11

31 3 4
                                    

Bruk..

Dirga melomapat pagar belakang. Biasa kalo udah loncat pagar itu artinya dia telat. Dirga celingukan melihat apakah ada guru yang sedang berjaga.

Tanpa dirga sadari ada yang sedang memperhatikannya dari tadi.

"Kak dirga. Kak dirga ngapain?"

Dirga berbalik.

"Fifi!"

"Kak dirga telat ya?"

"Menurut kamu."

"Oh jadi gini biar ngga ketahuan sama guru. Bisa di coba nih."

"Jangan di contoh."

Fifi cuma melihat dirga sekilas.
Tadi ga sengaja fifi mau ke perpus minjem buku terus dia denger ada suara di pagar belakang.

"Aku bantu ya kakak tunggu sini biar aku lihat ada guru ngga yang jaga di luar."

"Ngga us.." tapi fifi udah ngacir duluan.

Fifi celingukan. Dia rasa cukup aman dan dia pun memberi kode ke dirga supaya mendekat. Entah ada dorongan dari mana dirga mendekati fifi. Mereka berdua melihat situasi di halaman depan.

"Aman kan?"

"Hm"

"Ayo cabut"

Pas mereka mau lari riba-tiba ada yang menarik kerah baju mereka berdua.

"Mau cabut kemana?" Ada suara horror dari arah belakang.

Mereka berdua saling menatap dan menoleh ke belakang dan ternyata bu mirta yang menarik mereka.

"Eh bu mirta. Ngapain di sini? Ngga ngajar bu?" Tanya dirga.

"Saya lagi nyari tikus."

"Ih ibu mah cantik-cantik masa yang di cari tikus." Rayu fifi

"KALIAN BERDUA IKUT IBU KE RUANG BK SEKARANG!!"

"loh ibu ngga mau lanjut cari tikus lagi?" tanya dirga.

"Iya bu saya bantu deh" fifi.

"ngga usah karna ibu udah dapat, dua lagi!"

"Maksud ibu kami tikusnya?"

"ya iyalah ayo cepeten jalan."

Gue kempesin juga nih badan.. gumam fifi pelan

"Fifi barusan kamu ngomong apa?"

Tu kuping kayanya plong banget gue ngomong pelan aja dia denger. Batin fifi.

"Engga bu ini tikus di sebelah saya bau."

"Maksud kamu apaan?" Kata dirga tak terima.

"Makanya kus kalo mau sekolah mandi dulu."

Dirga cuma memeberi tatapan tajam ke fifi.

"Sudah diam. kalian ini ribut aja."

Semua siswa sedang menatap dirga dan fifi.

"Gila tuh cewe berandal amat mau kabur dari sekolah."

"Ihh fifi genit amat sama kak dirga. Gue ngga rela kalo sampe kak dirga deket-deker sama fifi." Kata maya. Dia itu musuh bebuyutan fifi karana dulu mantan maya deketin fifi. Karna maya merasa ngga rela fifi lah yang jadi sasaran buliynya. Tapi fifi selalu menang.

"Iya dulu mantan lo, sekarang kak dirga. Ngelunjak amat tu anak."

"Liat aja entar."

Begitulah gumam anak yang melihat mereka berdua.

~~~

"Kalian ini kenapa sih, Dirga kamu ini juga padahal kamu itu pinter tapi kelakuan kamu kaya gini. Kamu juga kamu mau di cap jadi anak berandal juga sama kaya dirga."

"Pak kalo di SMA ngga ada orang kaya kita. Itu artinya kami bukan lah remaja yang sesungguhnya." Jawab dirga

"Kamu kalo di bilangin jawab terus ya. Sudah sana kalian lari keliling lapangan. Buat dirga 10 buat kamu siapa nama kamu?"

"Fifi pak"

"Ah fifi yang kemaren ngempesin bannya bu ratih? Kamu sekarang cari masalah lagi. Mau saya panggil orang tua kamu?"

"Engga pak saya maunya di hukum aja."

"Aduh kalian ini pusing kepala saya. Ya sudah fifi kamu lari juga sana kaya dirga."

"Makasih pak."

"Udah pak hukaman dia biar saya aja yang jalanin kesian dia cewek."

"Engga pak saya kan salah jadi saya juga harus lari."

"Jangan fi biar saya aja."

"Engga kak ga.."

"ALAH KALIAN INI KAYA SENETRON AJA. SUDAH SANA!!"

Meraka pun lari keliling lapangan dan di soraki teman-teman yang sedang menyaksikan mereka lari.

"Wihh dirgaa.."

"Cie-ciee..."

"Udah pacaran aja! Satunya cantik satunya ganteng."

"Iya cocok."

"Iya iya."

Begitulah sorakan dari teman-teman mereka.

~~~

"Fifi mana sih kok ngga balik-balik. Jangan-jangan nyasar lagi."

"Ya ampun ca mana mungkin nyasar kelas sama perpus ngga sejauh indo ke korea."

"Di luar rame banget ada apaan sih sya."

"Heh panjul di luar ada apaan?"

"Itu fifi sama kak dirga di hukum suruh lari keliling lapangan."

"HAH YANG BENER LO?"

"Ayo sya kita liat."

Mereka berlari keluar mereka melihat dari lantai atas.

"Wah fifi menang banyak nih."

"Aduh mau juga gue ca. Romantis banget." Iri tasya.

"Siapa yang romantis sya?"

"Bodo ah ca."

~~~

"Udah kamu duduk aja biar saya yang lantujutin."

"Ngga usah, kan aku udah bilang aku ngga mau liat kakak sendirian."

Tanpa di sangka Dirga tersenyum.

"wah kak dirga senyum ya."

"Engga."

"Ngaku aja kenapa?" Sambil nyenggol lengan dirga.

"Aku seneng denger kak dirga bisa ngomong. Aku kira kakak ngga bisa ngomong."

"Kamu kira saya bisu."

Aku cuam tertawa pelan.

~~~~~

Setelah selesai menjalankan hukuman kami balik ke kelas masing-masing.

"Cie fifi." Heboh teman-teman aca.

"Aduh pupus harapan gue buat dapetin lo fi." Ujar arman. Dia anak cowo tapi mulutnya kaya cewe.

"Apaan sih lo jijik gue dengernya."

"Eh panjul beliin gue minum di kantin sana!"

"Du-duitnya?"

"Pake duit lo lah. Kenapa ngga mau? Pelit amat lo. Gue doain kuburan lo sempit mau?"

"Iya.. iya.. gue beliin."
Dia itu panjul. Padahal namanya bukan panjul. Nama aslinya itu riyan, baguskan. Kenapa gue panggil dia panjul, Karna menurut gue nama dia sama muka dia ngga cocok makanya gue panggil panjul. Karna lebih cocok. Dia itu cupu, dan dia yang sering gue suruh-suruh. Maafin hambamu ini ya allah.









Bersambung..
Maaf kalo banyak typonya..
Vote comment jangan lupa..

Mr. MisteriusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang