10 : drama

2.4K 342 35
                                    

"Hyung?" aku aku segera membalikan badan.
"Kau disini rupanya, Namjoon? " balasnya.

"Semua teror dan konflik datang ketika aku mulai debut. Apa aku harus berhenti menjadi seorang artis?" sambungku.

"Aku sungguh tidak tahu harus apa. Tapi rasanya jika kau memintaku untuk membantumu bisa saja aku mengatasinya." ia berusaha meyakinkanku sembari menepuk pundakku pelan.

"Benarkah hyung? Kalau begitu bantu aku untuk bertemu dengan Kim Hyebin. " ucapku mantap.

"Hyebin? " tanyanya heran.

Aneh sekali, ia sama sekali tidak ingat adiknya? Sungguh mencurigakan.

"Kalau begitu bantu aku mencari Jungkook. Ia tidak ada sejak Jimin, Yoongi hyung, dan Hoseok masuk rumah sakit. Ayo hyung. " ajakku.

Ekspresinya tidak tertebak dan sangat tenang. Namun banyak hal ganjil dari gerak-geriknya setelah aku mengajaknya mencari Jungkook.

"Kau segera hubungi Jungkook. Aku akan ke rumah sakit saja. " ucapnya lalu meninggalkanku yang masih membeku di tempat.

Ada satu hal yang semakin membuatku heran sekaligus curiga.

Jin hyung menyimpan pisau lipat di saku celana jeans nya, juga entah ini kebetulan atau tidak baru saja aku akan mencari Jungkook tiba-tiba ia datang.

Apakah ini hanya sebuah kebetulan?

•••

Jungkook

"Kau akan mati membusuk disini. "

Aku seketika meringis ketika teringat kata-kata tersebut lalu melihat kondisi tubuhku yang terasa keram dimana-mana.

Disini, di gang tersembunyi entah dimana yang pasti di bagian ujung gang yang sangat gelap aku terlihat seolah bagaikan sampah karena gang ini cukup kotor.

Bau pesing, amis, bahkan bau yang entah apa itu terasa menusuk hidungku. Aku sangat yakin jika aku akan mati disini.

Gang ini rasanya sangat jauh dari hiruk pikuk orang-orang apalagi kamera pengawas.

Demi apapun aku tidak akan pernah memaafkan perbuatan biadab dari seseorang yang melakukan ini semua. Memang aku bersyukur tidak mati walaupun seseorang menusuk lenganku dengan sebilah pisau lalu memukul kepalaku hingga pingsan, tapi tetap saja aku tidak bisa dengan mudah memaafkannya.

Kini, aku merasa sangat perih karena hujan turun begitu saja membasahi bagian tubuhku yang terluka. Terutama bagian lengan dan telapak tanganku.


Tapi ku rasa sekarang ini adalah hari terakhir untukku. Mungkin hanya sekian jam aku dapat bertahan. Luka di lenganku semakin menganga dengan darah yang tidak berhenti mengalir.

Aku berusaha melepas kemejaku dan menutupi luka namun nyatanya percuma. Luka di telapak tanganku ikut mengeluarkan darah juga.

Aku bingung , takut, sekaligus kesakitan disini.

"Tolong... " suara lirihku bagaikan angin yang berlalu karena tertutupi suara hujan yang turun cukup deras. Hujan juga seolah semakin melukai luka di sekitar tubuhku.

debut | kim namjoon Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang