Mata fifi tebelalak melihat kedatangn dirga ke rumahnya.

Ini beneran kak dirga? Atau gue mimpi lagi? Ya iya lah fi ini cuma mimpi ngga mungkin kak dirga dateng ke rumah. Mustahil banget sih.

"Aw." Teriak fifi, cubitan dasyat itu menyadarkanya dari lamunan. Ya gimana engga dia nyubit sedikit terua di pelintir.

"Lu ngelamun aja. Itu mulut di kondisiin." Ucap tasya. Fifi pun langsung meutup mulutnya yang dari tadi ia biarkan menganga.

"Sya gue ngga lagi mimpi kan?" Bisik fifi.

"Ya engga lah fi."

Dirga menghampiri fifi.

"Selamat ulang tahun ya fi."

"Eh.. i..iya kak dirga maksih udah mau dateng."

Radit dan azka cuma senyam senyum gaje.

"Maaf saya telat." Ucap dirga

"Engga kok kak lagian acaranya baru di mulai."

"Eh nak dirga dateng." Sapa dewi dari arah belakang.

"Iya tante." Jawab dirga.

"Ayo sini makan dulu. Pasti belum makankan."

"Ngga usah repot-repot tante."

"Engga repot kok. Ayo fifi bantuin mamah."

Dewi memberi kode kepada azka, radit, aca dan tasya. Mereka pun menganggukan kepala paham.

"Ayo, kalian ngga makan?" Tanya fifi.

"Udah lo makan aja kami tadi udah makan kok." Jaaab tasya

"Ya udah gue nganterin kak dirga dulu ya."

Fifi menyusul mamahnya dan dirga.

"Btw kok kak dirga bisa di sini sih?" Tanya tasya.

"Kemaren kakak yang nyuruh." Jawab radit.

"Ohh gitu."

Sesampainya di ruang makan.

"dirga mau makan apa biar tante ambilin."

"Saya ambil sendiri aja tante."

"Ya udah kalo gitu kamu minta aja sama fifi ya tante tinggal dulu."

Ini mamah bisa aja bikin orang mendadak jadi patung.

"Fi?" Panggil dirga.

"Iya kak?"

"Saya mau ngomong bentar boleh."

"Boleh kak. Kita ke taman belakang aja ya."

Mereka pergi ke taman belakang.

"Kakak mau ngomong apa?"

"Saya sudah lama mendam rasa ini ke kamu fi. Tapi saya ngga tau gimana cara ngomongnya. Saya selama ini hanya jadi seorang pengecut, saya egois dengan perasaan saya sendiri. Kali ini saya mau jujur ke kamu."

Mr. MisteriusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang