Hari ini kaya pelajaran olahraga sebelumnya kami melakukan pemanasan. Lari keliling lapangan tiga kali.
"Guys tau ga tadi pagi gue cuci mata." Heboh si Tasya.
"Pake apa? Air selokan apa es cendol?" Kata gue asal jeplak.
"Ih lo mah gitu." Kata Tasya merajuk.
"Iya-iya maaf gue kan cuma bercanda. gitu aja marah lu." Kata gue.
"Jadi tadi pagi gue liat kak Dirga naik motor. Sumpah ganteng banget, badanya itu tinggi, jadi cocok banget kalo pake motor yang begituan. Calon pacar idaman banget deh." Cerocos Tasya. Kayanya dia itu fans beratnya kak Dirga deh.
"Biasa aja deh perasaan." Kata gue
"Lo mah gitu biasa aja ntar naksir mampus lo." Kata Tasya
Gue cuma mencebikan bibirku."Kayanya yang paling sering ngeliat sosok kak Dirga itu lo deh sya. Kok gue ga pernah liat sih tu orang." Kata Aca
"Bararti lo itu kurang beruntung." Kata gue di sertai tawa tasya.
Ga kerasa kami udah tiga putaran. Kami bertiga duduk di pinggir lapangan, ga sengaja mataku menangkap sosok yang sedang berada di lantai dua. Ah bukan sosok lebih tepatnya seseorang. Ya itu kak Dirga. Mata kami bertemu, gue mengalihkan pandangan. Waktu gue liat lagi kak Dirga udah ga ada.
Dia ngeliatin gue ah masa sih ga mungkin deh kegeeran duluan kan gue. Siapa tau dia lagi ngeliatin tasya atau aca..
~~~
Dalam ruang hati ini ada kata yang ingin ku ungkap, bersama rasa yang meluap-luap. Namun ku menyadari bahwa diri ini tak pantas bersama mu, tak yakin tuk siap melindungimu. Dirga
Dirga dia sedang berasantai di taman belakang sekolah yang cukup sepi. Mendengarkan lagu sambil memejamkan matanya. Tempat yang pas kalau di sedang ingin menyendiri.
"Sendiri mulu lo." Kata seseorang dari arah belakang Dirga. Dirga sama sekali tidak menggubris.
"Kalo lo suka nyatai perasaan lo. Jangan kaya pengutit gitu. Lo cowo apa banci sih? sampe kapan lo bohongin perasaan lo sendiri." Kata Radit yang sekarang sedang berdiri di hadapan Dirga.
Namanya Raditiya Agam. Satu kelas sama Dirga. Dia itu sahabat Dirga dari kecil. Jadi dia tau semua tentang Dirga.Dirga membuka matanya, berdiri dan meremas kerah baju Radit.
"Lo tau apa tentang gue hah?" Kata Dirga.
"Dirga gue tau lo. Kita sahabatan udah lama. Jadi gue tau apa yang sekarang lo rasain." Kata Radit.
"Urusin urusan lo. Ga usah ikut campur urusan gue." Kata Dirga lalu pergi meninggalkan Radit.
"Dirga!!" Bentak Radit. Dirga pun berhenti.
"Gue harus bilang berapa kali sih ke lo, kalo masalah itu. Itu bukan gue. Itu kerjaan gengnya si Raka. Biar kita tu musuhan." Jelas Radit. Dirga pergi meninggalkan Radit tanpa sepatah kata.
Disisi lain ternyata ada yang sedang memperhatikan mereka berdua.
"Aduh ngomongin apaan sih mereka berdua. Astga kak dirga jalan ke sini lagi." Kata seseorang dari balik dinding sambil membalik badan untuk bersembunyi.
Ya dia Fifi. Tidak sengaja melihat Dirga dan Radit sedang adu mulut. Awalnya dia ingin pergi tapi kaki dan pikirannya tidak saling mendukung.Fifi pun berbalik lagi ingin melihat apa yang akan terjadi selanjutnya. Tapi ada tubuh seseorang yang menghalangi pandangannya.
"Astaga." Fifi terpelonjak kaget. Ia tidak menyangka sekarang Dirga lah yang sedang berada di hadapannya.
Tatapan Dirga seolah-olah meminta penjelasan."Eh.. anu.. em.." Fifi salah tingkah.
Dirga pergi meninggalkan Fifi yang sedang salah tingkah."Dasar cowo dingin banget." Gumam Fifi.
Sebelum Fifi pergi dia melihat Radit. Fifi pun tersenyum kepada Radit, Radit pun membalasnya."Temennya aja ramah kenapa dia cuek macem bebek gitu. Emaknya dulu ngidam apaan sih." Gerutu Fifi.
Sesampainya di kelas.
"Permisi bu maaf lama. Ini absen nya." Kata Fifi sopan sambil memberikan absen kepada ibu. Tadi Fifi di suruh bu Teri mengambil absen di kantor. Tapi dia malah mampir melihat perdebatan antara Dirga dan Radit."Lama amat lo. Kantor guru pindah ke korea?" Tasya
"Iya. Kenapa? Masalah?" Jawab gue
"Idih." Sinis Tasya
"Siapa gaes yang mau pindah ke korea?" Tanya Aca.
"Emak lo." Jawab Tasya dan Fifi bersamaan
"Kampret lo berdua." Jawab Aca sambil cemberut.
Bersambung...
Jangan lupa vote dan commentnya...
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Misterius
Teen FictionDalam ruang hati ini ada kata yang ingin ku ungkap, bersama rasa yang meluap-luap. Namun ku menyadari bahwa diri ini tak pantas bersamamu dan tak yakin tuk siap melindungimu. - Dirgantara Adrian Saputra Kamu itu seperti mimpi, kadang...