6 ; Love Letter

1.4K 247 46
                                    

-Hellevator-

Dua minggu berlalu...

"Gimana? Udah ada kabar soal Dowoon?" tanya Chris.

"Sama sekali nihil. Bahkan nyokapnya nyariin dia. Nyokapnya dateng tadi pagi sambil nangis² nyari anaknya" jelas Mark.

"Gokil sih ni peneror. Kenapa ga langsung dibunuh aja sekalian, biar kelar"

"Sembarangan aja sih kalo ngomong. Mulut dijaga"
Nayeon yang baru datang dari dapur langsung memukul kepala belakang Chris.

Mereka Chris, Mark, Nayeon serta Jihyo sekarang berada dirumah Nayeon.

Tengah mendiskusikan rencana yang sama sekali belum ada hasilnya.

"Kemaren gue udah datengin kerumahnya sih, tapi gaada orang" ujar Jihyo.

"Emang lo tau rumahnya Hyo?" tanya Nayeon.

"Tau. Cuma beda beberapa blok dari rumah gue ka"




[I'M ON A HELLEVATOR🎶]

Dering ponsel Chris berbunyi.

Tit!

"Iya sayang?"

Mendengar kata² yang Chris ucapkan, sudah pasti itu Dahyun yang menelfon.

"Aku lagi dirumah temen"

"..."

"Hmm? Kamu dimana?"

"..."

"Yah sorry, aku lagi ga bisa kemana² sekarang. Anytime ya?"

"..."

"Iya, maaf ya. Anytime we spend out together. I promise"

"..."

"Yes, just you and me"

"..."

"Okay. Take care honey"

"..."

"Hmm. Bye bye"

Tit!

Setelah memutuskan sambungan, Chris kembali duduk tepat disebelah Jihyo.

"Mark, ikut gue sebentar"

Tiba² Nayeon menarik tangan Mark untuk naik ke atas, tepat ke arah balkon kamar Nayeon.
.
.
.
.
.
.
.

Sementara Jihyo dan Chris hanya saling diam dalam kecanggungan.

"Ehm Hyo.."

Chris menoleh ke arah Jihyo.

"Soal di perpustakaan waktu itu, gue..."

"Lupain aja" ujar Jihyo datar, kembali memainkan ponselnya.

Chris mengusap kasar rambutnya.

"Gimana bisa gue lupain kalo gue kepikiran terus!"

Jihyo tersentak kaget mendengar bentakan Chris.

"Jujur aja sejak sebulan lalu kita deket, gue ga bisa lupain muka lo. Lo selalu jadi bayang² tidur gue"

"Lo punya Dahyun. Gue gamau jadi pho, Chris"

Chris lagi² hanya bisa mengusap kasar rambutnya.
Tiba² ia memeluk Jihyo dari samping.

"Kalo gue sayang sama lo gimana? Gue bakal putusin Dahyun kalo lo mau nerima gue" bisik Chris tepat ditelinga Jihyo.

Membuat gadis itu merinding seketika.
Sejujurnya memang Jihyo juga menyukai Chris.
Namun ia tahu diri karna Chris sudah ada yang memiliki.

SKIP!

Sementara itu...

"Ada apaan Nay?"

Nayeon memberikan secarik kertas berwarna merah muda kepada Mark.

Itu sebuah surat.

"Baca"

Mark pun membukanya karena penasaran.

Isi suratnya sebagai berikut.

Oct 2014

Dear : Hwang Hyunjin

Makasih buat semua perjuangan yang kamu lakuin buat aku.

Aku sayang kamu seperti aku sayang kakakmu.

Tapi maaf kalo aku terlalu mengecewakan kamu.

Dan selalu buat kamu sedih.
Dan pada akhirnya kamu membenci aku.

Karna cuma itu jalan keluar yang tepat.
Karna dia terlalu sering ikut campur.

Sekali lagi, maaf :"(

Salam cinta,
🍁


Mark menoleh ke arah Nayeon.
Melihat lambang daun maple itu mengingatkannya kepada..

"Peneror itu, kenal Hyunjin?!"

Nayeon mengangguk mantap.

"Dan lo harus tau.."

"Gue nemuin ini.."

"Jatoh dari tas..."




































.
.
.
.
.
.

"Somi"

-Hellevator-

Mark tengah duduk sendirian di kursinya.
Memikirkan surat itu membuatnya pusing.

'Apa Somi peneror itu? Kalo gitu dia juga yang bunuh Woojin? Gue tau kalo nyokap pernah bikin keluarganya bangkrut.
Tapi dia bukan tipe pendendam'

'Hmm.. Tapi bisa jadi itu kedok aja'

'Tapi kalo kedok kenapa Woojin yang dibunuh? Dan bukannya Dowoon? Dowoon malah ilang sekarang'

'Argh..! Bikin pusing aja'

Tiba² pandangan Mark berubah ke arah luar jendela.
Ia segera menyembunyikan dirinya dan mengintip untuk melihat dua orang diluar.

Samar² ia mendengar percakapan mereka.

"Bego! Kenapa juga lo ilangin!"

"Ya mana gue tau, orang tiba² ilang!"

"Makanya jgn suka ganggu privasi orang! Kepo aja sih!"

"Bodo. Lo urusin dulu tuh pasien amnesia lo. Ntar kalo dia inget semua, kapok"

"Ck. Repot. Cariin dulu barang gue, gausah ngurusin urusan gue"

"Susah sih kalo udah jatuh cinta. Jatuh cinta sama target. Goblok"

"Diem. Gue tampar nih"

"Sssst.. Jangan berisik"

Tiba² suara itu menghilang.
Sontak Mark langsung keluar dari persembunyiannya dan mengintip.

"Sialan. Ilang lagi, siapa lagi mereka" gumam Mark sembari mencari dua orang tersebut.





































"Untung aja lo ga nyeplos apapun. Kalo ga mati kita ketauan"

"Lo sih berisik"

"Udah. Cabut sekarang"





-TBC-


Sudah mulai tercium bau² tercyduk 😂
Udah bisa nebak siapa(͡° ͜ʖ ͡°)

(1) HELLEVATOR✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang