7 ; Maple

1.4K 240 27
                                    

-Hellevator-

Oct, 2014

Siang itu suasana rumah sakit benar² dilimbungi tangisan.

Seseorang pergi untuk selama-lamanya.
Meninggal secara tragis.
Dengan luka sayatan di bagian tangan dan leher.
Bahkan luka lebam dibagian kakinya.

"Siapa yang udah ngelakuin ini sama Hyunjae! Jawab mami!"

Hyunjin hanya diam.
Tak bisa menerima kenyataan bahwa kakaknya meninggal secara tragis.

Ia menatap nanar ibunya.
Kemudian menghempaskan tangan ibunya dan lari.

Seragam SMP yang masih melekat di bajunya itu kini bersimbah darah.

Pada jam 12 siang tadi, ia menemukan kakaknya tergeletak dengan bersimbah darah di kamarnya sendiri.

Pelukan terakhir yang bisa ia berikan pada kakaknya, hanya itu.
Serta, sebuah amanat.

"Jaga dia, jangan salahin dia. Jaga dia"

Hanya kata² kakaknya yang selalu terngiang dipikirannya.
Membuat ia tak bisa berkata apapun soal pelaku dari kematian itu.

Hyunjin berlari keluar dari rumah sakit menuju kesebuah rumah pohon.
Tempat ia dan temannya itu pernah menjalin persahabatan.

Namun sia² karna nyatanya sahabatnya tak ada.

"ARGGGHH!!! KENAPA HARUS BANG HYUNJAE!!!"

"LO BISA BUNUH GUE!!!! ARGGGHH!!"

Hyunjin berteriak keras mengeluarkan semua rasa kecewanya terhadap sahabatnya itu.

Ia terduduk lemas di dalam rumah pohon itu.
Menyandarkan bebannya diantara dinding triplek kayu itu.
Sambil menangis.

Menangisi kebodohannya yang tak bisa mencegah ini semua.

Tawa sahabatnya.
Senyum sahabatnya.
Dan pelukannya.

Hyunjin butuh itu semua saat ini.

Namun nyatanya, ia benci semua itu sekarang.
Benci menerima kalau sahabatnya itu lah yang membunuh kakaknya.

*Flashback Off*

Hujan deras membasahi seluruh tubuh Hyunjin.
Dengan langkah gontai ia memasuki kamarnya.

Hari ini tepat 4 tahun kepergian kakaknya.
Ia tak masih ingat betul dengan kata² terakhir kakaknya.

"Jaga dia. Jangan salahin dia. Jaga dia"

Hyunjin tersenyum hambar mengingat itu semua.

"Terus gue harus nyalahin siapa bang? Nyalahin kenyataan kalo lo terlalu sayang sama dia dan pada akhirnya dia sendiri yang bunuh lo?"

"Lo terlalu baik sama dia. Sampe akhirnya lo ga bisa nyalahin dia atas kesalahannya sendiri"

Hyunjin merebahkan tubuhnya ke atas ranjang.
Menatap langit.

Ia mengambil sesuatu dari saku celananya.

Daun maple.

Hyunjin lagi² hanya tersenyum hambar.

"Gue inget waktu kita liburan bareng. Dan nangkep daun ini barengan"

"Dan dengan bodohnya lo nangis karna lo gamau berjodoh sama gue"

"Waktu itu lo sepolos itu ya"

Hyunjin menghela nafasnya kasar.
Detik kemudian air matanya mengalir membasahi pipinya.

(1) HELLEVATOR✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang