Chapter 36

58 1 0
                                    

Keesokan harinya Sasa bangun lebih awal, dia tidak ingin telat berangkat ke sekolah

"oke, sekarang gue siap pergi sekolah" ucap Sasa

Sasa pun menuruni tangga untuk pergi ke lantai satu, di bawah ternyata sudah ada Natha yang sedang sarapan di meja makan

"eh Sa sini sarapan dulu" ajak Natha

"oh oke" ucap Sasa sambil berjalan menuju meja makan

"nih gue udah buatin nasi goreng khusus buat lo" ucap Natha

"ada apaan nih lo bikinin gue nasi goreng, biasanya aja lo nyentuh kompor aja ogah ogahan" ucap Sasa

"yeh lo mah, gue lagi baik nih bikinin lo nasi goreng malah lo ejek" ucap Natha

"iya iya, gue cobain yah" ucap Sasa sambil memakan nasi gorengnya

"gimana enak enggak" tanya Natha

Sasa hanya memandang Natha, pandangan Sasa sangat sulit di artikan oleh Natha

"gak enak yah" ucap Natha

"enak ko" ucap Sasa sambil melahap lagi nasi gorengnya

"yeh lo ngerjain gue" ucap Natha

"ya abisnya muka lo serius amat kayak mau bagi rapot aja" ucap Sasa

"yaudah buruan abisin makanan lo, abis itu lo berangkat bareng gue" ucap Natha

"gue naik angkutan umum aja, lagian lo gak jemput Putri" ucap Sasa

"gak pokoknya lo sama gue, lagian Putri ke sekolahnya pake supir jadi gue gak usah jemput" ucap Natha

"tapi-" belum sempat Sasa menyelesaikan perkataannya Natha segera memotongnya

"gak ada tapi tapian, lo pergi sama gue titik" ucap Natha

Sasa hanya bisa pasrah, dia tidak mau berdebat dengan Natha. Akhirnya Sasa selesai memakan sarapannya

"yaudah yuk berangkat, lo udah selesai makannya kan" ucap Natha

"bentar, gue mau beresin piringnya dulu" ucap Sasa

"yaudah kalo gitu buruan, gue tunggu di depan" ucap Natha

Sasa pun segera membereskan semua piring yang ada di sana, setelah selesai dia segera menghampiri Natha yang berada di depan rumah

"ayo buruan naik" ucap Natha

Sasa pun menaiki motor Natha, Natha segera melajukan motornya menuju sekolahnya

¤¤¤

Setelah sampai di sekolah, Natha memarkirkan motornya di tempat yang tersedia

"yaudah yu ke kelas" ucap Natha, Sasa hanya mengangguk

Baru beberapa langkah Sasa dan Natha berjalan ada yang memanggil nama Sasa

"Sasa, tunggu" teriak Fian menghampiri Sasa

"yaudah kalo gitu gue duluan" ucap Natha sambil pergi dari sana tanpa menanggapi jawaban Sasa

Natha sebenarnya masih tidak suka jika Sasa dekat dengan Fian, tapi dia juga tidak bisa memaksakan kehendaknya, Sasa juga berhak untuk memilih mana yang terbaik bagi dirinya

"ada apa" tanya Sasa saat Fian sampai di hadapannya

"gak ada apa apa sih, gue cuma mau bareng sama lo aja" jawab Fian, Sasa hanya menganggukan kepalanya

"yaudah yuk jalan" ucap Fian

Mereka berdua pun akhirnya berjalan berdampingan menuju kelas mereka masing masing

"hmm Sa, jadi gimana ?" tanya Fian

"gimana apanya" ucap Sasa

"itu yang kemarin, jawaban lo apa" ucap Fian

"iya" ucap Sasa pelan

Fian mendadak berhenti berjalan, dan dia menghadap ke arah Sasa

"tadi lo bilang apa" ucap Fian

"iya" ucap Sasa

"apa gue gak denger, yang jelas dong" ucap Fian

"iya gue mau jadi pacar lo" ucap Sasa

"yess akhirnya gue di terima juga" ucap Fian sambil loncat loncat gak jelas

"lo apaan sih, malu tuh di liatin orang" ucap Sasa

"biarin yang penting gue seneng" ucap Fian, Sasa hanya mampu menggelengkan kepalanya melihat kelakuan Fian

"yaudah kalo gitu kamu aku anter ke kelas yah" ucap Fian memakai aku kamu

"gak usah kali gue bisa sendiri ko, lagian lo ko pake aku kamu segala" ucap Sasa

"biarin dong kan kita pacaran, jadi mulai sekarang harus pake aku kamu, dan buat aku nganter kamu itu gak ada penolakan oke, aku kan gak mau pacar aku di godain cowo lain" ucap Fian

"dih lebay banget, yaudah deh gu- eh aku ngalah" ucap Sasa, Fian tersenyum kemenangan

Mereka berdua pun melanjutkan berjalan menuju kelas Sasa, Fian pun mengantar Sasa sampai di kelasnya

"yaudah sana ke kelas" ucap Sasa

"ceritanya ngusir nih" ucap Fian

"yah enggak gitu, kan beberapa menit lagi bel masuk, lagian aku juga udah nyampe kelas" ucap Sasa

"iya iya, yaudah aku pergi ke kelas yah" ucap Fian yang diangguki Sasa

"awas jangan kangen aku loh" goda Fian sambil pergi dari hadapan Sasa

Sasa tidak membalas perkataan Fian, dia segera masuk ke dalam kelas dan duduk di bangkunya

"Sa" panggil Indi

"apa" ucap Sasa

"tadi Fian ngapain di depan kelas" ucap Indi

"nganter gue ke sini" ucap Sasa

"WHAT" teriak Indi

"sstt lo bisa gak sih gak teriak" ucap Sasa

"ya sorry gue kan kaget, lo bercanda kan" ucap Indi

"buat apa gue bercanda" ucap Sasa

"jadi lo serius, tapi masa sih Fian mau nganterin lo ke kelas" ucap Indi

"ya mau lah secarakan gue pacarnya" ucap Sasa

"WHAT" lagi lagi Indi berteriak

"ih lo mah ngeselin teriak mulu" ucap Sasa

"lo serius pacaran sama Fian, kapan, dimana, ko gue gak tau sih" ucap Indi

"lo nanya kayak kereta panjang amat, gue serius, barusan, di koridor sekolah, sekarang lo kan tau" ucap Sasa

"lo yakin nerima Fian" tanya Indi

"gue yakin ko, lo kenapa sih" ucap Sasa

"ya gue gak papa ko, gue sih dukung aja asal itu yang terbaik buat lo, semoga langgeng yah" ucap Indi

"thanks, lo emang sahabat terbaik gue" ucap Sasa sambil memeluk Indi

Indi membalas pelukan Sasa, 'tapi kenapa hati gue gak tenang yah lo jadian sama Fian, semoga perasaan gue salah deh, gue cuma mau yang terbaik buat lo Sa, semoga Fian bisa jaga lo dan buat lo bahagia' batin Indi


Stuck The Love Of a BadboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang