...
Natha yang sedang berada di balkon kamarnya merasa perasaannya tidak enak, dia terus kepikiran Sasa
"kenapa perasaan gue jadi gak enak gini, gue ko kepikiran Sasa terus yah" gumam Natha
Natha akhirnya memutuskan untuk pergi ke lantai satu untuk mengambil minum agar dapat menenangkan pikirannya. Namun saat Natha sampai di dapur, dia mendengar suara isak tangis seseorang
"ko gue denger ada yang nangis yah, tapi siapa di sini kan cuma ada gue, apa jangan jangan... Gak gue gak boleh nethink" gumam Natha
Natha memberanikan dirinya untuk menghampiri suara isak tangis tersebut. Saat Natha sampai di taman belakang rumahnya, dia melihat ada seseorang yang sedang duduk di kursi taman, dia mengenali siapa yang tengah duduk di kursi taman itu
"Sasa" ucap Natha
Sasa hanya membalikan badannya menghadap Natha sebentar lalu kembali ke posisinya yang membelakangi Natha.
Natha merasa sangat khawatir saat melihat keadaan Sasa saat itu, dia segera berlari menghampiri Sasa dan duduk di samping Sasa.
"lo kenapa ?" tanya Natha khawatir, namun Sasa tidak menjawab pertanyaan Natha
"apa ini semua gara gara Fian, kalo gitu gue bakalan kasih dia pelajaran" emosi Natha sambil berdiri akan pergi
Namun sebelum Natha pergi Sasa berhasil mencekal lengan Natha agar tidak pergi
"ini semua bukan gara gara Fian ko, gue mau lo ada di samping gue saat gue sedang kayak gini jadi lo jangan pergi yah" ucap Sasa lirih
Natha pun tidak jadi pergi, dia kembali duduk di samping Sasa
"kalo bukan karena Fian terus karena siapa, lo kan tadi abis pergi sama si Fian" ucap Sasa
"A Axel" ucap Sasa
Setelah mengucapkan nama itu Sasa tidak bisa menahan air matanya lagi dia akhirnya menangis di pundak Natha
Sedangkan Natha, tubuhnya menjadi kaku setelah mendengar Sasa mengucapkan nama Axel, tanpa di sadari Natha sudah mengepalkan tangannya
"udah lo tenang aja, gue akan selalu ada buat lo Sa" ucap Natha menenangkan Sasa
"ta tapi hiks kenapa dia hiks datang lagi hiks hiks" ucap Sasa di sela tangisnya
"udah lo jangan nangis lagi, gue bakal pastiin kalo axel gak bakalan deketin lo lagi" ucap Natha mantap
"thanks Tha" ucap Sasa, Natha hanya tersenyum
"yaudah lo sana mandi, bau banget lo kayak belum mandi setahun" ucap Natha
"ih lo mah, gue selalu wangi tau" bela Sasa
"enggak lo tetep BAU" ucap Natha sambil menekankan kata bau
"ih lo ngeselin banget sih" ucap Sasa sambil menyubit tangan Natha
"aww sakit tau" ucap Natha sambil mengusap tangannya yang dicubit Sasa
"hahaa bodo amat" ucap Sasa sambil pergi meninggalkan Natha di taman belakang rumahnya
"gue lebih suka liat lo ketawa daripada lo nangis Sa, semoga besok dan seterusnya lo bakalan bahagia terus" lirih Natha sambil melihat punggung mungil Sasa yang mulai menghilang di balik tembok
¤¤¤
Di sisi lain Fian sedang berada di dalam kamarnya, dia merebahkan dirinya di atas kasur dan memandang langit langit kamarnya
'kenapa hati gue ngerasa sakit saat Sasa cerita masa lalunya sama gue ya, kayaknya gue udah terlalu suka sama dia' batin Fian
'kenapa hati ini selalu ada rasa bersalah gue sama Sasa' batin Fian"apa gue udah terlalu jahat yah sama Sasa, gue gak mau buat dia sakit hati untuk yang ke dua kalinya" gumam Fian
"apa gue batalin aja yah tantangan dari Dion dan Alfin, iya gue harus batalin tantangan itu" gumam Fian lagi
Fian akhirnya bertekad untuk membatalkan tantangan itu, dia melakukan itu karena Sasa. Fian mulai menyukai Sasa tanpa terbebani oleh tantangan yang dia jalani.
Fian meraih handphonenya yang ada di sampingnya
"apa gue telphone Dion buat batalin tuh tantangan yah" ucap Fian sambil membulak balikkan handphonenya
"tapi kalo gue ngomong di telphone kayaknya gak gantle banget, yaudah deh gue bakalan ngomong langsung besok di sekolah" ucap Fian
"demi lo Sa gue rela di ejek habis habisan sama temen gue sendiri karena batalin tuh taruhan" gumam Fian
Entah apa yang dilakukan oleh Sasa hingga membuat seorang Fian menjadi perduli terhadap seorang perempuan
KAMU SEDANG MEMBACA
Stuck The Love Of a Badboy
Ficção AdolescenteSemua orang berhak beranggapan bahwa masa masa SMA adalah masa masa paling indah saat remaja. Namun, di masa masa indah itu tidak selamanya hanya mengandung suka, dibelakang suka pasti ada duka yang menanti perannya. Sebagaimana halnya yang terjadi...