"Pagi mah pah."

"Loh kamu mau sekolah? Kan kata dokter kamu di suruh isriahat dulu sayang." Omel mamah.

"Cuma gitu doang di suruh istirahat. Ntar kan di sekolah juga ada istrihatnya mah."

"Kamu kalo di bilangin orang tua jawab aja."

"Udah-udah biarin fifi sekolah mah." papah gue berpihak sama gue.

"Tuh papah aja ngizinin."

"Pah fifi itu butuh istirahat."

"Udah lah mah gapapa. Tapi fi kamu janji jangan capek-capek di sekolah. Kalo ada apa-apa telpon papah atau mamah yah."

"Oke pah. Fifi sayang papah." Sambil memeluk papah gue.

"Terus kamu sayangnya sama papah aja sama mamah engga?" Kata mamah iri.

"Iya fifi sayang juga kok sama mamah." gue pun meluk dan nyium mamah gue tercinta.

"Yaudah fifi berangkat ya mah pah. Dah."

"Assalamualaikum." Sambil salim.

"Wa'alaikumsalam. Hati-hati."

"Oke mah."

Gue keluar rumah.

"Pagi pak mamat."

"Pagi non. Udah siapa."

"Udah dong."

"Ya sudah ayo kita cus."

"Sip lah."

Dia itu pak ahmad tapi gue manggilnya pak mamat. Dia juga sama kaya bi ijah. Dia juga gue anggep kaya sahabat gue. Hehe..

~~~~

"Ini sekolah sepi amat. Padahal udah jam 06.38. Pada ngebo semua kaliya. Kecuali gue."

Gue jalan di koridor sekolah. Tiba-tiba ada yang meggang tangan gue. Gue pun kaget terus refleks teriak dan nutupin muka gue pake tangan yang sebelahnya.

"Aaaaaa..." kata gue. Terus gue ngintip dari celah jari gue.

"Astga kak dirga bikin kaget aja." Ternyata yang megang tangan gue kak dirga.

Dia langsung narik tangan gue munuju taman belakang.

"Mau ngapain sih kak?" Ga ada jawaban .

"Oh iya ka sebelumnya makasih ya kakak mau nolongin aku. Aku ga nyang.." gue belum selesai ngomong langsung di potong sama dia.

"Ngga usah ikut campur urusan gue." Katanya.

Gue diem seketika.

Ini orang punya kepribadian ganda apa gimana. Habis nulis surat gitu terus sekarang langsung berubah gini sifatnya.

"Maaf ya kak bukanya aku mau sok deketin kakak, mau ikut campur urusan kakak, aku cuma pengen jadi temen kakak kok. Aku liat kakak sering sendiri. Aku tau kalo sendirian itu ngga enak. Tapi kakak malah kaya gini ke aku. Aku kecewa sama kakak. Orang yang paling di bangga-banggakan di sekolah ternyata sifatnya begini. EGOIS. Pantesan ngga punya temen."
Gue pergi tapi setelah tiga langkah gue berbalik.

"Kurang-kurangin itu bonyoknya. Jangan suka bikin orang khawatir." Kata gue.
Gue pergi ninggalin dia sendiri.

~~~

Fifi masuk ke kelas di sambut aca dan tasya.

"Fi gimana lo kamaren? Gapapakan? Ngga ada yang lukakan?" Tanya tasya.

"Lo sendiri yang bilang kalo itu bukan pameran jadi ngapain orang berantem lo tonton? ngga ngajak-ngajak lagi serakah lo." Kata aca.

"Otak kalo sekolah di bawa ca. Bego aja yang di bawa pinter di tinggal."

"Berisik ah lo berdua."

"Gue jadi penasaran kenapa sampe lo nekat nyamperin kak dirga. Jangan-jangan lo mulai suk..." kata taysa.

"Diem gue lagi pengen sendiri." Kata fifi.
Mereka berdua pun terdiam.

~~~

Sekarang fifi sedang duduk di pinggir lapangan sambil melamun. Ia ingin menenangkan hatinya yang masih syok dengan kejadian tadi pagi.

"Ehem.." kata seseoranh yang duduk di samping fifi. Tapi tidak mendapat respon dari fifi.

"Ehemmmm..." fifi menoleh ke sumber suara, melihat lambang kakak kelas di bahu kanan ternyata dia kakak kelas. Fifi pun balik ke posisi awal.

Ini kakak kelas kenapa sih ganggu gue aja..

"Sendirian aja." Tannya laki-laki itu.

Fifi menoleh sambil celingukan memastikan siapa sebenarnya yang di ajak bicara.

"S-saya.." kata fifi kikuk sambil menunjuk dirinya.

"Engga gue lagi ngomong sama angin. Ya sama lo lah." Katanya.

"Oh.." sambil mangut-mangut.

"Lo fifi kan?" tanyanya lagi.

Nih orng tau nama gue dari mana, dia cenayang ya.. gumam fifi dalam hati.

"Ah.. i-iya kak." Jawab fifi.

"Ngga inget sama gue?" Tanyanya.
Fifi mencoba mengingat.

"Ah iya kakak yang kemaren debat sama kak dirga ya di taman belakang sekolah?"

Fifi pun membekap mulutnya sendiri.

Astaga gue keceplosan. Ini mulut suka ngeblong. Kaga bisa di rem..

"Maaf kak kamaren ngga sengaja liat." Kata fifi sambil salah tingkah.

"Haha.. lo tuh ya polos banget. Lagian sengaja liat pun juga gapapa kok."

"Hehe.." nyengir.

"Kenalin gue Raditya januar. Lo panggil Radit aja." Katanya memperkenalkan diri.

"Oh kak radit. Oke kenalin aku Olifia Nadila Putri dipanggil fifi." Kata fifi.

"Iya udah tau." Kata adit

"Oh iya lupa. Tapi kakak tau dari mana nama aku?"

"Ga usah di tanya gue tau dari mana. Semua yang lo ga tau gue tau."

Ternyata orang yang sejenis sama tasya masih ada ya gue kira makhluk kaya dia udah punah. Nih orang cocok banget kali ya kalo gue jodohin sama si tasya...

"Kalo boleh tau kamaren emangnya ngomongin apaan kayanya serius banget? Tanya fifi penasaran.

"Biasa masalah laki-laki. Nanti ada saatnya lo tau."

Fifi cuma mangut-mangut.

Teng.. teng.. teng..

Bel masuk berbunyi.

"Kak aku balik ke kelas duluan ya. Kapan-kapan di sambung lagi ngobrolnya." Kata fifi beranjak dari kursi.

"Fi tunggu minta nomor wa lo dong." Sambil memberikan ponselnya.

Fifi pun mengetik nomor wa nya

"Ini kak."

"Oke maksih."

"Iya sama-sama."

Fifi berbalik hendak meninggalkan radit tapi langkahnya terhenti saat dia melihat sosok dirga yang sedang berdiri tidak jauh darinya. Fifi melihat dirga sekilas tapi fifi langsung mengalihkan pandangnnya dan segera pergi ke kelas.
Radit yang menyaksikan hal itu cuma tersenyum.







Bersambung...
Jangan lupa vote and commentnya...

Mr. MisteriusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang