dia membulatkan matanya ketika melihat ke arah jam sudah pukul 09.00
"gila gue kesiangan, kenapa juga si Fian smsnya jam segini sih kenapa gak dari jam 6, duh gue harus ngapain nih" ucap Sasa mondar mandir
Sasa segera mempersiapkan diri untuk jalan dengan Fian, dia terlihat sangat tergesa gesa karena waktu dia bersiap hanya 30 menit, belum lagi untuk berjalan ke depan perumahannya
Sasa akhirnya siap dengan pakaian yang sederhananya
"akhirnya siap juga" ucap Sasa sambil bernafas lega
Namun ketika dia melihat ke arah jam, dia lagi lagi terlihat tergesa gesa
"gila gue cuma punya waktu 10 menit buat nyampe depan perumahan, biasanya kan gue nyampe sana bisa 15 menitan, duh sial banget gue hari ini" ucap Sasa
Sasa segera berlari menuruni tangga
"Woy Sa lo mau kemana" teriak Natha
"jalan sama Fian" timpal Sasa masih dengan lari kecilnya
"Fian, apa gue gak salah denger, tauh ah" gumam Natha
Sasa berlari kecil untuk pergi ke depan perumahannya agar tepat waktu. Sesampainya dia di depan perumahan, dia melihat sudah ada Fian yang setia menunggu
"sorry, lo nunggu lama ya hosh hosh" ucap Sasa yang kecapean karena lari
"enggak ko gue baru aja nyampe, lo kenapa ngos ngosan gitu" tanya Fian
"gue hmm itu tadi ada anjing jadi gue lari deh" elak Sasa
'kalo gue bilang, gue lari ke sini karena gue takut lo nunggu kelamaan, nanti lo gede kepala lagi' batin Sasa
"oh kirain kenapa, yaudah yu naik" ucap Fian
Sasa pun naik ke atas motor Fian, Fian melajukan motornya ke arah yang akan di tujunya. Akhirnya mereka sampai di salah satu bioskop, mereka pun masuk ke dalamnya
"mau nonton apa ?" tanya Fian
"terserah, gue sih ikut aja" ucap Sasa
"kalo film horror gimana ?" tanya Fian
Fian sengaja memilih film yang bergendre horror karena dia ingin modus dengan Sasa
"boleh" ucap Sasa
"yaudah kita nonton danur aja gimana" tanya Fian lagi, Sasa hanya mengangguk
"yaudah lo tunggu di sini yah, biar gue aja yang ngantri beli tiketnya" ucap Fian
"lo yakin mau ngantri sepanjang itu" tanya Sasa
"apa sih yang enggak buat lo" ucap Fian
"yaudah sana, dasar gombal" ucap Sasa
Fian pun pergi untuk membeli tiket, Sasa akhirnya mencari tempat duduk karena dia merasa pegal berdiri terus, namun ketika Sasa sedang berjalan menuju tempat duduk dia menabrak seseorang
"sorry gue gak sengaja" ucap Sasa sambil melihat siapa yang di tabraknya
"Nia lo Nia kan" ucap lelaki yang di tabrak Sasa itu
"a axel" ucap Sasa pelan
"benerkan lo Nia" ucap Axel
"gak lo salah orang gue bukan Nia" ucap Sasa sambil berlari pergi
"Nia tunggu, gue yakin lo itu Nia" teriak Axel
Sasa berlari menuju Fian, dia langsung menarik tangan Fian agar pergi dari tempat itu
"Sa lo kenapa sih, Sa lo gak papa" ucap Fian bingung
"gue gak papa, gue cuma mau pergi dari sini" ucap Sasa
"terus nontonnya" ucap Fian
"bisa lain kali kan, sekarang gue mohon sama lo bawa pergi gue dari sini" ucap Sasa
"tapi kenapa" tanya Fian
"NIA TUNGGU" teriak Axel dari kejauhan
"gue bilang bawa gue pergi dari sini" ucap Sasa
"o oke" ucap Fian sambil melajukan motornya
Di perjalanan Sasa terus terusan menangis, Fian yang melihat itu menjadi bingung. Akhirnya Fian membawa Sasa ke sebuah danau
"kita duduk di sana aja yu" ucap Fian sambil menunjuk ke tepi danau, Sasa hanya mengangguk
"lo kenapa sih Sa" tanya Fian, Sasa hanya diam dan menangis
"yaudah kalo lo belum siap cerita juga gue gak papa ko" ucap Fian
"dia kembali Yan" ucap Sasa di sela tangisnya
"dia, dia siapa" tanya Fian, tangis Sasa pun mulai mereda
"dia, Axel cowo masa lalu gue" ucap Sasa
"cowo yang tadi ngejar lo itu" ucap Fian
"iya" ucap Sasa
"lo tenang aja Sa, ada gue yang akan selalu berada di samping lo" ucap Fian
"maksud lo" ucap Sasa
"sorry kalo gue ngungkapin ini di waktu yang gak tepat, gue sayang sama lo, gue suka sama lo bahkan gue cinta sama lo, lo mau gak jadi pacar gue" ucap Fian
"hmm gue juga sayang, suka dan cinta sama lo, tapi kasih gue waktu sampe besok buat jawab pertanyaan lo itu" ucap Sasa
"oke, oh ya kalo boleh tau kenapa lo kelihatannya benci banget sama Axel" ucap Fian hati hati
"dulu dia cowo gue, tapi ketika dia masih jadi pacar gue, dia malah deket bahkan pacaran sama sahabat gue sendiri" ucap Sasa
"Indi maksud lo" tebak Fian
"bukan, bukan Indi tapi Cinta sahabat gue waktu gue masih di Bandung, dan bukan karena itu aja gue benci Axel. Axel cuma deketin dan pacarin gue karena harta gue dan yang paling gue gak bisa maafin, dia jadiin gue sebagai bahan taruhan dia sama temen temennya" jelas Sasa sambil menangis
Fian terdiam ketika mendengar penjelasan Sasa yang terakhir
'apa gue terlalu jahat buat jadiin dia bahan taruhan juga' batin Fian
"Yan, tapi lo gak kayak gitu kan" ucap Sasa
"eh apa" ucap Fian tersadar dari lamunannya
"lo gak kayak dia kan, jadiin gue sebagai taruhan" ucap Sasa, Fian hanya menggeleng lemah
Suasana pun menjadi hening.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stuck The Love Of a Badboy
Roman pour AdolescentsSemua orang berhak beranggapan bahwa masa masa SMA adalah masa masa paling indah saat remaja. Namun, di masa masa indah itu tidak selamanya hanya mengandung suka, dibelakang suka pasti ada duka yang menanti perannya. Sebagaimana halnya yang terjadi...