"ACA TASYA TUNGGUIN GUE!!" Teriak fifi dari depan pagar sambil berlari menghampiri aca dan tasya.
"Kagak usah teriak-teriak juga kali gue belum budek."
"Oh belum budek. Kenapa gue terika gue kira lo udah budek."
"Bangke lo."
"Iya malu tau di liatin yang lain."
"Kalo ngga teriak berasa ada yang hilang-hilang ngga enak gimana gitu."
"Ngomong apaan sih lo."
Aca cuma melongo kaya orang cengo.
Mereka jalan di koridor sekolah."Udah ngerjain pr biologi belum?"
"Ya udah lah. Gini-gini gue kalo sama tugas selalu ngerjain."
"Oh ya masa. Kayanya lo ngumpul tugas bisa di hitung pake jari deh fi."
"Gue yang belum bikin aja santai." Dengan bangganya aca ngomong kek gitu.
"Bodo."
Tiba-tiba dari arah belakang..
"FIFI!!'"
Suara itu menggelegar di koridor sekolah. Bikin merinding semua siswa siswi yang mendengarnya. Semua mata tertuju ke ibu ratih.
"Gila itu bu ratih pasti mau ngehukum lo deh. Gara-gara lo ngempesin banya kemaren ." Kata tasya.
Ibu ratih semakin dekat.
"Ibu nyariin saya?"
"KAMU KAN YANG KEMAREN NGEMPESIN BAN MOBIL SAYA?"
"Ibu tau dari mana? Ibu bisa ngeramal ya?"
"SEKARANG JUGA KAMU IKUT IBU KE RUANG BK!!"
"HAH!!." Ujar aca keceplosan.
"Ta-tapi bu"
"NGGA PAKE TAPI TAPIAN."
"Fi gimana fi?"
"Kalian ke kelas aja doain gue supaya gue kuat menghadapi ini semua temen-teman."
"NGGA USAH SOK DRAMATIS KAMU CEPETAN JALAN!!"
"Iya iya sabar kali bu."
"Fifi semangatt bay fi gue bakalan nungguin lo di kelas fi."
"Sudah kalian berdua balik ke kelas. Yang lain juga masuk ke kelas."
Murid-murid yang lain pun langsung terpontang-panting masuk ke kelas masing-masing.
Aca dan tasya juga langsung lari ke kelas.
Sesampainya di ruang bk.
"Fifi kenapa kamu ngempesin ban mobil ibu ratih?"
"ngga papa pak saya cuma iseng."
"Apa kamu bilang cuma iseng?"
"Fi kamu itu cewek. Jaga lah kelakuan kamu. Kamu mau jadi berandalan kaya kakak kelas kamu. Ini peringatan pertama buat kamu sampe kamu ada masalah lagi, bapak akan ngasih kamu surat teguran dan memanggil orang tua kamu. Paham kamu."
"Iya pak saya paham. Saya boleh balik ke kalas pak?"
"enak aja. Kamu lari keliling lapangan 3 kali baru boleh masuk kelas." Oceh bu ratih.
"Iya bu. Sekarang?"
"YA IYALAH!!"
~~~
Sudah 3 kali keliling lapangan fifi pun duduk di pinggir lapangan sambil mengatur nafasnya.
"Nih minum."
Fifi menoleh."Eh kak radit. Makasih."
Semenjak pertemuan mereka kamaren. Sekarang fifi dan radit semakin akrab. Akrab sebagai adik dan kakak ngga lebih.
"Kamu itu ya seneng banget di hukum. Hobi apa gimana?"
"Hehehe.. ngga tau kenapa kalo di hukum itu ada kebahagian tersendiri kak. Coba deh kakak cobain sekali-kali."
"Kamu ini bisa aja. Kakak mah sudah sering dulu. Tapi semenjak ngga ada temenya yang nagajakin cari masalah, kakak stop dulu deh."
Pasti yang tukang ngajakin cari masalah kak dirga. Batin fifi dalam hati.
"Woy bro." Panggil seseorang ke radit.
"Woy."
"Ngapain lo? Ini siapa pacar lo?"
"Bukan dia yang gue ceritain ke lo."
"Ohh.. kenalin gue Azka abraham. Di panggil azka. Temennya radit temennya dirga juga." ujarnya memperkenalkan diri ke fifi.
Kak azka itu jarang muncul karna dia itu ketua basket jadi jarang bareng sama kak radit. Nah dia itu kakak kelas yang paling ganteng nomor 3 kalo yang nomor 2 itu kak radit kata tasya.
"Fifi." Sambil senyum.
"Ah iya kakak cabut dulu ya. Ada urusan." Kata radit.
"Biasa orang ganteng mah sibuk terus. Hati-hati jangan sendirian di bawah pohon entar ke sambet." Goda azka.
"Hahaha.. oke deh kak."
Tanpa mereka sadari ada seseorang yang lagi ngawasin mereka sambil mengepalkan kedua tangannya.
~~~
Hari ini gue pulang mampir dulu ke toko donat langganan gue. Soalnya di suruh mamah gue. Kalo engga juga gue langsung balik.
Gue lagi nunggu taksi yang tak kunjung datang. Akhirnya gue jalan dulu siapa tau ada di depan. Sampe pada akhirnya gue pulang jalan. Gue masuk ke gang yang sepi karna itu jalan pintas arah ke rumah gue.
"Dek sendirian aja. Mau abang anter pulang ngga."
Ini om om genit amat sih..
"Engga makasih."
"Ayo lah." Sambil colek-colek tangan gue.
"Om maaf ya saya ngga mau. Lebih baik om pergi atau saya teriakin maling nih."
Dia ngasih kode sama temennya. Gue yang tau kode-kode itu pun langsung lari.
"Tangkep bro."
Tiba-tiba brukk.. sial gue pake jatuh segala.
"Tolongggggg.." ngga pake pikir panjang gue langsung teriak sambil nutup mata tau tau ada keajaiban dunia itu om-om udah kelempar ke arab.
Brukk..
Om om tadi jatuh tersungkur di tanah.
"Beraninya sama cewe. Banci lo."
Gue tekejut saat melihat siapa yang datang. Ternyata kak Dirga. Tunggu kak dirga? Kak dirga nolongin gue? Gue cuma nganga kaya orang cengok.
Perkelahian pun terjadi. Dua om om tadi akhirnya kabur entah kemana."Mingkem." Tegur dirga ke gue.
"Eh.." gue gelagapan sendiri.
"Gapapa?" Tanyanya.
"Engga."
Gue mencoba berdiri tapi gue ngerasain nyeri di bagian lutut.
"Aw... aduh kenapa nih." Pas gue liat lutut gue ternyata sobek dan darahnya mulai becucuran (terlalu berlebihan tu kata-kata)
Astaga.. lutut gue berdarah.. setelah gue liat darah lama-lama semuanya gelap dan gue ngga sadarkan diri.
Bersambung..
Ayo yang penasaran tunggu lanjutanya ya..
Kira-kira dirga bakalan ngapain?..
Jangan lupa vote sama commentnya guys..
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Misterius
Подростковая литератураDalam ruang hati ini ada kata yang ingin ku ungkap, bersama rasa yang meluap-luap. Namun ku menyadari bahwa diri ini tak pantas bersamamu dan tak yakin tuk siap melindungimu. - Dirgantara Adrian Saputra Kamu itu seperti mimpi, kadang...