1 ; Let's Started

1.9K 319 31
                                    

❌❌❌

Sekolah nampaknya ramai dengan hiruk pikuk murid murid.

Sama halnya seperti kelas sebelas, kelasnya Jihyo.

Baru ia melangkah masuk, semua mata sudah memandangnya tak suka.

Dia tak mengerti apa yang salah sebenarnya?

Sempat ia mendengar kalau dia menggoda Woojin agar mengantarnya pulang kerumah.

Padahal Woojin sendiri yang ingin mengantarnya.


"Hyo, lo dicariin tuh" ujar Mina, teman sekelasnya.

"Siapa?" tanya Jihyo.

Mina menunjuk seseorang yang sudah duduk rapi di kursi belakang.

"Eh?" Jihyo terkejut karna yang mencarinya ternyata Chris, siswa populer yang tak pernah bicara dengannya.

"Boleh gue ngomong sama lo sebentar?" tanya Chris.

Jihyo mengangguk kemudian duduk disamping Chris.

"Kenapa?" tanya Jihyo.

"Kemaren lo pulang sekolah sama Woojin?"

"Iya, dia nganterin gue balik"

Kemudian Chris merogoh sakunya dan mengambil ponselnya.
Memperlihatkan sesuatu pada Jihyo.

From : Unknown

"Hello boy. Miss me?
Can i tell u something?

Kim Woojin, your bestfriend.
He's so handsome right?
How if i broken his face?
Sounds like fun haha.
Or maybe just kill him? -🍁

[Sent Photo]"

Jihyo terkejut melihat isi ponsel Chris.
Ia melihat foto Woojin terduduk di kursi dengan mulut yang ditutupi lakban dan tubuh yang terikat.

"Lo bisa jelasin apa ini?" tanya Jihyo pelan.

"Gue sendiri gatau. Tiba-tiba peneror ini ngirim foto ini"

"Kemaren dia emang nganterin gue balik sampe rumah. Tapi abis itu udah, dia pulang dan gue masuk ke rumah" jelas Jihyo.

Chris mengacak rambutnya kasar.
Peneror ini tidak main-main soal ancaman itu.
Tapi ia tak ingin masuk dalam permainan gila yang bahkan bisa berdampak pada sahabatnya sendiri.

"Mau bantu gue?" bisik Chris.

Jihyo menatap Chris.
Kemudian Chris membisikan sesuatu dan Jihyo mengangguk setelahnya.




Dilain sisi ada yang sedang menatap geram keduanya dari jauh.

"Mau nyoba main-main sama gue? Okey fine. Sahabat lo itu bakal mati secepatnya, gue pastiin itu"

-Hellevator-

Woojin membuka matanya perlahan, pandangannya agak kabur akibat terlalu lama pingsan.

Ia menatap sekelilingnya, sedikit remang karna pencahayaan disana hanya menyorot pada dirinya.

Ia berusaha bangkit, namun tangannya tak dapat ia gerakan.
Ia memberontak ketika sadar bahwa tangannya diikat dan mulutnya dibungkam lakban.

"Percuma berontak, lo ga akan bisa kabur"

Woojin mendongak, menatap siapa lawan bicaranya ini.

Seketika matanya terbelalak melihat siapa.

"Kenapa? Kaget ya? Hahaha" tawanya begitu menggema diruangan gelap itu.

Woojin menggeram, seolah ingin menyumpah serapah orang di depannya.

"Denger ya Woojin sayang.. Temen lo itu, ah bukan.. Sahabat lo Chris, udah bikin gue kesel karna mengabaikan ancamam gue.
And then, terpaksa gue pake lo buat ngancem dia"

Woojin menatap tajam orang itu.

"Tapi kayaknya, gue ga butuh lo lagi. Karna nyatanya anceman gue masih dianggap remeh sama dia. Jadi... lebih baik lo mati sekarang!"

Tiba-tiba orang itu mengeluarkan sebuah pisau dapur yang berujung tajam.
Kemudian ia melepaskan lakban dari mulut Woojin.

"Ada kata-kata terakhir sayang? Mungkin... Buat Jihyo hm?"

"DASAR GILA LO! BANGSAT!" Woojin berteriak kesal, ia benar-benar tak habis pikir.

"Hahahahaha, lo baru tau kalo gue gila huh?" orang itu meraih dagu Woojin dan menempelkan ujung pisau ke pipi Woojin.

"Gapunya otak! Lo sakit jiwa hah? Dasar phscyo!"

Orang itu menempelkan ujung pisau semakin erat hingga perlahan cairan merah bening keluar dari pipi Woojin.

"ARRRGHHH!"

"Sakit huh? Percuma punya muka ganteng tapi mulut lo ini macam sampah. Apa perlu gue robek mulut lo juga?"

Woojin tak bisa berkata apapun, rasa perih menyeruak sampai ke ubun-ubun kepalanya.

"Kata" terakhir Kim Woojin?"

Woojin menyeringai sebentar, kemudian mulai mengumpatkan semua kata kata kasar pada orang itu.

Sebelum sesaat, pisau tadi sudah menancap di rahang pipinya.
Tubuh Woojin melemah dan mati ditempat.

Orang itu tertawa puas melihat Woojin sudah menjadi mayat tak berdosa.

"Untuk orang-orang yang bermulut sampah kayak lo, emang pantes mati"

Sesaat setelah itu, orang itu tertawa kencang sembari mencabut pisau yang tadi menancap di pipi Woojin.
Aliran darah yang deras keluar membasahi seluruh tubuh tak bernyawa itu.

Korban pertama, Kim Woojin.

-Continued-

Hoi hoi~

Ada yang udah bisa nebak siapa  yg bunuh Woojin?
Peneror sama pembunuhnya orang yang sama ya.

And if you're liked this story, please vomment♡

(1) HELLEVATOR✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang