0 ; zero

2.1K 334 33
                                    

❌❌❌

"Hyunjin!!!"

Pria bernametag Hwang Hyunjin itu berbalik.
Wajah datar tapi tetap mempesona itu, menggambarkan sosok cool dari seorang murid SMA tingkat pertama.

"Hmm"

"Jin, lo tadi dicariin ka Chris. Lo tau kan dia sensitif kalo udah urusan pacar" adu Somi.

"Ck. Repot"

"Lagian lo ngapain sih deket deket Dahyun, udah tau pacarnya galak"

"Gue cuma bantuin dia karna kita sekelompok" ujar Hyunjin santai.

"Emang gatel aja si Dahyun"

Hyunjin menatap Somi aneh.
Untuk apa ia ikut campur urusannya terus.

"Eh lo mau kemana?" tanya Somi ketika Hyunjin hendak pergi.

"Toilet" ujarnya santai kemudian pergi meninggalkan Somi disana.

"Ish ngeselin banget, ga peka banget jadi cowok" umpat Somi kemudian pergi darisana juga.


SKIP!

Hyunjin berjalan menuju lorong, tanpa sadar ia menubruk tubuh seseorang.

Hyunjin menatap orangitu.

"Apa lo liat-liat? Udah nabrak ga minta maaf lagi" ujar orang itu.

"Sorry..." ujar Hyunjin datar.

"Pergi lo sana! Ganggu aja!" usirnya.

Hyunjin pun pergi darisana.
Ia sempat bingung awalnya, mengapa pria berada di depan toilet wanita?
Apa dia pria mesum?
Hyunjin berjalan menjauh tak peduli apapun.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Setelah selesai pelajaran, Hyunjin melangkahkan kakinya di lorong sekolah.

TING!

1 new message...

From : xxx

"Hey Mr.Hwang.
Miss me?
Do you wanna play with me?
I miss you and i want u to help me.
If you won't do that, i will kill you - 🍁"

Hyunjin terdiam.
Gelagatnya seolah mengatakan kalau ia terkejut sekarang.

Kejadian ini tidak boleh terulang lagi.
Tidak lagi.

To : xxx

"Stop it!
Don't do that again!
Enough!
Cukup kakak gue, jangan yg lain!"

Hyunjin berlari menjauhi koridor, menuju keluar sekolah.
Menemui siapa yang memberinya pesan itu.

❌❌❌

Jihyo melangkahkan kakinya menuju gerbang sekolah.

TIN!!

Suara klakson motor membuatnya harus menghentikan langkah kakinya.

Ia menoleh sesaat.

"Balik sama gue?" tanya seseorang yang bertengger di motor.

Jihyo menatap aneh orang itu.
Selalu ada dimanapun Jihyo berada, ia kesal.

"Ayo" ajaknya lagi.

Jihyo akhirnya mau diantar pulang olehnya.
Pria tampan yang digemari banyak wanita, Kim Woojin.

Karna ini sudah sangat amat sore, jadi kebetulan Jihyo juga lelah dan karna ia tak mau pulang naik bus.

"Mana helm gue?" tanya Jihyo sedikit sinis.

"Sini gue pakein" tanpa aba aba lagi, Woojin memakaikan helm ke kepala Jihyo.

Dan mereka pun pergi dari sana.
Menuju rumah masing-masing.


"Terlalu awal buat kalian berdua senyum bahagia kayak gitu. And well, haruskah gue bunuh lo juga Woojin? Karna lo ngehalangin rencana gue buat bunuh Jihyo. Will see"

SKIP!


Seseorang tengah menyeruput minumannya di cafe yang ramai pengunjung.

Sesekali ia melihat arlojinya, menunggu kapan seseorang muncul.

"Sorry telat"

Orang itu berdecak menatap lawan bicaranya.

"Iya gue salah, maaf"

Orang itu tak menghiraukannya, ia sekarang mengeluarkan beberapa lembar foto dan alat perekam.

"Gue mau selesai secepatnya. Orang-orang ini harus mati berurutan dan lo ga boleh bocor sampe semua selesai"

Mata lawan bicaranya membesar seketika.
Ia nampak familiar dengan foto disana.

"Seriously? Ini kan..."

"Gausah banyak protes, gue cuma mau mereka mati. Dan cuma lo yang bisa gue percaya, ngerti?"

"Tapi.. lo belom puas liat kejadian abangnya Hyunjin?"

"Dia cuma salah satu yang ngehalangin gue buat bunuh Hyunjin dan sekarang gaada lagi yang bakal ngehalangin gue. Gaada!"

"Lo bener bener sakit ya"

"Emang! Gue sakit karna mereka semua tertawa diatas kematian keluraga gue!"

"Tapi ga gini caranya.."

"Cuma kayak gini caranya biar gue bisa berenti. Atau... lo mau coba ngehalangin gue?"

"Bukan gitu.."

"Kalo lo coba buat ngehalangin, biar lo yang mati duluan. Gimana?"






-Continued-

Hay hay :))

Maafkan karna update lama, masih adakah yg berminat membaca?

Kalo ada vommentnya oy oy ^^

(1) HELLEVATOR✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang